●H a p p y R e a d i n g●
✨🕊✨
"Mommy!"
Setibanya di Bandara Internasional Singapura, Arkan, Ardan dan Chani langsung menyambut Salma dan Damara yang berada disana dengan pelukan hangat. Ketiga bocah itu langsung berlari kencang kearah mereka berdua.
Abhi tersenyum tipis melihatnya. "Sambung di rumah aja pelukannya. Mending kita pulang aja. Uncle cape nih." katanya.
Biya mendelik. "Apaan sih, Kak. Ngerusak suasana aja." Semuanya terkekeh geli mendengar celetuk Biya itu. Kecuali, Abhi tentunya. Ekspresi wajahnya berubah menjadi masam.
Arkan, Ardan dan Chani langsung mengangguk membenarkan ucapan Abhi. "Iya. Kita juga cape nih, Mom." ucap mereka bersamaan.
"Tuh. Mereka aja setuju." Abhi menatap Biya sinis.
Biya melotot kesal. "Dih. Itu cuma kebetulan tau."
"Udah-udah. Mending kita pulang aja sekarang. Kalian bertiga bawa mereka."
Salma, Damara dan Biya membawa para bocil keluar bandara, disusul Abhi, Jeffrey dan Lingga yang membawa koper para anak-anak.
"Jeffrey didepan sama Chani. Arkan, Ardan Damara sama Salma ditengah. Sisanya dibelakang. Setuju?" tanya Lingga ketika mereka semua sudah sampai di parkiran.
Biya berdecak. "Sisanya dibelakang? Berarti aku sama Kak Abhi dong? Ngga mau." Biya menggeleng cepat. Bisa-bisanya Lingga menempatkan dirinya duduk bersama si Uncle nyebelin ini.
Abhi mendelik kesal. "Siapa juga yang mau duduk sama tante-tante rempong kayak kamu." sahut Abhi sinis.
Lingga menghela napas panjang. Dia menatap Biya dan Abhi bergantian."Yaudah. Arkan, kamu dibelakang aja ya. Kamu duduk di tengah-tengah Uncle Abhi sama Tante Bi." putusnya.
Arkan mengangguk. "Iya, Uncle!"
"Oke. Kita berangkat sekarang." Lingga bergegas masuk kedalam jok pengemudi, disusul masing-masing satu per satu dari mereka.
✨🕊✨
"Me gustas tu, gustas tu, sutuduru johahaeyo!"
"Gustas tu, suturu sutu~ru!"
Lagu Me Gustas Tu itu menggema indah didalam mobil. Arkan, Ardan, dan Chani sampai super antusias saat menyanyikannya. Bahkan, Biya pun juga ikut melantunkannya.
"Arkan, Ardan, Chani sama Kakak mau makan apa?" tanya Damara sambil melihat-lihat kedai yang berjejeran di luar jendela.
"Ayam geprek ada ngga?"
Biya mendengus. "Mana ada ayam geprek disini. Ngawur banget."
Mendengar itu, Abhi langsung melirik sinis Biya. Gadis ini benar-benar menyebalkan. "Nyahut mulu." Ada masalah apa sih dia dengan dirinya ini?
Salma menengok ke belakang. Ia terkekeh kecil melihat perdebatan kecil Abhi dan Biya itu. "Biar aku aja yang bikin, Kak. Aku pernah bikinnya sama Mama." ucap Salma menawarkan.
Abhi langsung menatap Salma berbinar-binar. "Beneran, Sal?! Kamu mau bikinin Kakak, ayam geprek nih?" ulang Abhi tak menyangka.
"Iya! Lagipun, bikinnya gampang kok. Bahan-bahannya juga udah ada di kulkas rumah." balas Salma sembari tersenyum kecil.
"Mom! Aku juga mau!"
Salma mengernyit. "Loh, Dan? Kamu suka pedes?" tanyanya sembari tertawa kecil. Mana mungkin Ardan menyukai pedas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Single Mom, Seriously?! [End]
FantasySalma adalah seorang mahasiswi fakultas kedokteran asal Bandung yang bercita-cita ingin secepatnya pergi dari rumah. Memang terdengar aneh, tapi itulah kenyataannya. --- "Mama.. aku pengen pergi dari rumah boleh gak?" "Coba bilang sekali lagi, bia...