V [ telah diedit ]

8.2K 749 133
                                    

kalo masih ada Niki bilang ya, telah diedit itu maksudnya ada perubahan sama alurnya yaa.





Kalian pasti merasa kecewa karna Ayaka dan Noa tidak jadi berciuman, namun justru malah Ayaka senang dan lega. Karna saat kejadian itu, tiba tiba seseorang datang ke gudang untuk meletakkan barang bersamaan dengan saat Noa hendak mencium Ayaka. Noa benar benar kesal saat itu, saat ia bertatapan dengan laki laki itu Noa melayangkan tatapan membunuh membuat laki-laki itu kebingungan.

Benar benar menyeramkan.

Mood buruk nya hingga kini belum selesai, atau ada masalah pribadinya yang muncul juga hingga membuatnya seperti ini? Berhasil lolos di gudang memang sedikit melegakan.

Tapi mengapa malam ini apartemen Ayaka jadi mencekam saat kedatangan Noa malam ini?

Dia sedang tidur di sofa dengan paha Ayaka yang menjadi bantalan diruang tengah, maka dari itu Ayaka lebih takut karna kesempatan untuk lolos sangat kecil. Wajah Noa yang terlihat resah membuat Ayaka sedikit kebingungan. Sepertinya memang ada masalah lain selain masalah gagal ciuman di gudang siang itu.

"Noa? Kenapa?" Ayaka mencoba memberanikan diri untuk bertanya.

Tapi selang beberapa menit tidak ada jawaban dari Noa, membuat nyali Ayaka menciut. Padahal hanya tidak di jawab rasanya seperti Ayaka salah bertanya, tapi mau bagaimana lagi? Ayaka kan memang penakut.

Tiba tiba tangan Noa bergerak mengambil tangan Ayaka dan meletakan di rambut pirangnya.

"Elusin." Lalu matanya terpejam.

Ayaka langsung mengelus rambut Noa, karna takut seperti kejadian di ruang musik terulang lagi. Noa memang tidak membunuhnya, tapi ia takut dengan tatapan tajam yang selalu dilayangkan pria ini, seolah dirinya terasa tercekik karna tatapan nya.

Berkat elusan Ayaka, Noa menjadi lebih releks. Namun saat mengelusi rambut pirang Noa, Ayaka malah salah fokus karna rambut Noa yang sangat halus, padahal rambutnya yang diwarnai biasanya cenderung kusut. Tapi tidak dengan rambut Noa yang sangat halus dan berkilau.

"Rambut kamu halus banget." Ayaka tak sadar karna mengagumi rambut Noa hingga bergumam.

Ayaka masih mengelus rambut Noa, hingga sang empunya kembali membuka mata.

"Aku laper." Ucapnya.

"Mau makan apa? Aku yang masakin."

"Bibir kamu."

Hening dan awkward seketika terjadi bersamaan di ruangan itu, bahkan gerakan Ayaka seketika berhenti. Antara yang Noa terlalu terburu atau Ayaka terlalu bingung untuk ini. Noa merubah posisi nya menjadi duduk dengan cepat kemudian menatapnya.

"Boleh?"

Bukan kah Noa biasanya langsung melakukan nya? Tapi tumben sekali kali ini ia meminta izin?.

Tapi tatapan itu... Sorot mata teduh yang menginginkan bibir nya terlihat berbeda dari biasanya, membuat Ayaka terus merasa canggung dan bingung harus memutuskan apa seperti sedang dihipnotis. Harus kah ia menerimanya? Bukannya berpikir tapi mata Ayaka justru terpaku pada bibir Noa. Setelah beberapa menit berpikir akhirnya Ayaka mengangguk.

Noa yang merasa senang hingga tersenyum simpul itu membawa badan Ayaka berada di pangkuannya, menuntun tangan nya untuk melingkar di lehernya. Lalu menatap satu sama lain, apa ia akan melahap bibir nya dengan kasar seperti waktu itu?.

Wajah Noa mendekat dan Ayaka menutup matanya dengan erat, mencoba bersiap mendapatkan kan perlakuan sedikit kasar namun memabukkan itu. Lantas keduanya saling menutup mata dan mulai menautkan kedua bibirnya.

Noa's Obsession [1] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang