●H a p p y R e a d i n g●
✨🕊✨
"Makasih banyak ya, Key! Kamu udah mau nganterin aku sama anak-anak pulang." Damara tersenyum kecil sambil menatap Keenan melalui kaca mobil yang diturunkan.
Arkan dan Ardan ikut mengangguk. "Iya Om! Makasih banyak-banyak!" ucap mereka serempak. Mereka juga tersenyum lebar hingga mata mereka menyipit lucu.
"Sama-sama. Kalo gitu, saya pamit dulu." Keenan membalas senyuman mereka sebelum melajukan mobil dan keluar dari perkarangan rumah Damara.
"Yuk, kita masuk!" ajak Damara. Sebenarnya, ia ingin menggenggam kedua tangan mungil Arkan dan Ardan. Namun, apa daya jika ditangannya juga ada sebuah kotak yang harus dipegangi.
"Ayo!"
"Assalamu'alaikum!" ucap mereka bersamaan. Setelah menutup pintu kembali, Damara melanjutkan langkahnya. Dia mendekati Arkan dan Ardan yang sedang asik menonton salah satu animasi ciptaan Monsta.
"Nak. Ganti baju dulu yuk? Abis itu baru nonton," ucap Damara dengan nada penuh keibuan.
"Oke Mom!" sahut mereka serentak. Arkan dan Ardan langsung menuruni sofa lalu berjalan cepat, menaiki tangga ke arah kamar.
Sebelum mengikuti si kembar ke kamarnya juga, Damara terlebih dahulu mematikan televisi yang dihidupkan oleh anak-anaknya itu.
"Non. Makan malamnya sudah siap," ujar Mbok Ratna yang tiba-tiba saja sudah berada disamping Damara.
"Iya Mbok. Nanti aku sama anak-anak kesana," balas Damara seraya tersenyum kecil. Mbok Ratna mengangguk, kemudian wanita paruh baya itu pergi meninggalkan Damara.
Setelahnya, dengan langkah lebar, Damara juga menaiki tangga menuju kamarnya. Sampainya dikamar, gadis itu melepaskan headpiece-nya beserta kostum lalu menggantinya dengan kaos putih kebesaran dan celana kulot berwarna cream.
Kemudian, ia menghapus makeupnya dengan micellar water. Damara mengambil karet dimeja lalu mengikat cepol rambutnya agar saat mencuci wajah, anak rambut tak mengusiknya. Setelah itu, baru ia pergi ke kamar mandi.
"Seger banget!" gumamnya saat selesai mencuci wajah. Kemudian, dia meletakkan handuknya di kerangka ranjang, lalu merebahkan diri sambil memejamkan mata.
"Hahh.." Damara menghirup udara dikamarnya dengan perasaan bahagia. Aroma khas dari kamar ini membuatnya tenang. Damara tak tahu pasti apa jenis pengharum ruangan yang digunakan dalam kamar ini. Tapi yang pasti, aromanya itu bisa membuatmu merasa seperti sedang berada di pantai.
Tak sengaja, mata Damara tetiba berhenti di foto pernikahan Damara dan Fabian. Senyuman yang terpancar dari mereka berdua, entah mengapa membuat dadanya merasa sesak.
"Eh? Kenapa gue nangis ya?" gumam Damara heran seraya menyeka air mata yang mulai keluar dari sudut matanya. Damara kembali menatap foto yang terbingkai indah itu dengan senyuman getir.
"Kayaknya Damara lagi kangen sama Fabian." Damara bangun, ia berjalan kearah cermin besar di meja rias. Gadis itu duduk dan meratapi dirinya.
Tok.. tok..
"Mommy! Makan yuk!" suara Arkan dan Ardan yang terdengar riang itu, membuat hati Damara menghangat. Jadi, beginilah rasanya menjadi seorang ibu, pikir Damara.
"Iya! Mommy dateng." Damara berjalan kearah pintu untuk membukakan Arkan dan Ardan.
"Yuk!" ajak Damara. Dia menggenggam kedua tangan anaknya sambil diayun-ayunkan. Dan membawa mereka menuju ruang makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Single Mom, Seriously?! [End]
FantasySalma adalah seorang mahasiswi fakultas kedokteran asal Bandung yang bercita-cita ingin secepatnya pergi dari rumah. Memang terdengar aneh, tapi itulah kenyataannya. --- "Mama.. aku pengen pergi dari rumah boleh gak?" "Coba bilang sekali lagi, bia...