XV

3.5K 420 3
                                    

⚠️⚠️ kinda 17+








Karna sekarang hari Minggu, Noa sekarang ada di apartemen Ayaka berdua lagi cuddle tapi sekarang lagi nonton film horor di Netflix di tv Ayaka. Jadi posisi nya Ayaka dipeluk Noa dari belakang.

Ayaka menyembunyikan wajahnya di lengan kekar Noa. "ish!" Decak Ayaka kesal karna hantunya tiba tiba keluar disaat ia fokus menonton.

Noa tertawa lalu mengelus rambut Ayaka."Udah tuh gak ada hantunya" ucapanya.

Ayaka menurut dan membuka wajahnya dari tempat persembunyiannya melihat tv lagi, namun sekarang menyesali nya setelah mengikuti kata Noa. Rupanya hantu itu persis di layar membuat Ayaka teriak dan memukul dada Niki saking kesalnya. Noa tertawa keras lalu memeluk kekasihnya yang sedang kesal itu.

"Ngeselin!" Seru Ayaka, masih dengan memukul Noa.

"Maaf maaf maaf" mohon Noa disertai tawanya.

"Gak mau" ucap Ayaka marah.

Noa menyunggingkan senyumannya.

Tangan kirinya menarik wajah Ayaka untuk mendekat kemudian mencium bibir nya dengan cepat, agar gadisnya tidak dapat menolak. Ciuman perlahan yang menggairahkan dimulai, terutama saat tangan Noa bergerak menarik perlahan badannya untuk mempersempit jarak keduanya.

Selain rasa manis karna Noa mengurangi rokok dan selalu makan permen yang Ayaka bawa, perut nya terasa geli disertai sensasi getaran dengan jantung yang berdegup cepat.

Ayaka sepertinya sudah yakin bahwa ia menyukai Noa sekarang.

Tautan mereka terlepas, keduanya saling menghirup oksigen dengan rakus. "I love you Ayaka" bisik Noa menatap mata Ayaka dalam.

Ayaka tersenyum tipis, "i love you too" mendengar itu badan Ayaka langsung ditarik kedalam pelukan Noa.

"Jangan tinggalin aku ya?"

"Kamu juga"

"Aku nggak akan"

Noa melepaskan pelukan Ayaka dan memegang kedua bahu nya, menatap mata Ayaka, serius.

"Percaya sama aku" berbeda seperti tadi, Noa mengucapkan nya sangat sungguh sungguh.

"Apapun kata orang nanti yang bakal bikin kamu ragu dan ninggalin aku, jangan denger Ayaka"

"Kamu tau kan kehidupan ku selain disekolah?"

"Mungkin musuh aku bakal manfaatin kamu biar kamu pergi dan bikin aku hancur"

"Jangan dengerin apapun dari mereka, dengerin aja aku"

Noa hampir menangis saat mengatakan itu, air mata yang ia tahan di kelopak turun satu persatu. Lantas Ayaka memeluknya dan mengelus rambutnya.

"Iya Noa, aku janji gak bakalan ninggalin kamu"

"Kamu harus percaya sama aku juga"

Noa mengangguk pelan didalam pelukan Ayaka. Selang beberapa menit Ayaka melepaskan pelukannya karna ponsel Noa berdering, hanya nomor yang tertera di log panggilan.

"Siapa?" Tanya Ayaka.

"Gak yakin, sebentar" Noa mengangkat telfonnya dibalkon apartemen Ayaka dan berbicara lirih.

Sedangkan Ayaka hanya menatap Noa dari sofanya dengan penasaran. Apa yang Noa bicarakan hingga pergi dan berbicara pelan seperti itu?. Namun karna Ayaka haus ia memilih ke dapur dan mengambil air putih di kulkasnya.

Sembari melihat Noa yang terhalang gorden putih dari dapur Ayaka membatin, kenapa sangat lama? Biasanya jika penting No langsung kesana, jika hal biasa pun hanya sebentar karna Noa kurang suka hal yang bertele-tele.

Dengan rasa penasarannya Ayaka menaruh gelasnya di meja dan mendekati Noa dengan bersembunyi di samping pintu.

"Apa pun itu alesan lo Aruma, gue gak bakal ninggalin Ayaka"

Seperti itu ucapan Noa yang terdengar, apa yang membuat Noa harus meninggalkan Ayaka?.

Noa terdiam seperti mendengarkan lawan bicara yang bernama Aruma dengan kesal.

"Itu urusan dia, bukan urusan gue, dan gue mau lo gak telfon gue lagi" ucap Noa lagi.

Noa terdiam mendengarkan balasan.

"Sekali lagi Aruma, gue tau niat lo baik tapi dengan cara kaya gini pun gue gak bakal balik sama lo"

"Apapun itu gue bakal terima resikonya, meski gue bakal di cambuk sampe kehabisan darah kaya dulu karna kemarahan dia gue nggak peduli" lanjutnya lalu memutuskan panggilan, lalu menghela nafasnya, frustasi.

Di balik pintu Ayaka sangat terkejut, sekeras itukah kehidupan Noa? Dicambuk hingga kehabisan darah? Apa ada yang lebih parah dari itu? Dilihat dari wajah Noa yang frustasi seperti nya memang ada, ditambah Noa memang seperti terbiasa dengan dunia kelam hitam selama ini di usia dininya.

Melihat pergerakan Noa, Ayaka dengan cepat kembali ke sofa dan membuat alibi sedang makan makanan ringan di meja sembari menonton film.

Noa duduk di samping Ayaka dan memeluknya dari samping, "mau?" Ayaka menawarkan makanan ringan yang ia makan.

Noa hanya menggeleng.

"Janji Ayaka, jangan tinggalin aku" ucapnya terdengar putus asa lalu memejamkan matanya karna terlalu lelah setelah beradu dengan pikirannya.

"Janji Noa, nggak akan " Jawab Ayaka lirih dengan tatapan lurus mengabaikan film nya.

Dilihat dari percakapan Noa dengan Aruma, sepertinya ada sesuatu masalah yang akan menimpa hubungan Noa dan Ayaka. Ayaka harap ia bisa melalui nya, ingat kata Noa apapun yang dikatakan orang percayalah dengan Noa, jangan tinggalkan Noa. Dua itu cukup untuk mempertahankan hubungan ini.

Ayaka harap, dan tentunya Noa.


















To be continued
🦋 © crxdia

Noa's Obsession [1] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang