XLVIII

1.1K 86 5
                                    


Setelah mendapatkan bukti yang cukup selama di Jepang, Ayaka harus segera kembali. Selain karena Noa yang sudah menunggunya dan terus menerus mengirimi pesan karena kangen. Selama Ayaka di Jepang, ia melarang Noa untuk melakukan panggilan video ataupun panggilan suara.

Tentu saja itu adalah hal yang paling berat. Tapi mau bagaimana pun Noa tau hal itu dilakukan Ayaka agar tidak ketahuan oleh Yamura.

Keesokan nya, setelah selesai kelas Ayaka menghampiri Noa yang berada di studio seni sambil membawa paper bag. Dia sedang duduk duduk bersama temannya membentuk lingkaran dan tentu saja ada Lucy disana, obrolan mereka sepertinya sangat asik karena mereka tertawa bersama hingga belum menyadari Ayaka yang sudah memasuki ruangan.

"Rumi!!" Sapa Lucy yang pertama menyadari kedatangan Narumi.

Noa yang duduk membelakangi Ayaka pun segera menoleh, memastikan ucapan Lucy apa benar ada pacarnya disini. Dengan senyuman kecil Ayaka mempercepat langkahnya, dan Noa langsung beranjak berdiri kemudian melangkah mendekati Ayaka dan mendekap Ayaka dengan sangat erat lalu mengelus rambut nya.

"Kok nggak bilang langsung masuk kuliah? Emang ngga jetlag?" Tanya Noa sedikit khawatir.

Ayaka menggeleng "soalnya kalo nggak kuliah nanti ngga bisa ketemu kamu dong?"

Noa jelas tau kalimat itu merujuk kepada papa Ayaka yang harus mereka hindari.

"Diajak sini kali pacarnyaa" ledek Brian yang disambut tawa oleh yang lain.

Noa berbalik menatap kesal ketiga temannya yang meledeknya, Noa menggenggam tangan Ayaka dan membawanya mendekat, membiarkannya duduk di bangku nya tadi sedangkan Noa berdiri disampingnya.

Semenjak Ayaka dan Noa kembali berpacaran, Ayaka segera dikenalkan pada sahabat Noa dikelasnya yang hanya 5 orang termasuk Lucy, tentu Ayaka dekat dengan mereka terutama Lucy yang sangat perhatian padanya.

"Gue denger lo abis ke Jepang Rum" ucap Lucy.

"Iya nih, mampir ke rumah lama" ungkap Ayaka.

"Btw gaya lo beda banget" ucap Rion yang melihat perbedaan penampilan Narumi.

"Bener, vintage banget padahal baju lo dari awal gue ketemu selalu pastel yang colour full gitu" ucap Lucy.

"Lucu, mana tingkah lo juga kadang kaya bocah" lanjut Lucy saat awal awal mereka sempat bertemu di kantin sekolah dan ketika Ayaka masih kehilangan ingatan lebih tepatnya saat masa Noa membantunya membuat patung.

"Bener, apa tuh namanya? Yang aesthetic?" Ucap Rion pada Brian.

"Mana gue tau? Baju di lemari gue aja hampir semuanya item" ucap Brian.

"Sisanya?" Tanya Lucy.

"Piyama Spiderman yang biasanya dipake bocah" ucap Rion sambil tertawa keras.

Karena tak melihat banyak reaksi dari Rion membuat Lucy bertanya. "Beneran??."

Dengan anggukan pasti Rion mengangguk, hal itu membuat Lucy maupun Ayaka terkejut hingga menutup mulutnya dengan tangan.

"Anjg" umpat Lucy masih tak percaya.

"Bisa bisanya gue berteman sama lo" lanjut Lucy.

Respon mereka semua tertawa terbahak bahak, begitu juga dengan Ayaka. Sedangkan yang dibully hanya terdiam dengan raut wajah cemberut yang dibuat buat.

"Pake piama Spiderman bukan sebuah kesalahan maupun dosa ya anjg, fuck u" ucap Rion untuk membela diri.

Dan lagi lagi respon mereka adalah tertawa.

Noa's Obsession [1] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang