XXV

2.5K 341 46
                                    


⚠️ segala hal yang berada di cerita ini hanya fiksi, dimohon tidak membawa cerita dengan serius agar tidak merusak nama baik chast. mohon bantuannya.







"Kamu beneran gakpapa masuk ke dalem sekolah?"

Ayaka bertanya dengan serius namun Noa hanya mengangguk santai sebagai jawabannya. Ketika jam istirahat telah tiba, hari ini Noa dan Ayaka bertemu di depan kelas Ayaka karna Noa yang memintanya.

"Gak papa, lagian kan aku yang punya sekolah." Jawab Noa dengan santai seolah mengingatkan kembali bahwa sekolah adalah miliknya sehingga ia bisa berbuat sesuka hati.

"Emangnya mau ngasih tau apa? Sepenting itu sampe kamu dateng ke sekolah?" Tanya Ayaka penasaran dengan yang ingin Noa bicarakan hingga datang ke sekolah.

"Penting banget, makanya kamu harus ikut aku" jawab Noa tanpa memberitahu jawaban sebenarnya.

"Kemana?"

"Ke lapangan sekolah"

"Yaudah ayo" namun saat hendak berbalik menuju kelapangan, tangan Ayaka ditahan oleh Noa untuk berhenti.

Ia menunjukan sehelai kain merah satin dengan tangan sebelahnya "Tapi tutup mata dulu pake ini."

Ayaka menerima kain itu dan menatapnya kebingungan "harus banget ya ditutup?" Tanya Ayaka sedikit risau.

Noa mengangguk dan tersenyum simpul seperti orang licik yang sedang menyembunyikan sesuatu.

"Tenang aja, gak ada yang bisa nyakitin kamu disini selagi ada aku" satu kalimat Noa langsung bekerja dengan cepat untuk meyakinkan Ayaka dengan sangat mudah.

"Yaudah deh" Ayaka mengikat tali di matanya yang dibantu oleh Noa.

"Kita jalan pelan pelan aja, aku tuntun" tangan Noa merangkul bahu Ayaka dan menuntunnya hingga kelapangan dengan pandangan tak lepas dari Ayaka dan jalan agar tidak menabrak.

Setiap siswa disekolah tak akan menyia-nyiakan pemandangan mengejutkan yang masih terasa asing, dengan rela mereka berhimpitan dipinggir koridor hingga mengintip dari jendela melihat Noa dan Ayaka yang lewat. Noa yang lembut pada Ayaka memang sudah hal yang biasa tetapi jika dalam waktu dekat ia membully seseorang dengan kejam dan kembali dengan sifat lembutnya sekarang, itu sangat gila. Tak jarang mereka bahkan berpikir Noa memiliki kelainan emosi, sehingga berperilaku seperti ini.

Noa terus menuntun Ayaka dengan genggaman lembut di bahunya, seolah tak akan membiarkan Ayaka lepas darinya. Sebuah fakta yang lucu bahwa cinta dapat merubah seseorang yang kejam menjadi lembut seperti Noa adalah hal yang mengesankan, dan hanya seorang Ayaka yang dapat melakukan nya.

Bagaimana dengan Aruma? Sama saja, tak ada yang berubah. Masih dengan Noa yang brengsek tapi ia sangat sayang pada Aruma, memang bukan dengan cara romantis seperti Ayaka, contohnya seperti Noa yang percaya dan mengijinkan Aruma untuk bercampur tangan dalam bisnis nya dan membuatkan nya mobil custom yang terakhir Aruma pakai adalah buatan Noa saat mereka masih pacaran, namun genap satu tahun Noa malah dikhianati oleh Aruma karna itu mereka putus.

Perjalanan mereka akhirnya sampai, lapangan dimana tempat hadiah Ayaka berada. Ditambah seluruh siswa menonton mengelilingi lapangan yang luas itu.

"Udah sampe, mau liat sekarang?" Noa mendekatkan mulutnya ke telinga Ayaka, bertanya.

"Mau!"

"Sini aku bukain"

Kaitan kepala Ayaka dibuka oleh Noa dan menyimpan nya disaku. Saat Ayaka hampir membuka mata suara dua konfeti diledakkan oleh Daniel dan Taki membuatnya berjengit kaget sembari tertawa kecil, begitu juga Noa yang refleks memegang kedua bahu Ayaka.

Noa's Obsession [1] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang