Sebelum membaca, jangan lupa ramaikan chapter ini dengan vote dan komen kalian, bear❤
●H a p p y R e a d i n g●
✨🕊✨
Jantung Abhi berpacu cepat. "Damara ... kamu kembali?" dia menatap Damara berkaca-kaca. Nada bicaranya kini terdengar gemetar.
Kening Damara berkerut dalam. "Kembali? Maksud Kakak---"
Seolah telah menyadari sesuatu, Damara langsung terdiam kaku. Tatapannya langsung tertuju pada tulisan di pergelangan tangannya. "S-salma? Dia?" Damara menggeleng pelan. Tidak mungkinkan?
Abhi mengangguk cepat dengan air mata mengalir di pipinya. Semua ini terlalu tiba-tiba baginya. "Kakak ngga tahu harus seneng atau engga, Damara. Kamu kembali diwaktu yang salah."
"Selama ini, dia udah yang udah jalanin hidup kamu. Dia bahkan udah ngerawat Arkan dan Ardan sampai sebesar itu. Dia juga ngambil keputusan buat hidup bareng Jeffrey." Abhi mengusap air matanya kasar.
Damara membisu. Ia terdiam seribu bahasa. Tak seharusnya ia kembali lagi. Ia sudah menghancurkan semua hal yang dibangun Salma. Gadis yang mengisi raganya selama dirinya menghilang entah kemana.
Air mata mulai membasahi pipinya. "Kak. Aku ... udah ngehancurin hidup Salma."
Abhi langsung membawa Damara kedalam pelukannya. "Ini bukan salah kamu, Damara. Semua ini hanya tentang takdir." ucap Abhi berusaha menenangkan Damara.
Sementara itu, Jeffrey hanya mematung setelah mendengar setiap kata yang keluar dari lisan kedua objeknya sedari tadi. Pria itu tak berniat menghampiri mereka ataupun pergi dari sana.
Jeffrey mengusak surainya frustasi. Apa yang harus dilakukannya setelah ini? Saat ini, Damara bukanlah orang dinikahinya saat itu. Meskipun mereka berdua dulu satu raga, jiwa mereka tetaplah berbeda.
Kenyataannya, hanya Salma-lah yang bisa membuat hatinya jatuh sedalam-dalamnya. Terdengar berlebihan, tetapi itulah kebenarannya.
"Jadi. Keputusan kamu gimana, Damara? Berpisah dengan Jeffrey seperti prinsip kamu dulu atau tetap bersamanya apapun yang terjadi?" tanya Abhi setelah merasa tangis Damara sedikit mereda karenanya.
Damara menyeka kasar air matanya. "Opsi pertama. Aku pilih itu." Ia menatap Abhi dalam. "Kakak-kan tahu sendiri, cuma ada Mas Fabian dalam hidup aku. Lagipun. Aku dan Jeffrey juga pasti ngga saling mencintai." Damara tersenyum tipis diakhir kalimatnya.
"Dia cuma mencintai Salma. Aku bisa ngerasainnya, Kak."
Merasa cukup dengan semuanya, Jeffrey segera pergi dari sana. Dia harus segera mencari Salma dimanapun. Harus.
✨🕊✨
"Salma. Kamu yakin, nak?"
Sonya menatap Salma khawatir. Rasanya keputusan putrinya itu terlalu terburu-buru. Dia takut beban pikiran Salma malah semakin bertambah di Singapura nantinya. Apalagi, dia dan Jino tak jadi ikut karena Nenek Damara yang sedang sakit keras di Bandung. Tentu saja, Adinata tak bisa sendirian merawat wanita tua itu seorang diri.
Salma mengangguk yakin. "Seratus persen aku yakin kok, Ma." Salma bahkan menunjukkan deretan giginya serta tersenyum lebar.
"Abis drop, kamu langsung mau terbang ke Singapura. Kamu Wonder Woman ya, Sal?" Jino memijit pelipisnya. "Lingga. Jagain adek kamu ini ya. Papa takut dia jadi kelewat aktif disana. Apalagi ini-kan pertama kalinya dia pergi ke luar negeri." Jino mengatakannya dengan wajah serius yang dibuat-buat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Single Mom, Seriously?! [End]
FantasySalma adalah seorang mahasiswi fakultas kedokteran asal Bandung yang bercita-cita ingin secepatnya pergi dari rumah. Memang terdengar aneh, tapi itulah kenyataannya. --- "Mama.. aku pengen pergi dari rumah boleh gak?" "Coba bilang sekali lagi, bia...