Chap. 5:-🕊 [Tawaran Jadi Brand--Ambassador?]

35.9K 3K 12
                                    

●H a p p y   R e a d i n g●

✨🕊✨

Damara sudah pulang dari mansion Ibunya sejak tadi. Dan sekarang ia sedang bersantai dikamar sembari memainkan handphone. Namun, lama-kelamaan gadis itu akhirnya merasa bosan.

"Duh.. enaknya ngapain ya?" gumamnya bingung.

Ting!

Bunyi notifikasi yang tiba-tiba itu mengagetkan Damara. Ia merenggut kesal sambil menatap handphone--nya. Siapa sih orang iseng yang mengiriminya sesuatu malam-malam seperti ini? Pikirnya.

Setelah membuka dan membaca pesan berbentuk email itu, Damara langsung membola. "J-jadi brand--ambassador?! Jinjaa?!" pekiknya tak percaya. Damara kembali membacanya berulang kali.

Tapi sebentar.. sepertinya ini memang kenyataan deh. Dirinya--kan sekarang itu Damara Kathlyna. Seorang model terkenal di Indonesia bahkan mungkin hingga mancanegara. Ah! Bisa-bisanya ia melupakan hal sepenting ini.

Damara menegang. "Besok? Apa?! G-gue disuruh kesananya b-besok?!" ucap Damara usai membaca hari dan tanggal, ia harus datang kesana.

"Clover Entertainment? Perusahaan apaan tuh? Kok gue baru pernah denger ya?" ujar Damara. Dahinya terkerut memikirkan itu.

Walaupun jiwanya terlempar kedalam tubuh Damara. Tempat dan negara yang ditinggali nya masih tetap sama. Tapi sungguh! Seumur hidup Damara juga baru pertama kalinya mendengar perusahaan seperti itu. Bahkan Elm Elementary School, nama sekolah Arkan dan Ardan pun juga.

Damara berpikir sebentar. "Oiya! Gue kan juga pernah jadi model." ucapnya riang.

Waktu itu, Sonya pernah mengajak ke tempat pemotretannya. Kalian tahu? Sonya itu juga seorang model loh. Sungguh kesamaan yang tak terduga.

Karena ada salah satu model yang tak datang, Sonya merekomendasikan dirinya untuk menggantikan. Dan semua berjalan lancar..

Ia bahkan hampir didapuk menjadi model tambahan jika Sonya tak berhasil menghentikannya. Sonya ingin anaknya itu hanya fokus pada kuliahnya saja. Ayahnya, Jino pun juga berkata begitu.

"Mudah-mudahan, keberuntungan ada dipihak gue besok!" harap Damara.

✨🕊✨

Esoknya, Damara sudah selesai bersiap-siap. Gadis itu kali ini mengenakan blazer krem dengan celana seiras. Ia juga memakai jam tangan dan kalung simple sebagai aksesorisnya. Sneakers putih menjadi andalannya kali ini.

Damara mengerai rambutnya dan memoleskan make-up sesimple mungkin, untuk formalitas. Tentu saja hal yang tak boleh dilupakan, yaitu.. masker pastinya!

Hehe..

Ketika turun untuk datang ke meja makan, Damara langsung disuguhi tatapan puppy eyes dari Arkan dan Ardan. Damara tersenyum gemas melihatnya. Ia mengambil tempat duduk tepat didepan Arkan.

"Mommy! Anterin kita ke sekolah dong! Please.." pinta Ardan melas setelah menyiapkan sesendok nasi kedalam mulutnya.

"Iyaaa.. bakal Mommy anterin kok!" ucap Damara mengiyakan.

Tentu saja si kembar gembira mendengarnya. "Yes!" seru mereka serempak.

Damara terkekeh. "Biasanya kalian dianter siapa?" tanyanya. Tetapi setelah tersadar, ia meringis malu mendengar pertanyaannya sendiri. Pertanyaan itu meluncur dari mulutnya dengan sendirinya.

"Sama Pak Didi dong! Mommy lupa lagi ya?" tanya Arkan yang langsung diangguki Ardan. Damara tersenyum kaku sebelum mengiyakannya.

Setelah selesai sarapan, Damara langsung mengantarkan Arkan dan Ardan ke sekolahnya.
Selama diperjalanan, tak banyak yang terjadi. Damara, Arkan dan Ardan hanya menikmati perjalanan mereka yang diiringi dengan alunan musik bergenre ballad.

"Mommy abis ini mau kemana?" tanya Ardan saat mereka sampai didepan gerbang. "Soalnya Mommy keliatan lagi mau pergi ke acara-acara gitu," sambung Arkan sambil menatap Damara dari atas sampai bawah. Perfect!

"Mommy dipilih untuk jadi BA make-up Dan," ucap Damara. "Do'ain Mommy ya nak. Supaya segala urusan Mommy dilancarin.."
sambungnya seraya tersenyum kecil.

"Arkan sama Ardan pasti bakal do'ain Mommy terus kok!" sahut mereka ikut membalas senyuman Damara dengan senyuman lebar.

Huhu.. Damara jadi terhura eh--terharu maksudnya..

Damara menciumi pipi anaknya bergantian. "Kalo gitu, kalian masuk sana," suruhnya. Tetapi, mereka malah menatap Damara lekat. "Mommy.. coba nunduk bentar!" pinta Arkan. Damara mengangguk. Gadis itu langsung menundukkan diri menghadap si kembar.

Cup.

Aish! Mereka tenyata mencium pipi Damara bersamaan. Aww.. sweet sekali!

Damara merona. Gadis itu langsung menutupi muka dengan kedua telapak tangannya. Bisa-bisanya! Arkan dan Ardan membuatnya salting seperti ini! Damara merasa malu sekarang! Pen tenggelam di Antartika rasanya!

"Pipi Mommy merah! Lucu banget!" pekik Arkan dan Ardan gemas. Mereka tak menyangka jika respon yang ditujukan Ibunya akan seperti ini. Kalau begitu, menjahili Damara akan menjadi hobi mereka mulai sekarang.

"Udah.. jangan gitu ih! Mommy malu!" Damara berusaha mengipasi wajahnya yang tiba-tiba terasa panas.

Arkan dan Ardan merenggut kecil. "Yaudah deh.. kita ke kelas dulu ya Mom. Dadah!" mereka pun berjalan menjauhi Damara.

Damara memakai maskernya kembali. Ia memegangi kepalanya sembari tersenyum kecil. "Bisa-bisanya gue salting sama mereka!" Damara hanya bisa kembali meringis mengingat kelakuannya tadi. Ia berjalan kearah mobil dan mengendarainya menuju Clover Entertainment.

Damara akhirnya sampai berkat bantuan google maps. Setelah memarkirkan mobil kemudian ia masuk kedalam gedung dengan tulisan 'Clover Entertainment' terpampang besar di tertempel diatasnya.

"Dengan nona Damara Kathlyna?"

Damara spontan menoleh kearah wanita yang memanggil namanya itu. "Iya, saya sendiri," jawabnya tenang.

"Baiklah. Mari saya antar. Anda sudah ditunggu diruangan." Damara mengangguk lalu berjalan mengikuti langkah wanita itu. Ternyata ruangan yang dimaksudnya terletak dilantai enam.

Ting.

Tak cukup semenit, mereka sudah tiba dilantai enam. Suara derap sepatu hak wanita didepannya, membuat Damara sedikit risih. Wanita itu akhirnya berhenti didepan pintu. Dia mengetuknya sopan.

"Masuk!" Damara sedikit terlonjak mendengar suara berat yang berasal dari dalam ruangan itu.

"Silakan masuk nona. Saya permisi dulu." Wanita itu pergi meninggalkan Damara sendirian disana. Damara menghela napas dalam-dalam. Baru kemudian ia membuka kenop pintu dengan hati-hati.

Ceklek.

Damara tersenyum kikuk menatap kedua insan yang berbeda kelamin didepannya.

Melihat itu, wanita yang berada disamping lelaki yang sedang duduk sembari menatap tajam Damara, angkat bicara. "Ehem. Dengan nona Damara Kathlyna? Betul?" tanyanya sambil tersenyum ramah.

"Iya," jawab Damara ikut membalas senyumannya.

Wanita itu mengangguk. "Perkenalkan, saya Jiana Chou. Sekretaris dari Tuan berwajah datar ini, Dava Raksana." Jiana melirik Dava sinis.

"Apa?" tanya Dava menatap datar Jiana. Jiana yang tak terima ikut menatap Dava tak kalah datar, matanya berkilat marah.

Damara yang melihatnya merasa bingung. Ini gimana cara nge--berentiinnya? Memikirkannya membuat dirinya merasa pusing sendiri.

Jiana yang tersadar, langsung bersikap seperti tadi. "Maafkan kelakuan saya tadi." Jiana membungkukkan diri, meminta maaf.

Itu malah membuat Damara merasa tidak enak. Gadis itu menghampiri Jiana dan membantunya berdiri tegak. "Ga perlu sampai segitunya--kak." Jiana terenyuh mendengarnya. Damara ternyata memang baik hati sesuai beritanya.

✨🕊✨

Hi, bear!
Sesuai janji aku up♡♡
Gimana chapter kali ini??

Btw, jangan lupa vote ya bear! biar aku makin sayang sama kalian (๑˃̵ ᴗ ˂̵)و

Dadahhhh!

Become a Single Mom, Seriously?! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang