● H a p p y R e a d i n g●
✨🕊✨
Kicauan burung perlahan memasuki pendengaran Salma. Cahaya pun ikut menerobos ke sela-sela bola mata indahnya. Itu semua membuatnya mau tak mau harus membuka paksa matanya.
Gadis itu mengucek matanya yang berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam. Kemudian, ia mendudukkan diri senyaman mungkin.
"E-ehh.. g-gue masih hidup? Seriously?!" gumamnya kaget sekaligus senang. Ia meraba-raba wajahnya dengan hati riang. Dan tanpa ia sadari, segala hal yang dilakukannya membuat dua bocah laki-laki yang sedari tadi duduk disamping ranjangnya menangis.
"Mommy!! hiks.."
"Mommy udah bangun?!"
Salma membola. Gadis itu menatap kedua bocah itu dengan tatapan heran. Anak siapa ini? Ia tidak ingat mempunyai adik kembar.
"Hah? Mommy?" mendengarnya, kedua bocah itu mengangguk semangat walau matanya tetap mengeluarkan air mata.
"Tapi.. aku bukan Mommy kalian," tutur Salma sambil tersenyum canggung. Ia menatap anak kembar itu lekat, seakan mengatakan 'gue bukan emak kalian! jadi berhenti nangis, oke?!'
Namun, mereka malah tambah menangis. Salma jadi gelagapan melihatnya. Ia terlihat seperti penjahat anak-anak sekarang.
"Duh.. mana sih emak mereka!" batin Salma misuh-misuh.
Ceklek.
Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka. Memunculkan sesosok wanita paruh baya. Dia berjalan tergopoh-gopoh menghampiri si dua bocah kembar.
Salma menghela napas lega. "Ini anak Ibu--kan? Syukurlah, akhirnya Ibu cepat datang kemari. Tadi mereka nganggep saya ibunya, padahal bukan. Dan rasanya saya juga gak punya adek kembar," kata Salma penuh syukur.
Sedangkan wanita itu malah menatap cengo Salma. "Non Damara, gak inget mbok?" tanyanya heran sambil menunjuk diri.
Dahi Salma mengernyit. "Damara? Nama aku itu Salma, Bu. Bukan Damara," sanggah gadis itu. "Kayaknya Ibu salah orang deh," lanjutnya sambil tersenyum kecil.
"Non hilang ingatan ya?!" pekik wanita itu, matanya bahkan sampai melebar. "Iya, Nek! Mommy kayaknya hilang ingatan deh!" sahut salah satu bocah kembar berbaju hitam. "Iya betul! Kita panggilin dokter yuk Nek!" timpal si bocah berbaju navy.
Wanita itu mengangguk. Mereka bertiga pun bergegas berjalan keluar ruangan, berniat memanggilkan dokter untuk Salma.
"Aneh banget.." Salma menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terkekeh. "Lagian, Mama mana sih?!" gerutunya kemudian.
Ia heran, karena Mamanya sedari tadi tidak menunjukkan batang hidungnya. Atau jangan-jangan Mamanya itu tak tahu kalau dirinya dirawat disini?! Kalau begitu ... ia harus segera menghubunginya!
Salma mengambil handphone yang terletak di meja nakas. Ia mengerutkan dahi. "Sejak kapan gue ganti hape dah? Ini lagi.. kenapa casingnya warna item? Seinget gue warnanya itu mint," ucap Salma heran. "Bomat dah! Yang penting gue bisa nelpon Mama!" lanjutnya.
Tuttt.. Tuttt..
Maaf nomor yang Anda tuju tidak aktif. Silahkan hubungi nomor yang benar!
"Ishh! Ga aktif dari Hongkong! Orang betul kok ini nomer Mama! Dih, operator sialan, ga becus banget kerja lo! Gue tuntut baru tau rasa!" umpat Salma. Gadis itu bahkan sampai menyumpah serapahi handphone yang sedang berada di dalam genggamannya itu.
Suara Salma ternyata terdengar hingga luar ruangan. Wanita paruh baya dan si dokter sampai terkejut mendengarnya. Sejak kapan Damara Kathlyna yang terkenal lemah lembut, mengumpat?! Beruntung si duo kembar tak mengetahui arti kata-kata itu. Tetapi dari raut wajah mereka, jelas sekali mereka terkejut.
Setelah menetralkan raut wajah seperti semula. Wanita yang memanggil dirinya Mbok itu membuka pintu. Diikuti si kembar dan dokter.
Dokter menghampiri Salma. "Apa yang Nyonya rasakan sekarang?" tanyanya sembari tersenyum ramah. Salma menghela napas. "Saya udah gapapa dok." Salma juga membalas senyuman dokter yang ber-name tag itu Zikra Antonio itu.
"Dokter ngeliat Ibu saya dateng kesini ga?" tanya Salma sambil menatap Zikra penuh harap. Tetapi, dokter muda itu malah menoleh kearah si Mbok.
"Nyonya Lina sedang berada di mansion Non. Tadi beliau sudah datang kemari untuk menjenguk Non Damara. Tapi ... Non belum sadar." Salma kembali mengernyitkan dahinya. Siapa lagi itu Lina? Bukankah nama Mamanya itu Sonya Lestarri?
"Nama Mama aku Sonya, bukan Lina..." lirih Salma. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa daritadi mereka ini seakan-akan menganggap dia itu Damara bukan Salma.
Salma mengambil lagi handphone tadi. Ia ingin membuktikan jika dirinya itu Salma Graciana, putri dari Sonya Lestarri bukan Damara. Gadis itu langsung membuka kamera dan hasilnya..
Damt it! Siapa itu?!
"K-kok?!" Salma meraba-raba wajahnya yang terlihat di kamera. Wajah itu sangat sempurna! Rahang lembut namun tegas, mata bulat, bulu mata lentik, alis tebal, bibir merah delima, hidungnya tak begitu mancung tapi proposional, dan rambut hitam lurus terawat bahkan ada poni tipis yang menutupi dahi.
"S-siapa itu?" Salma menatap mereka, meminta jawaban.
"Itu, Non Damara!" jawab Mbok sambil tersenyum lembut.
"Iyaaa! Mommy hari ini aneh! Masa ga ngenalin diri sendiri?" sungut bocah berbaju navy.
"Betul!! Mommy itu Damara Kathlyna, salah satu model terkenal di Indonesia!" ucap bocah berbaju hitam bangga.
Salma menatap mereka linglung, bak seorang anak yang kehilangan induknya. Gadis itu bertanya-tanya dalam hati.
Sebenarnya apa yang sedang terjadi pada dirinya?!
✨🕊✨
Hi, bear!
Jeje dateng bawa chapter baru nih!
Gimana menurut kalian?? Semoga kalian suka yaa!Segini dulu deh! Jangan lupa vote juga, hehe..
Dadahhhヾ(^-^)ノ
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Single Mom, Seriously?! [End]
FantasiaSalma adalah seorang mahasiswi fakultas kedokteran asal Bandung yang bercita-cita ingin secepatnya pergi dari rumah. Memang terdengar aneh, tapi itulah kenyataannya. --- "Mama.. aku pengen pergi dari rumah boleh gak?" "Coba bilang sekali lagi, bia...