●H a p p y R e a d i n g●
✨🕊✨
Hari Jum'at akhirnya tiba. Hari ini adalah hari dimana Damara akan sah menjadi pendamping hidup Jeffrey secara agama maupun negara. Masing-masing pihak keluarga mereka pun sudah mempersiapkan acara akad ini sesempurna mungkin.
"Ma. Acaranya bakalan lancar-kan?" tanya Damara sembari menggenggam erat tangan Sonya dan Lina bersamaan. Ia menatap kedua wanita paruh baya itu dengan tatapan sayu. Risau dan takut menjadi satu. Rasanya campur aduk.
Sonya tersenyum simpul. "Kamu harus yakin sayang. Ini hari bahagia kamu loh, Ra!" ucap Sonya seraya mengelus pelan rambut Damara yang sudah ditata sempurna.
"Bener. Kamu harus yakin, Ra!" timpal Lina menyemangati.
"Dipanggil kepada pihak mempelai perempuan untuk dapat datang ke tempat."
"Ayo, Ra." Sonya dan Lina langsung menggiring Damara menuju tempat akad. Dan kedatangan mereka langsung disambut hangat.
"Nah, itu mereka!" ucap Biya antusias. Dia bahkan sampai terpana ketika melihat ketiga wanita yang baru saja datang itu.
"Baiklah. Karena mempelai wanitanya sudah berada disini. Mari saja kita mulai acara akad nikah pada hari ini. Jeffrey, kamu siap?" tanya Setyo pada Jeffrey yang malah terdiam melihat Damara disampingnya.
Mendengar itu, Jeffrey langsung gelagapan. "Hm? Siap, Pa!" ucapnya kaku.
"Duh. Mikirin apa sih, Jeff?" Shae menatap Jeffrey tak habis pikir. Damara bahkan ikut tertawa kecil melihatnya.
Setyo langsung menjabat tangan Jeffrey. "Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Jeffrey Wardhana bin Januar Wardhana dengan anak saya yang bernama Damara Kathlyna Bramastya binti Setyo Bramastya dengan mas kawinnya berupa seperangkat alat sholat dan logam mulia seberat empat puluh gram, tunai."
"Saya terima nikahnya dan kawinnya Damara Kathlyna Bramastya binti Setyo Bramastya dengan mas kawinnya yang tersebut, tunai." Jeffrey mengucapkan kabulnya dengan suara lantang.
"Alhamdulillah.. sah." Semua orang langsung berucap syukur setelah selesainya akad nikah Jeffrey dan Damara.
Damara menatap Jeffrey dengan senyuman bahagia seraya menyalami tangan pria yang sudah sah menjadi suaminya sekarang itu.
"Acieee! Yang udah sah ni ye!" goda Biya yang langsung disoraki semua orang. Kecuali, Damara dan Jeffrey yang malah tertawa kecil.
Sementara itu, Arkan, Ardan dan Chani segera mendekati Damara dan Jeffrey. "Mom! Abis ini kita berlima tinggal bareng ya?" tanya Ardan.
"Iya, Dan! Kita berlima bakal tinggal bareng di rumah baru." Jeffrey mengelus lembut kepala Ardan. "Jadi, kalian bertiga bisa main bareng terus deh." sambungnya.
"Yeayyy! Main bareng Chani! Chan! Akhirnya, kita tinggal bareng!" ucap Ardan riang sembari melompat-lompat. Chani mengangguk seraya ikut melompat bersama Ardan.
"Kalau mulai hari ini aku bakal panggil Tante Damara, Mommy juga, bolehkan?" Chani menatap Ardan dan Arkan penuh harap.
Arkan mengangguk. "Bolehlah! Hari ini pun kita bakal manggil Om Jeff, Papa juga! Bolehkan, Chan?" ucapnya.
"Pastinya!" setelah itu, Arkan, Ardan, dan Chani kembali sibuk membicarakan kegiatan yang akan dilakukan nanti di rumah baru. Mereka juga berdiskusi tentang semua hal. Ramai sekali. Navi dan Gaviro--anak Shae bahkan juga diajak bermain oleh ketiga bocah itu.
Hari itu pun dipenuhi dengan senyuman penuh kebahagiaan dari masing-masing mereka.
✨🕊✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Single Mom, Seriously?! [End]
FantasiaSalma adalah seorang mahasiswi fakultas kedokteran asal Bandung yang bercita-cita ingin secepatnya pergi dari rumah. Memang terdengar aneh, tapi itulah kenyataannya. --- "Mama.. aku pengen pergi dari rumah boleh gak?" "Coba bilang sekali lagi, bia...