XLIV

1.4K 207 60
                                    


Pagi ini, sebuah keluarga dengan dua anggota itu sedang sarapan bersama. Namun hanya satu orang yang terasa canggung setelah mengingat semua kejadian yang terjadi. Amnesia yang ia alami dua tahun kini sudah pulih dan kembali menjadi diri aslinya, Shizimizu Ayaka.

Bukan Okada Narumi.

"Kamu udah sehat?" Tanya Yamura menghilangkan keheningan.

Ayaka mengangguk, "iya tapi aku bakal ambil kuliah sore hari ini" ucap Ayaka.

"Oke kalo gitu, sama Mary?" Tanya Yamura lagi.

Ayaka menggeleng, "sendiri soalnya aku gak ngabarin Mary kuliah sore"

"Oh.."

Ayaka sedari tadi memikirkan cara bertemu Noa, ia terlaku takut karna sikapnya di club terakhir kalinya. Otak Ayaka hanya terisi Noa hingga durasi makan Ayaka jauh lebih lama dari Yamura yang kini sudah selesai.

"Gak suka makanan nya?" Tanya Yamura karna Ayaka belum menyelesaikan makannya.

Ayaka menggelengkan kepalanya, "engga kok, cuma lagi kepikiran aja" ucap Ayaka.

"Mikirin apa?" Tanya Yamura yang makin penasaran apa yang sedang dipikirkan putrinya.

"Patung yang aku kerjain buat projek bulan ini tinggal beberapa hari lagi" alibi Ayaka, yang mengatakannya dengan setengah panik walau cara bicaranya yang tenang.

"Ah.. iya, papa bisa dateng ke pameran nya kan?"

Gawat, bagaimana jika papa bertemu dengan Noa secara tak sengaja disana?.

"Kali ini gak bisa" jawab Ayaka pura pura sedih, "soalnya ini projek bulanan bukan buat pameran" lanjutnya.

Yamura mengangguk paham "Yaudah deh" jawabnya setengah sedih.

"Papa jangan sedih, nanti Rumi kekasih fotonya buat papa" ucap Ayaka mencoba menghibur Yamura.

Yamura terkekeh, lalu mengelus rambut putri tunggalnya. "Iya sayang, makasih ya"

"Sama sama"

"Yaudah papa berangkat sekarang, inget kalo—

"Kalo ada apa apa atau mau sesuatu, hubungin papa dulu jangan orang lain. Aku tau kok paaa, tapi sekarang Rumi lagi ga butuh sesuatu, jadi papa hati hati dijalan aja" jawab Ayaka.

Dengan menyungging senyuman Yamura menjawab. "Yaudah kalo gitu, papa pergi ya" pamitnya.

"Iya"

Yamura beranjak dari kursi lalu mencium kening Ayaka sebelum pergi menuju kantor. Karna Ayaka sama sekali tak nafsu makan, ia memilih beranjak dan meninggalkan makanan nya kemudian masuk kembali ke kamar.

"Ponselnya" gumam Ayaka setelah masuk ke kamar dan mengunci pintu.

Ayaka mengambil ponsel disela kasur tempat dimana ia menyembunyikan ponselnya, Ayaka tiduran dikasur empuk miliknya dan membuka lebih jauh ponsel lamanya.

Banyak sekali pesan pesan dari teman temannya seperti Yuka, Yuri, Matsuko, dan Yoshida.

Namun pesan Noa lebih banyak dari yang lain, hampir seribu pesan yang Noa kirim padanya. Bahkan ada pesan baru yang ia kirim belum lama ini.

Noa

|Ayaka aku kangen kamu
|kita bakal ketemu lagi kan?
|aku gak akan putus asa nyari kamu.

|tadi pas aku mau presentasi aku liat orang yang mirip kamu
|aku pikir kamu tapi bukan, perempuan itu pake masker dan matanya mirip banget sama kamu
|lagi lagi gejala kangen berat melanda lagi

Noa's Obsession [1] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang