XXXIII

1.7K 223 59
                                    

⚠️ religion termasuk topik yang sensitif, tapi aku mohon untuk tidak dibawa serius namun jika tersinggung tolong tegur dengan baik dan saya selaku penulis akan langsung menggantinya.













Hari hari yang membosankan tanpa Ayaka dilewati dengan oleh Noa setiap harinya. Jika biasanya saat terbangun ia melihat Ayaka atau berada diposisi memeluk Ayaka, yang ia lihat kini hanya bagian kasur yang kosong.

Jika saat ia mandi Ayaka sudah menyiapkan sarapan untuk nya sedangkan dirinya hanya meminum air dingin, kini Noa juga hanya meminum air dingin tanpa sarapan sebelum beraktivitas seperti kebiasaan Ayaka.

Setiap hari, jam, menit, detik, dan apapun yang ia lakukan pasti teringat Ayaka. Karna ia kembali mengisi dunia hitam putih Noa dengan warna.

Noa menyiapkan buku untuk presentasi hari ini, lalu berangkat menuju kampusnya dengan mobilnya Tesla berwarna putih. Sesampainya disana, Noa langsung masuk karna sudah ditunggu boleh Lucy karena mereka berdua satu kelompok.

Namun saat Noa hendak masuk ke ruang yang biasanya digunakan presentasi, seseorang malah menabrak bahunya dengan keras hingga membuatnya kehilangan keseimbangan, namun sebuah keberuntungan karna tangan panjang Noa mampu menahan bahu perempuan itu agar tidak jatuh.

Perempuan dengan masker hitam yang ia tolong menghadap ke arahnya lalu sedikit membungkuk sambil mengucapkan minta maaf, dan disaat itu iris mata mereka bertemu untuk beberapa saat sebelum perempuan itu pergi dengan terburu buru.

"Her eyes..." Gumam Noa, sambil melihat punggung perempuan itu pergi.

Lalu sebuah panggilan dari Lucy datang, namun Noa tolak dan segera masuk kedalam. Memfokuskan pikiran untuk presentasi tentang karya seni jaman dahulu sebagai topik presentasi nya.

Setelah Lucy selesai menjelaskan giliran Noa yang menjelaskan hingga akhirnya, untung saja Noa bisa memfokuskan pikirannya sebelum buyar karena perempuan tadi.

Iris mata coklatnya mirip dengan Ayaka, membuatnya kembali termenung. Berpikir keras adalah hal yang Noa benci namun selalu ia lakukan selama mencari Ayaka, dan kini ia melakukannya lagi saat bertemu dengan perempuan tadi.

Bahkan setelah presentasi sudah berakhir dan kembali ke kelas, Noa masih melamun hingga tak sadar Lucy datang "Mikirin apa?" Tanya Lucy, lalu mengambil posisi duduk disamping Noa.

"Gak ada" jawab Noa, sambil berpindah posisi seolah ia hanya duduk bosan saja.

"It's very clear that you're lying, just answer" paksa Lucy yang sudah mulai penasaran.

Sahabatnya ini memang pemaksa dan herannya ia tak bisa menolaknya, Noa menghela nafas pendek dan menceritakannya "do you know the girl I bumped into right in front of you?" Tanya Noa, walau sepertinya malas menceritakannya ia sedikit berharap sahabat nya ini tau sesuatu informasi dari perempuan tadi.

"Oh that one? What's wrong?" Jawab Lucy kaget, pasalnya Noa tak pernah bertanya soal perempuan tapi kini ia malah membahasnya.

Noa memutar kedua bola matanya, malas. Selalu saja begitu respon Lucy ketika Noa membahas perempuan, lalu Noa berdiri dan hendak pergi namun badannya ditahan dan dipaksa duduk kembali oleh Lucy.

"Namanya Julie, dia... Kalo ga salah maba tadi kalo gue liatin kaya nganterin barang ke seseorang bisa jadi temen atau kakaknya" jawab Lucy, dengan mode serius.

Tak salah lagi, sahabatnya ini memang tau segala hal tentang kampus ini. Tak seperti dirinya yang enggan mengetahui apapun karna merasa tak penting dengan kehidupan orang lain disekitarnya.

Jadi bisa dibilang Noa sudah satu langkah lebih dekat lagi, apa haruskah ia mencari tau lebih dalam lagi?.

"Dia jurusan seni?" Tanya Noa lagi, berusaha memenuhi kepenasaran nya.

Noa's Obsession [1] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang