XXIII

3K 339 47
                                    

"Kamu beli kamera?" Pagi pagi habis mandi, Ayaka nyamperin Noa yang lagi sibuk buka paket diruang tengah yang isinya kamera analog sama polaroid.

"Iya"

"So we can make a lot of memories with this" sambung Noa lalu menekan tombol potret untuk mengeluarkan penutup isi polaroid nya.

"Sini aku foto" Noa menyiapkan posisi memfoto Ayaka yang berantakan karna habis keramas.

"Nanti dulu aku belum—

Telat, Noa sudah memfoto nya ditambah bantuan flash yang membuat Ayaka reflek menutup mata. Kertas polaroid nya keluar dengan sempurna, lalu Noa mengambilnya dan mengibas ngibaskan foto itu agar fotonya lebih jelas.

"Cantik kok" puji Noa sembari menunjukan fotonya.

"Jelek"

"Cantik" ucap Noa dengan tatapan tajamnya.

"Iya deh" berdebat dengan Noa hanya akan membuang lebih banyak waktu Ayaka pagi ini jadi Ayaka pergi menuju dapur memasangkan handuk yang ia pegang di kepalanya.

Seperti biasa air dingin untuk memulai hari.

"Yaka, aku bikin pancake tadi" seru Noa yang masih sibuk dengan kamera polaroid nya.

"Mana?" Tanya Ayaka.

"Disamping kompor, ambilnya yang bagus aja yang gosong gak usah dimakan" bisa diliat dari pancake buatan Noa 2 dari 5 pancake yang ia buat gosong di satu sisi tapi yang satu lagi tak seburuk itu sih.

"Mau susu gak?" Tanya Ayaka pada Noa.

"Mauu" jawab Noa tanpa menoleh karna sibuk melihat kamera analog yang belum disentuhnya sedari tadi.

Ayaka menuangkan susu yang ia ambil dari kulkas ke gelas, lalu memasukkan ke microwave untuk di hangatkan. Noa suka susu hangat, ia bahkan juga menyukai stroberi hangat. Sangat aneh bukan?.

Setelah itu Ayaka bawa susu dan pancake nya kesamping Noa dan meletakkan nya di meja.

"Makasih" lalu Noa segera meminum susunya hingga setengah.

"Sama sama" Lalu Ayaka memakan pancakenya langsung dengan tangan dan melihat Noa.

"Hari ini mau kemana?" Tanya Ayaka lalu kembali memakan pancake.

"Gimana kalo jalan jalan?" Usul Noa.

"Oke"
















Sesuai usulan Noa, sekarang mereka ada di sekitaran toko toko yang menjajakan macam macam makanan, barang, baju dan lainnya.

"Noa mau kesana dulu gak?" Tanya Ayaka sembari menunjuk sebuah toko baju yang tak terlalu ramai pengunjung.

"Ayok" Noa menggenggam tangan Ayaka, memimpin masuk kedalam toko.

"Ada baju yang kamu suka?" Tanya Noa.

"Ini, cocok gak?" Tanya Ayaka sembari meletakkan baju dress putih dengan tali spagheti yang terlihat vintage.

Noa hanya diam, membayangkan bagaimana jika Ayaka memakai itu. Tentu saja akan cantik, tapi bagian bahu dan lehernya terbuka jadi ingatkan Noa untuk selalu memberinya kardigan atau jaket sebagai kombinasinya agar tak terlalu terbuka.

Noa mengangguk, "bagus kok, ambil aja" tentu Noa tak bisa melihatnya karna tak ingin Ayaka sedih diwaktu bersenang senang ini.

Ayaka berseru senang, "ada yang kamu suka juga gak? Jadi sekalian" tanya Ayaka.

"Hm.. banyak yang bagus, tapi kamu mau pilihin gak yang bagus buat aku?" Tanya Noa.

Ayaka mengacungkan jempolnya, "oke" setelah itu Ayaka sedikit berkeliling, mencari item pakaian yang cocok untuk Noa.

Noa's Obsession [1] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang