XLVII

1.3K 152 15
                                    

Ayaka bingung, ucapan Noa di apartemennya saat itu tidak membuat nya berhasil mengingat apapun yang Noa bilang di lupakan Ayaka. Sampai akhirnya Ayaka mencoba mencari tau sendiri lebih lagi, yaitu dengan kembali ke Jepang.

Butuh waktu 5 jam Ayaka sampai dengan Yamura ke rumahnya dulu dengan pesawat pribadi milik Yamura, rumah dimana dulunya berisikan kehangatan keluarga bahagia yang sudah lama ia rindukan. Sampai dirumahnya, Ayaka melihat lihat semua ruangan dan barang barang dirumahnya. Benar benar tidak ada yang berubah walaupun ia sudah meninggalkan rumah ini bertahun tahun.

Rumah ini sangat bersih, saat ia masuk ke kamarnya pun semua benda tertata rapi dan bersih, tak ada berubah posisi bendanya seakan tak disentuh. Kamar yang dihuni oleh Ayaka hingga berumur 13 tahun lalu pergi kabur dari rumah setelah pertengkaran hebat tentang sebuah kebenaran yang tak pernah diungkapkan Yamura pada Ayaka.

"Mau makan dulu?" Suara Yamura di luar pintu kamarnya seketika membuat Ayaka yang berdiri membelakanginya berbalik.

"Aku mau ketemu mama" jawabnya dengan sendu.














Sesuai permintaan anak kesayangannya, Yamura mengajak Ayaka ke taman bunga yang ditanam dan dirawat mama Ayaka semasa hidup dimana ia juga dikuburkan disana. Dikelilingi macam macam bunga yang wanginya harumnya menyambut penciuman siapapun yang datang termasuk hidung Ayaka ketika masuk.

Ayaka jongkok dan mengelus tanah makam ibunya yang sudah bertabur bunga segar, ibunya dirawat dengan baik meski dirinya tidak pernah mengunjunginya.

"Mama Narumi kangen"

Kalimat yang diucapkan Ayaka dengan sendu itu langsung menyentuh di hati Yamura, rasa bersalah yang ia rasa makin menjadi hingga air mata keluar dari sudut matanya.

"Maaf Narumi gak pernah kesini" ucap Ayaka sembari mengelus tanah makam sang ibu.

"Narumi sayang mama"































Sudah menjelang malam, didalam kamarnya yang dihiasi barang barang anak kecil umur 13 tahun miliknya dulu sedikit membuat nya bernostalgia. Namun ia masih tidak bisa mengingat Noa dari masa lalunya seperti laki laki itu bilang.

Ayaka menghela nafas lalu mengambil minum di nakas nya, namun tiba tiba perhatiannya teralihkan pada laci disana dan penasaran dengan isi laci itu. Ayaka kembali meletakkan gelas kemudian tangannya beralih memegang tuas laci dan menariknya, isi laci itu hanya ada mainan dan beberapa kalung disana.

Kalung perak dengan motif unik itu berhasil memikat Ayaka membuat ia mengambilnya. Liontin batu berwarna ungu itu ditatapnya lamat lamat oleh Ayaka, batu yang tidak asing.

Ayaka menghela nafas lalu kembali menyimpannya di laci, Ayaka beranjak dan berjalan menuju meja belajarnya, meja yang sekarang berukuran kecil untuknya. Ayaka duduk dan melihat lihat mejanya, membuka buku catatan nya semasa sekolah dulu dan membacanya.

Masa kecilnya sangat sulit.

Helaan nafas Ayaka berbunyi keras, karena saat itu ia mengingat kejadian awal dimana ia keluar dari rumah ini. Dimana ia bertengkar dengan Yamura dan memilih pergi dari rumah saat malam hari lalu ditemukan Haru dan mamanya dipinggir jalan kemudian tinggal di apartemen mereka hingga memiliki apartemen sendiri.

Namun hidupnya tak sesulit itu berkat Haru yang selalu menolong nya, hidup memang tak selalu indah dan beruntung Ayaka diajari keluarga Haru cara mengatasinya dengan sabar.

Ayaka beranjak dari meja belajar, rasa kantuk sudah menjalar pada matanya yang meminta untuk istirahat. Namun saat ia berjalan dengan menundukkan kepala matanya menangkap sesuatu dikolong meja, Ayaka mengambilnya lalu tiduran dikasur sembari bersandar.

Sebuah buku dengan sampul berwarna pink terang yang sudah mulai memudar dan berdebu.

Ayaka membukanya, halaman pertama di isi gambar nya dengan pensil warna warna bergambar seorang laki laki tinggi dan perempuan pendek yang diikat dua. Lalu Ayaka membaca tulisan yang terletak di bawahnya.

Masa mama bilang kak Noa jodoh aku?? Padahal kak Noa nyebelin, galak, judes jarang ngomong,
memangnya siapa yang mau punya jodoh kaya kak Noa???
sekalinya ngomong pendek banget terus nyebelin! Sebel deh.

Dahi Ayaka mengerut, ia tidak salah membaca kan?.

Tangan Ayaka membuka halaman berikutnya. Menceritakan tentang betapa serunya dirinya saat kecil ketika membuat kue bersama mama. Dengan senyum kecil, Ayaka membalikkan halaman selanjutnya.

Hari ini aku main sama kak Noa!! Dan tebak kenapa aku seneng!

Soalnya setelah sekian lama kak Noa baik banget ke aku + lebih banyak ngomong dari biasanya, dan hari ini kak Noa keliatan ganteng banget.

Tulisan Ayaka kecil dengan gambar macam macam coklat dan laki laki tersenyum, sudah bisa dipastikan itu Niki.

Kepala Ayaka mulai pusing, seperti kepalanya di ombang ambingkan, tapi ia masih ingin membacanya, dengan sekuat tenaga Ayaka membaca halaman sebelahnya.

Kak Noa ajarin aku main archery tadi siang, seru banget (◍•ᴗ•◍) soalnya kak Noabaik banget hari ini dan full senyum!.

Aku bakal mohon mohon ke papa buat ikutan archery biar bisa sama kak Noa terus.

Setelah membaca itu, Ayaka langsung jatuh pingsan dan buku yang ia pegang perlahan jatuh kesamping kanan karena Ayaka tak memegangnya dengan kuat.















Ketukan pintu yang berirama makin lama makin kencang itu, dapat membuka mata Ayaka karna merasa terganggu.

"Narumi? Sarapan nak" tanya Yamura dibalik pintu.

"Iya pa, Rumi mandi dulu" seru Ayaka menjawab Yamura.

"Oke sayang"

Setelah percakapan singkat keduanya dibalik pintu yang memisahkan, Ayaka tak sengaja melirik ke arah buku yang semalam ia baca.

Ia ingat Niki sekarang, ia ingat Niki yang disukai Ayaka saat 9 tahun hingga mereka dipisahkan karena mamanya yang tiada.

Ayaka menyimpan buku itu di tas miliknya, menyimpan paling bawah tertumpuk barang lain agar tidak ketahuan papanya. Lalu pergi mandi dan sarapan.

Omurice adalah menu makanan yang Yamura buat sendiri, padahal laki laki itu tidak bisa memasak tetapi ia memaksakan dirinya untuk membuat sarapan gadis cantik kesayangannya.

Dan rasanya tidak terlalu buruk, telurnya sedikit matang dan nasi gorengnya lebih manis.

Tak apa Ayaka bisa memakannya.

Sedangkan Yamura menatap Ayaka dengan rasa bersalah, harusnya Ayaka makan yang lebih enak.

"Maaf ya Narumi, lain kali papa ga masak lagi deh"

Ucapan Yamura membuat Ayaka menaikkan kepalanya dan menatap nya yang duduk didepannya.

"Padahal papa sendiri loh yang bilang ke Rumi, jangan gampang nyerah masa sekali coba papa langsung nyerah?" lalu Ayaka kembali makan dengan tenang.

"Papa cuma mau kamu bahagia"

"Dan aku bahagia bisa terus sama papa, kapan kapan kalo papa ga sibuk kita masak bareng bareng aja gimana?"

"Iya boleh"

Tidak ini bukan bualan, memang ia ingin lebih dekat dengan Yamura sebagai Ayaka bukan Narumi. Dan ia tau Yamura sangat bersalah karna kejadian mamanya, yang menyebabkan keduanya harus berpisah dan bersikap seperti orang asing satu sama lain.

Dan Ayaka sungguh menyayangi papanya sekarang.




To be continued
🦋 © crxdia

muehehehe siapa yang kangen akuu~~

gimana reaksi kalian pas tau kalo Noa sama Ayaka tuh udh kenal dari kecil?? >.<.

Noa's Obsession [1] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang