LI

895 76 4
                                    


Noa sungguhan berada disamping Ayaka hingga pagi tanpa tidur, bagaimana ia bisa tidur setelah mendengar kabar itu?? Justru ia semakin penasaran dan ingin memecahkan, tapi disisi lain keberadaan Ayaka pasti akan berbahaya jika Noa lengah sedikit dan Yamura bisa memanfaatkan nya untuk mengambil Ayaka lagi.

Noa fokus pada laptopnya, suara ketikan sengaja ia pelankan agar Ayaka tidak bangun telah terjadi selama 5 jam. Setelah mencari tau siapa dalang di balik terbunuhnya ibu Ayaka, Noa segera menyerahkan pengikutnya untuk mencari Takashi Naomi. Dan kini ia harus mencari tau informasi dari ayahnya sendiri, karena masalahnya berasal dari keduanya bukan hanya dari satu orang saja.

Noa merebahkan tubuhnya pada sandaran kasur sambil menghembuskan nafas, frustasi.

"Kenapa belum tidur?"

Noa menoleh, Ayaka yang tertidur disampingnya kini terbangun. Lalu Ayaka mendekati tubuh Noa dan bersandar di dada bidangnya.

Noa mengelus rambut Ayaka yang berubah menjadi hitam, "ngawasin orang yang lagi aku suruh buat nangkep Takashi Naomi," ucapnya tanpa menyebutkan tentang informasi ayah nya yang sedang ia kulik.

"Aku ngga mau ketemu Takashi Naomi" Ayaka memeluk Noa dengan erat seperti orang yang ketakutan.

"Iya, kamu istirahat aja."

"Noa juga, ini udah jam 4 pagi kalo kamu ngga tidur kamu juga bisa sakit"

"Iya."

Noa merebahkan tubuhnya pada kasur, dan dada bidangnya masih menjadi bantalan untuk Ayaka. Noa meletakkan satu tangannya diatas pinggang Ayaka dan kemudian tidur.






































"Morning" sapa Ayaka yang sebelum menyuapkan makanan ke mulutnya.

"Morning" balas Noa sambil memeluk Ayaka dari samping.

"Aku belum pesen makan buat kamu karna aku pikir kamu masih lama tidurnya, kamu mau makan apa?" Tanya Ayaka.

"Nanti aja"

"Aku mau keluar, kalo kamu disini sendiri ngga papa kan?" tanya Noa.

"Ngga papa, bodyguard yang di depan pintu selalu stay disana pasti aman kok, emangnya kamu mau pergi kemana?" Tanya Ayaka.

"Buat nyelidikin papa, selama ini aku selalu bungkam waktu papa selalu marah dan mukul aku dulu, dan udah waktunya aku tau alasan dibalik papa mukul aku kan?"

"Aku rela dipukul biar papa bisa lega tanpa tau alasan nya, rasanya agak aneh kalo dia kaya gitu karna ibuku meninggal, soalnya orang itu suka tiba tiba tempramental terus balik waras lagi, Papa nggak mungkin kaya gitu, pasti ada sesuatu" Noa mengucapkan semua isi kepalanya yang telah mengganggu nya semalaman.

Ayaka mengangguk pelan, memahami kepedihan yang dialami hidup Noa lalu menangkup pipi Noa dengan kedua tangan nya dengan lembut.

"Bener, sudah saatnya kita tau asal dari semua masalah dan ngelurusin semuanya Noa."

Noa memegang tangan Ayaka yang masih menempel di pipinya, lalu mengecup telapak tangan Ayaka dan membuat dirinya tertawa kecil karena geli.

"Sekarang kamu makan punya ku dulu ya? Kayanya kamu ngga punya waktu banyak" tebak Ayaka.

"Iya, tapi suapin ya?" pinta Noa.

"Okay, ayo buka mulutnya," ucap Ayaka lalu menyuapi Noa.

"You make it hard for me to leave you."

"Hahaha sorry"





























































































"Sudah lama sekali kita tidak bertemu? Rasanya sangat asing padahal kita keluarga" ucap Nishimura Eita ketika keduanya bertemu.

Dua orang itu, sekarang berada di restoran sushi diarea private, jadi hanya ada mereka berdua.

Noa mengangkat cangkir kecil minumnya, "setuju, saya rasa kata keluarga juga tidak pantas untuk kita setelah mama meninggal?" lalu Noa meneguk minumannya.

Eita hanya diam menanggapi pernyataan Noa, lalu berdeham guna melancarkan tenggorokan nya yang tiba tiba serak, "kenapa kamu mengajak saya bertemu? Di Australia lagi, kamu mau ketemu vvip?."

"Jujur dengan saya pa, siapa dia?" ucap Noa tanpa menjawab pertanyaan Eita.

"Siapa yang papa sembunyikan di rumah kita? Dia seumuran dengan Noa."

"Dan kenapa papa jadi sering mukul Noa yang bahkan bukan kesalahan Noa?" tutur Noa berturut turut.

Mulut Eita terbungkam dengan pertanyaan Noa sambil melihat anak itu dengan tatapan kosong, ia pikir selama bertahun tahun anak itu sudah disembunyikan dengan baik. Rupanya anak didepan nya hanya berpura-pura tidak tau selama bertahun tahun, memang gen nya tidak bisa diragukan lagi persis seperti ibunya.

"Kamu sudah tau? Tentang saudara kamu?"

Jawaban Eita seketika membuat Noa diam seribu bahasa dengan kening yang berkerut menunjukan bahwa ia sedang bingung.

"Itu kembaran kamu Noa," ucap Eita sambil menyesap teh di cangkirnya.

"Tapi dia tuna wicara."



























To be continued
🦋 © crxdia

AAAAAAAA ADA CHAST TAMBAHAN NIII

komen lagi oleng ke siapa untuk double up 👉

dan jangan lupa vote yaa, sedih banget yang baca banyak tapi vote nya dikit huhu (⁠╯⁠︵⁠╰⁠,⁠)

Noa's Obsession [1] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang