●H a p p y R e a d i n g●
✨🕊✨
Abhi bergegas turun dari mobilnya. Dia berjalan cepat menghampiri Damara dan langsung menerjangnya dengan dekapan erat.
"Maaf. Maafin Kakak, Ra." Abhi berucap lirih.
Damara terdiam. Ia tak merespon ucapan Abhi. Semua yang terjadi secara tiba-tiba ini, membuat otaknya tak bisa langsung mencernanya dengan baik.
"Damara." Abhi membalikkan tubuh Damara. Sorot matanya memancarkan kerinduan mendalam dalam dirinya. Selain itu, raut penyesalan juga terpampang jelas diwajah Abhi.
Damara masih tetap tak menjawab. Ia tetap mematung seakan tuli dengan segala ucapan Abhi. Hingga membuat Abhi yang melihatnya semakin menyesali perbuatannya dahulu.
"Kak!" Damara tersentak mendengar panggilan Adinata itu. Ia melepaskan kedua tangan Abhi di bahunya dan memilih berjalan mendekati Adinata bersama Arkan serta Ardan yang sudah berada tak jauh darinya. Dan sebisa mungkin, ia juga mengalihkan pandangannya dari si kembar.
Melihat Arkan dan Ardan yang berada disana pula, membuat Abhi ikut mendekati mereka. Bagaimana pun caranya, dia harus bisa berbicara dengan Damara.
"Ra. Kita harus bicara. Kakak mohon."
Mendengar panggilan Abhi pada Damara membuat Arkan dan Ardan tertegun.
"Kak." Adinata yang sedang memperhatikan adegan didepannya, menunduk untuk melihat Arkan yang memanggilnya sembari menarik pelan kardigannya.
"Iya, kenapa?" tanya Adinata seraya mengangkat satu alisnya.
"Kakak--"
"Oke. Tapi, cuma berdua. Biar anak-anak, Adinata yang jaga. Gimana, Kak?" Damara menatap Abhi meminta persetujuannya. Mendengarnya, Abhi langsung mengangguk cepat. "Na. Tolong jagain mereka bentar ya? Ajak mereka jalan-jalan aja." ucap Damara seraya tersenyum tipis pada Adinata serta si kembar.
Kemudian, Damara berjalan mendekati Arkan dan Ardan. Ia lalu menyamakan tingginya dengan mereka sambil menatapnya hangat. "Hai! Kalian apa kabar?" Damara menurunkan maskernya, lalu mengedipkan mata kanannya dan tersenyum manis.
"Mommy!" Arkan dan Ardan sontak langsung memeluk Damara penuh sayang. Kedua bocah itu menyalurkan segala kerinduannya pada Damara lewat dekapan mereka.
"Maafin kita, Mom. Kita udah jahat sama Mommy. Hiks.. hiks.." Ardan tetiba saja terisak setelah mengatakan isi hatinya.
"I-iya, Mom.. Maafin kita." ucap Arkan menimpali.
Damara tersenyum haru didalam pelukan itu. "Iya.. Mommy maafin kok." sahut Damara sembari mengelus lembut surai Arkan dan Ardan.
Setelahnya, Damara melepaskan pelukannya. "Yaudah. Kalo gitu, Mommy mau ngomong sama Uncle sebentar. Kalian berdua main sama Kak Nata dulu. Mau-kan?" Damara melirik Adinata yang melambaikan tangan canggung padanya.
"Oke, Mom! Tapi, Mommy janji ngga bakal pergi lagi-kan?" ujar Ardan setuju.
"Emangnya kalian masih mau, kalau Tante jadi Mommy kalian lagi?" gurau Damara sambil tersenyum menggoda pada Ardan.
Arkan merungut jengkel. "Siapapun Mommy sebenernya. Menurut kita, Mommy itu tetap Mommy kesayangan kita berdua," tegasnya yang langsung diangguki Ardan.
Ucapan bocah itu membuat Abhi dan Adinata tersentuh. "Uncle juga setuju." lirih Abhi sambil tersenyum getir pada Damara yang tengah membelakanginya. Sungguh. Ia jadi semakin menyesali perbuatannya dulu.
![](https://img.wattpad.com/cover/288287718-288-k830678.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Single Mom, Seriously?! [End]
FantasíaSalma adalah seorang mahasiswi fakultas kedokteran asal Bandung yang bercita-cita ingin secepatnya pergi dari rumah. Memang terdengar aneh, tapi itulah kenyataannya. --- "Mama.. aku pengen pergi dari rumah boleh gak?" "Coba bilang sekali lagi, bia...