Epilog:-🕊

13K 701 15
                                    

●H a p p y   R e a d i n g●

✨🕊✨

Hanya untuk mendapatkan alamat Salma dari Adinata, Jeffrey sampai memerlukan waktu berminggu-minggu. Dan hari ini adalah hari yang paling ditunggunya, yang dimana Adinata akan memberitahu keberadaan Salma padanya setelah sekian lama.

Adinata
Kak Salma tinggal bareng sama kakaknya di Singapura. Tepatnya di perumahan xxx. 

Dan kalau Kak Jeff, pengen ketemu dia langsung, Kak Salma ikut kursus pastry di Dazzle Baking Class.

Jadi, coba aja Kakak tunggu dia disana. Palingan dia keluar itu jam 5 sore.

Good luck ya, Kak! :)

Jeffrey tersenyum kecil ketika melihat pesan terakhir yang dikirim Adinata. Rasa percaya dirinya bahkan sampai langsung meningkat drastis. Sungguh keajaiban!

"Kak. Kakak jadi pergi nyusul Kak Salma?" Biya tiba-tiba datang ke kamar Jeffrey dengan raut wajah cemas.

Jeffrey sudah menceritakan semua hal ini pada Biya. Dia rasa, hanya Biya-lah yang dapat membantunya saat itu. Dan ternyata benar saja, Biya sangat-sangat berguna saat itu.

"Iya, Bi. Kakak bakal pergi hari ini. Adinata juga udah ngasih alamat Salma di Singapura." Jeffrey tersenyum sumringah. Biya bahkan sampai melongo melihat ekspresi Jeffrey saat ini. Jika bisa diilustrasikan, wajah Jeffrey itu bersinar terang bak disinari cahaya ilahi. Duh.

"Btw, aku boleh ikut ngga, Kak? Please." tanya Biya memelas.

Jeffrey menggeleng. Takutnya, Biya malah akan menganggu pertemuannya dengan Salma nantinya. "Ngga." ucapnya singkat.

Jeffrey bergegas membereskan barang-barang yang akan dibawanya, membiarkan Biya yang tengah menatapnya melas dengan tangan terkatup didada. "Ayolah, Kak! Aku mau ikut!" ucap Biya tetap kukuh ingin pergi bersama Jeffrey.

"Bi. Tolong ngertiin Kakak lo ini ya?" Jeffrey segera keluar kamar dengan kopernya, dan disusul Biya dibelakangnya yang masih merengek ingin ikut bersamanya.

"Jeff? Kamu mau kemana, nak?" suara Miranda menghentikan langkah Jeffrey.

"Kak Jeff ada proyek di Singapura, Bun." Biya dengan cepat langsung menjawab pertanyaan Miranda. Gadis itu tahu Jeffrey pasti akan langsung kelabakan dengan pertanyaan Miranda padanya karena saat ini pikiran kakaknya itu hanya tertuju pada Salma.

Miranda berohria. "Oiya! Kalo gitu, ajak Damara juga, Jeff. Sekalian honeymoon!" kata Miranda riang.

Biya menggeleng cepat. "Jangan, Bun! Kak Jeff pasti sibuk disana. Takutnya, Kak Damara malah dikacangin sama dia nantinya." Biya berusaha mencari alasan yang masuk akal agar Miranda percaya pada ucapannya.

"Iya, Bun. Takutnya, aku bakal kesusahan bagi waktu buat Damara." Jeffrey ikut menyetujui ucapan Biya.

Miranda tertunduk lesu. "Yaudah deh. Kamu hati-hati ya, Jeff. Bunda do'ain semoga kerjaan kamu lancar disana." Jeffrey langsung menyalami tangan Miranda. Kemudian, kembali bergegas pergi ke luar rumah, dengan Biya yang tetap mengekorinya.

"Oke deh. Aku ngga bakal ikut. Tapi, aku nganterin Kakak aja." Jeffrey langsung mengusak surai Biya dengan senyum manis. Biya memang bisa diandalkan.

Biya bergegas mengeluarkan mobilnya dari dalam garasi. "Masuk, Kak." Jeffrey mengangguk. Dia bergegas masuk ke jok depan, sesudah meletakkan kopernya dibelakang mobil. Setelah itu, Biya mulai menjalankan mobilnya menuju bandara untuk mengantarkan Jeffrey pada cinta pertamanya.

Become a Single Mom, Seriously?! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang