●H a p p y R e a d i n g●
✨🕊✨
Jiana mempersilahkan Damara duduk dikursi yang berhadapan dengan Dava. Kemudian, wanita itu menyodorkan surat kontrak pada Damara untuk ditandatangani.
"Ini surat kontraknya nona. Silakan dibaca yang ditandatangani." Tak lupa Jiana juga meminjamkan bolpoin pada Damara.
Damara menandatanganinya dengan tenang. Ia sudah melihat bagaimana seharusnya bentukan tanda tangannya dari berkas-berkas yang tersimpan baik dilemari kamar.
Damara menyerahkan surat kontrak itu kembali pada Jiana. "Mari ikuti saya nona," ajak Jiana. Wanita itu menoleh kearah Dava sebentar. "Saya akan mengantarkan nona Damara keruangan pemotretan dulu. Permisi," ucapnya sambil menekankan kata permisi. Kemudian, Jiana berjalan mendahului Damara.
Ceklek.
"Mari.." Damara mengangguk. Ia mengikuti Jiana dari belakang. Jiana memberitahunya juga bahawa ruang pemotretan berada di lantai empat.
Sampainya disana, keadaan sudah ramai saja. Suara wanita dan pria terdengar saling bersahutan. Semua orang terlihat sangat sibuk.
Jiana menghampiri seorang pria, dan berbincang padanya sebentar. Damara tak tahu apa yang mereka bicarakan, tapi itu semua pasti melibatkan dirinya. Tak lama kemudian, Jiana kembali mendatangi Damara dengan pria yang diajaknya berbicara tadi.
"Damara. Dia bakal jadi manager kamu sampai masa kontrak kamu berakhir," ujar Jiana dengan senyuman simpul terpatri dibibirnya.
Pria tadi membungkuk sekilas. "Saya Keenan. Mohon kerjasamanya." Dia tersenyum tipis menatap Damara.
Damara mengangguk. "Damara," ucapnya seraya membalas senyuman Keenan.
"Kalau gitu, aku pergi dulu! Key, jagain Damara ya!" ujar Jiana sambil mengedipkan sebelah matanya. Setelah itu, barulah Jiana pergi meninggalkan Damara dan Keenan. Damara ternganga menatap kepergian Jiana.
"Key! Bawa Damara--nya keruang make over!" teriakan seorang wanita membuat Damara tersentak.
Keenan tersenyum tipis melihatnya. "Ayo." ajaknya, Damara mengangguk. Gadis itu berjalan mengikuti Keenan.
✨🕊✨
Sesampainya diruang make over, Damara langsung disambut dengan pekikan kecil dan tatapan memuja dari para orang-orang yang saat itu sedang berada disana.
"Damara! Fotbar yuk!"
"Damara! Saranghae.."
"Cantik banget! MasyaAllah.."
"Kau bidadari, jatuh dari surga tepat dihatiku--eaa!"Dan masih banyak lagi. Sekumpulan orang-orang itu lebih terlihat seperti para penggemar Damara sekarang.
Damara tersenyum kikuk. "Hai semua," sapanya dengan tangan melambai pelan.
Sontak sekumpulan orang-orang tadi memekik kegirangan. Ekspresi kaku Damara menjadikan gadis itu seperti anak remaja nan lugu. Dia sungguh imut!
"Imut banget! Aaa!"
"Udah kak! Jangan senyum lagi! Bisa jantungan aku!"
"Gumush sekali!! Pen ngarungin jadinya!""Berhenti. Sekarang, lakuin tugas kalian masing-masing," suara datar Keenan menghentikan pekikan sekumpulan orang-orang itu. Ditambah dengan wajah datarnya, membuat mereka bergegas kembali ke pekerjaan mereka masing-masing.
"Je! Ini Damara--nya, cepet lo make over--in. Gue mau beli minuman sebentar." Keenan memanggil seorang gadis yang sedang membereskan alat-alat kosmetik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Single Mom, Seriously?! [End]
FantasiaSalma adalah seorang mahasiswi fakultas kedokteran asal Bandung yang bercita-cita ingin secepatnya pergi dari rumah. Memang terdengar aneh, tapi itulah kenyataannya. --- "Mama.. aku pengen pergi dari rumah boleh gak?" "Coba bilang sekali lagi, bia...