Ekstra Chap. 5:-🕊 [Bracelet Itu ... ]

14.2K 795 43
                                    

●H a p p y   R e a d i n g●

✨🕊✨

Bruk!

"Awh!"

"Eh?! Kamu ngga pa-pa?"

Bocah lelaki yang terjatuh dari sepedanya karena kerikil jalanan itu menatap anak perempuan didepannya dengan pandangan bingung. "Kamu siapa?" tanyanya sembari berusaha bangkit.

"Emm. Aku--"

"Kalau ada orang asing yang nanya-nanya apapun ke kamu. Jangan dijawab. Pokoknya ngga boleh."

"Mending aku obatin kamu dulu." Anak perempuan itu langsung merogoh saku bajunya. Dan mengambil satu plester bergambar miliknya untuk ditempelkan pada lutut anak laki-laki yang terluka akibat terjatuh itu.

"Kata Mama aku, seharusnya luka kamu ini dibersihin dulu. Tapi, karena terdesak, aku langsung tempelin ini aja ya."

Anak laki-laki itu perlahan mengangguk ragu. "Makasih." ucapnya.

"Sama-sama! Kalau gitu, aku pamit dulu ya! Oiya, kamu harus lebih hati-hati kalau naik sepeda lagi!"

Anak perempuan itu tersenyum manis sebelum benar-benar pergi dari sana.

"Tunggu!"

Namun, langkah kecilnya terhenti karena bocah yang baru saja ditolongnya tiba-tiba memanggilnya.

"Kenapa? Kaki kamu masih sakit?"

Anak laki-laki itu menggeleng. "Bukan. A-aku ... cuma mau kasih kamu ini." Dia mengeluarkan sebuah gelang dari kantong celananya dan menyerahkannya pada anak perempuan didepannya itu.

"Eum? Kenapa kamu kasih aku ini?"

Anak laki-laki itu langsung memalingkan wajahnya yang tiba-tiba terasa panas. Semburat merah mulai menjalar di pipinya. "Kamu terima aja. Anggap gelang ini sebagai bentuk pertemanan kita mulai hari ini."

"Dan kalau kita ketemu lagi, aku harap kamu ngga lupa sama aku."

"Karena detik ini, aku juga udah mulai suka sama kamu."

✨🕊✨

"Kemana ilangnya sih?"

Dahi Damara berkerut dalam. Bracelet yang disimpannya baik-baik malah hilang entah kemana. Padahal-kan bracelet itu bukan miliknya. Bagaimana ini?

"Mungkin, Salma tau dimana letaknya. Ah iya! Dia pasti tau!"

Damara langsung mengambil handphone di meja nakas. Setelah menggeser layar, dia beralih menekan icon hijau bergambar telepon di bagian bawah handphone.

"Assalamu'alaikum, Salma. Kamu ada waktu ngga? Kakak mau nanya sesuatu ke kamu."

"Waalaikumsalam, Kak. Ada kok. Kakak mau kita ketemuan dimana?"

"Nanti Kakak share lock deh. Jam empat sore aja ya."

"Sip. Aku tunggu, Kak."

Damara langsung langsung mematikan panggilan setelah mengucapkan salam. Wanita itu bergegas bersiap-siap karena arloji dinding kamarnya sudah menunjukkan pukul tiga lewat tiga puluh menit.

"Semoga aja, Salma tahu dimana letak bracelet itu."

Selama ini, Salma lah yang ada ditubuhnya. Jadi, kemungkinan besar, gadis itu tahu segala seluk-beluk kamarnya dan tentunya tentang keberadaan bracelet itu.

Become a Single Mom, Seriously?! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang