XXXVIII

1.5K 195 26
                                    

Kini telah menginjak 5 hari dimana Noa menjadi asisten Narumi, memang mengerjakan seni patung tidak lah mudah karna Noa dan Narumi sempat beberapa kali gagal, mulai dari bagian dada yang retak terlalu lebar dari rencana, jantung buatan Narumi yang mudah retak saat di tempel dan lain sebagainya.

Kini Narumi berada di fase tidak percaya diri dengan kemampuan nya. Di taman dengan pemandangan danau buatan kampus, Narumi diam merenungi akan kemampuan dirinya.

Kalo aku gak bisa di bidang seni, kenapa aku seolah yakin bisa ngelakuin itu?.

Seperti itu salah satunya.

Bahkan ia sampai membandingkan dirinya dengan asisten nya sendiri yang umurnya berselisih dua tahun lebih tua darinya, pria berdarah Jepang sama seperti dirinya bernama Nishimura Noa.

Dari seni patung, ukir, pahat bahkan dengan material besi yang jelas teknik nya sangat berbeda dari yang lain namun ia dapat menguasai nya dan sangat ahli layaknya pro. Namun orang itu sempat berkata padanya lebih menyukai patung untuk mengingat kenangan nya bersama seseorang.

Apapun alasan Noa, Narumi tetap iri padanya. Harus kah ia keluar dan berganti bidang?.

"Lagi lagi sendiri?" Ucap Noa yang datang menemuinya dengan senyum tipis, sembari membawa dua minuman soda di kedua tangan nya.

Noa duduk disamping kiri Narumi dan memberinya minuman soda di tangan kanan nya.

"Yang namanya hidup pasti susah, yang gampang cuma alur cerita fiksi" ucap Noa diselipi candaan dengan senyum khasnya lalu meminum soda nya setelah ia buka.

Narumi membalasnya dengan kekehan, lalu membuka soda pemberian Noa dan meminumnya. Setelah itu menatap soda yang ia tumpu kan di pahanya sejenak lalu menatap Noa, pria yang lebih tua dari nya itu juga tampak lesu setelah beberapa kali percobaan kali ini gagal.

Mungkin ia merasa kesal pada dirinya sendiri karna tak mampu mengerjakan patung milik Narumi dengan sempurna, selain itu ia juga sering murung menatap ponselnya. Saat Narumi sengaja melirik ke arah ponsel Noa, rupanya pria itu sedang melihat fotonya bersama perempuan.

Yang jelas perempuan itu sangat mirip dengannya, sampai akhirnya ia ingat dengan nama perempuan itu karna Noa sempat memanggil nya dengan itu. Ayaka, jujur Narumi saja seperti tak asing dengan nama itu hingga mengecek kontak panggilan apakah ada yang bernama Ayaka karna ia pikir saat sma ia mempunyai teman bernama Ayaka, namun nihil.

"Dan sekarang lo juga ikutan sedih, kenapa?" Tanya Narumi penasaran.

"Jujur entah kenapa, gue ngerasa lo itu dia" setelah mengatakan jawabannya, Noa menoleh menatap Narumi dengan tatapan yang sulit dijelaskan.

Keheningan terjadi setelah Noa menjawab pertanyaan Narumi, keduanya kini sibuk membuka pikiran lewat gerak mata.

"Lo pasti tau cewenya, karna lo pernah liat di handphone gue" ucap Noa kembali, namun badan Narumi malah sedikit menegang rupanya Noa sangat waspada dengan sekitar sehingga ia tau Narumi sempat mengintip ponselnya walau Noa sedang tidak ada.

"Tapi kenapa kak Noa mikir aku itu dia? Mungkin secara kemiripan aku sama dia memang mirip, banget malah sama perempuan yang kaka cari, tapi itu bukan aku kak Noa" jawab Narumi, pasalnya untuk apa ia berbohong karna ia tak mengenal Noa sebelum nya.

Noa menghela nafas dengan senyum kecutnya, "iya aku juga tau kok."

Tapi bukan berarti aku percaya.

Keheningan terjadi diantara mereka, hingga akhirnya Narumi membuka pembicaraan.

"Kak Noa" panggil nya pada Noa

"Kenapa?" Jawab Noa.

"Hm... Besok malem, anak anak pada ngajakin minum di bar niel's itu loh kakak mau ikut ga?" Namun Noa tak langsung menjawab namun mengerutkan dahinya.

Bar niel's adalah milik Daniel, dan Noa tau karna ia sempat kesana atau karna bar itu telah menjadi pilihan anak kampus buat nongkrong bareng.

Lalu Noa menjawab Narumi dengan pertanyaan nya "Bukannya buat kelas kamu doang?."

"Engga, semua orang yang ikut project ini ikut karna mereka pikir butuh refreshing karna udah jenuh. Kak Lucy juga katanya mau ikut" ucap Narumi.

Lucy ikut? Padahal ia tak ikut menjadi bagian pengerjaan patung untuk adik tingkatnya, mengapa ia ikut?.

"Kok Lucy ikut? Kan dia gak jadi asisten atau bagian project ini" Tanya Noa penasaran.

Narumi terkekeh "kak Lucy itu akrab banget sama semua orang termasuk anak kelas aku, makanya dia ditawarin ikut apalagi kak Lucy kuat minum jadi kak Lucy mau aja."

Lucy temannya itu memang gampang mencari teman, ramah, dan easy going. Tak heran meski ini adalah acara milik adik tingkatnya tetapi ia diundang.

"Yaudah aku ikut, mau di jemput?" Tawar Noa.

"Em.. ga usah nanti ketemuan aja kalo udh sampe" ucap Narumi.

"Yaudah kalo gitu"

Keheningan kembali menyelimuti mereka yang sedang melamun menikmati angin sore melihat pantulan air berwarna jingga menandakan hari akan gelap ditambah daun yang gugur yang berterbangan dan berserakan disekitar mereka namun tidak membuat mereka bergerak.

Hingga akhirnya memilih kembali kedalam, lalu pulang sebelum pergi ke niel's bar malam ini sesuai rencana.







To be continued
🦋 © crxdia

maaf jarang update lagiii, selain sibuk sekolah aku juga sibuk pdktin crush rl 😫

edit : nt guys haha

aku belum ada draf buat chapter selanjutnya jadi maaf nunggu lagi, tapi ini worth it ditunggu karna... hihi tunggu aja intinya tentang Ayaka deh

Noa's Obsession [1] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang