XXII

3K 379 8
                                    

Sekarang Noa sudah ada di apartemen nya, membersihkan luka dan darah yang mengering di sekujur tubuhnya. Ayaka berjengit ngeri saat Noa membuka bajunya dan memperlihatkan luka yang ia dapat dari ayahnya.

"Pasti sakit banget ya?" Tanya Ayaka sembari mengobati luka di punggung nya.

"Enggak, udah biasa" ucap Noa, bahkan saat Ayaka menempelkan salep yang menurutnya perih, Noa justru bersikap biasa saja.

"Udah selesai, tapi jangan tiduran dulu biarin salepnya ngering" ucap Ayaka sembari merapikan p3k yang selalu berguna akhir akhir ini.

"Kamu mau makan sesuatu?" Tanya Ayaka.

"Bibir kamu boleh ga?"

"Aku kangen banget" ucapnya dengan nada memelasnya.

"Bisa banget minta nya!" Protes Ayaka yang hanya dihadiahi tawa oleh kecil oleh Noa.

"Beneran tau" ucap Noa sekali lagi, dengan tatapan teduhnya kali ini.

Ayaka juga tak kuasa menahan, jujur ia juga rindu...

"Tunggu kamu mendingan dulu ya, kan hmp!—

Telat, penolakan nya tidak diterima dan kini bibir mereka sudah menyatu. Setelah sekian lama melewati detik, menit, dan jam yang membuat mereka harus berpisah dengan cara yang menguras emosi dan air mata. Kini dapat bertemu kembali di malam purnama yang indah menyinari malam.

Tautan lembut itu terlepas, keduanya mengambil oksigen dengan rakusnya.

"Kamu serius ngga mau sesuatu?" Tanya Ayaka yang masih khawatir, meskipun Ayaka sering melupakan sarapan ia tak lupa untuk makan.

Berbeda dengan Noa, jika ia benar-benar lupa ia bahkan bisa tidak makan seharian. Dan hanya mengisi perutnya dengan minuman energi untuk bekerja.

"Udah kok, udah kenyang makan bibir kamu" ucapnya disertai senyum jahilnya.

"Dasar"

"Cerita yang tadi... Mau dilanjutin gak?" Tanya Noa yang membuat Ayaka terdiam.

Jam dinding yang berdetak menunjukan jam 3 pagi mengisi keheningan diantara mereka. Ayaka bahkan lupa akan hal itu, mungkin karna Noa sudah disampingnya dan mengetahui dugaan nya benar itu sudah lebih dari cukup.

Apa lagi sudah ada Noa dihadapan nya, ia tak perlu risau Noa akan pergi.

"Besok aja, sekarang udah malem—

"Nanti malah gak bisa tidur?" Sial Noa memang mengetahui semua hal tentang Ayaka. Dimana saat perempuan itu dapat merasakan sulitnya tidur jika otaknya terus bekerja dan memikirkan sesuatu.

"Yaudah deh" setelah mendapat persetujuan, Noa membalas Ayaka dengan elusan rambut.

"Jadi waktu kamu minta aku pergi dari kantin aku mau pergi ke lapangan main bola, tapi Aruma telfon aku dan ngasih foto dia ada disamping mobil aku, buru buru aku dateng dan nemuin dia yang berpenampilan seperti kamu, mulai dari rambut cara berpakaian.

Dia bilang 'aku udah berubah segini jauh, apa kamu bisa kembali buat aku?'

Tentu aku nolak, aku gak mungkin balikan sama orang yang ngekhianatin aku dan merusak hari hari ku. Dia gak terima, dia protes dan semua nya aku bales dengan penolakan."

"Sampe akhirnya dia ngelakuin hal gila dengan cara nyium aku, aku udah berusaha buat lepasin dia tapi gak bisa justru dia malah gigit bibir aku jadi aku bales jambak rambut dia biar bisa lepas, gak peduli sama kulit kepala nya yang merah bahkan rambutnya yang rontok. Dan akhirnya bisa lepas juga.

"Aku marahin dia dan aku tampar dia saking emosinya. Terus aku coba hubungin kamu tapi gak berhasil, aku coba ke kelas kamu dan ketemu sama Matsuko yang mau pulang dia bilang kamu nyari aku sambil bawa birthday cake buat ngerayain ulang tahun aku.

"Akhirnya aku coba datengin kamu di apartemen, rupanya kamu liat semua sampe marah dan ngga mau bukain pintu. Aku khawatir, takut, sedih, waktu kamu nolak aku buat masuk dan jelasin semua sampe aku di seret Security buat keluar"

"Maafin aku ya Ayaka, aku bikin hati kamu sakit" Noa menceritakan semua hingga menangis, Ayaka pun segera memeluknya memposisikan kepala Noa di bahunya.

Membiarkan Noa mengeluarkan tangis yang selama ini membebaninya.

"Maafin aku juga yang gak mau dengerin penjelasan kamu padahal aku udah janji" ucap Ayaka penuh sesal.

Namun Noa menggeleng dan mendongakkan kepalanya setelah menghapus air mata nya "gakpapa, aku ngerti" jawabnya.

"Ngomong ngomong, cake nya masih gak?" Tanya Noa.

Ayaka tersenyum, "masih, mau makan sekarang?" Tawar Ayaka dijawab anggukan semangat.

"Sebentar aku ambil dulu" Ayaka berjalan menuju dapur menghampiri kulkas mengambil birthday cake Noa dengan krim yang mulai mengeras karna sudah lama di kulkas.

"Krim cake nya kayanya udah mulai keras karna dimasukin kulkas" ucap Ayaka sedikit sedih.

"Gak papa kok"

"Eh sebentar" Ayaka menahan Noa yang hendak memotong kue yang sudah diletakkan di meja.

"Kenapa?"

Ayaka bergegas ke laci dapur "Aku ambil lilin sama korek dulu!" Setelah dapat Ayaka pasang ke kue dan menyalakan api dengan korek.

"Udah, make a wish dulu dong" suruh Ayaka.

"Harus ya?" Tanya Noa ragu, pasalnya Noa tidak pernah berharap sesuatu lagi karna hidupnya tidak jelas dan selalu bertolak dari harapan nya jadi ia tidak pernah berharap lagi.

"Harus dong, biar ada vibe birthday walau udah kelewat"

"Yaudah deh" sudah Noa katakan berulang kali, ia tak bisa menolak permintaan Ayaka.

Niki mulai merapatkan kedua tangan dan merapal kan doa didalam hati, lalu meniup semua lilin hingga mati.

Ayaka bertepuk tangan, "yeey, happy birthday!" Ayaka memeluk Noa yang dibalas dengan senang hati.

"Makasih sayangku, seumur hidup ini adalah birthday party yang aku suka"

"Hm? Emang nya kamu gak pernah rayain ulang tahun kamu?"

Noa menggeleng,"dari kecil, mereka gak ada yang inget atau bahkan gak tau, lagi pula juga gak penting"

Ayaka mendecak kesal "Sekarang pola pikir kamu harus di ubah, ulang tahun kamu sangat berarti buat aku. Karna di tanggal 9 Desember pacarku lahir dan sekarang ada disisi aku, juga aku harus berterima kasih sama mama kamu yang udah ngelahirin kamu"

Noa hanya tertawa kecil dan mengelus rambut Ayaka, menyelipkan anak rambut ke belakang telinga.

"Makasih sayang"

"Sama sama Noa ku"

"Ayo makan cake nya!" Seru Ayaka disahut oleh tawa Noa melihat Ayaka tak sabar memakan kue.

"Iya ayo"









To be continued
🦋 © crxdia

Hiii hope you like it chapter!!

Ayaka sama Noa udah balik lagi, jadi setelah ini bakal kembali ke chapter uwu uwu mungkin? Tapi tentu habis itu konflik lagi.

Awal mula konflik

Pertengahan

Alasan kuat konflik

Dan aku rasa ini bakal memakan banyak chapter jadi, aku harap kalian gak boseeen

Noa's Obsession [1] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang