Chapter 3

481 85 37
                                    

Arsen dan Julian bersamaan turun dari mobil yang mereka tumpangi masing-masing. Arsen sambil terisak penuh derai air mata berlari menghampiri Julian. Begitupun juga dengan Julian yang wajahnya sudah sembab dan memerah karena tangis sedihnya.

"Bang Yayaaaann!!! Ya Allah, Bang! Adrial, Bang! Adrial" tangis Arsen menjerit sambil dia berlari menuju kerumunan warga dan polisi disana.

Banyak warga yang penasaran dengan kejadian naas tersebut. Terlebih disana juga terdapat para damkar yang sehabis memadamkan kobaran api pada mobil Adrial.

Arsen melotot histeris ke arah mobil Adrial yang sudah hancur dan menyisakan asap. Air matanya semakin berderai.

Begitu juga dengan Julian yang langsung menelpon Robert dan Hema.

Dia langsung saja bertanya pada Polisi, "Pak, mana anak saya, Pak? Anak saya gapapa, kan? Adrial selamat kan, Pak?"

Polisi tersebut rupa tak bisa menjawab pertanyaan Arsen yang terlalu banyak dan memburu.

Sampai kemudian empat orang tim Basarnas membawa kantung jenazah yang terlihat mengeluarkan sisa asap dari dalam tubuh jenazah.

Arsen semakin melebarkan mulut dan bola matanya. Dia berteriak ke arah kantung mayat tersebut dan berlari menghampirinya dengan histeris.

Julian menyeka wajahnya sambil geleng-geleng kepala. Seakan tak percaya dengan apa yang dilihatnya kini.

Polisi mengujarkan penjelasan pada Julian. "Maaf, Tuan. Mobil putra Tuan meledak dan menghanguskan seisinya. Terlebih didalamnya terdapat seseorang yang sepertinya terjebak dalam mobil tersebut sampai akhirnya..."

"Enggak! Itu bukan anak saya kan, Pak? Itu bukan Adrial!!!" tegas Julian, kalap.

"Kami mengidentifikasi jenazah korban dengan seberusaha mungkin, Pak. Pada mayat tersebut terdapat jam tangan, sepatu, handphone di saku celana, juga gelang kaki yang dikenakan korban. Namun sayangnya, mayat korban terlihat rusak karena luka bakar yang parah dan menghanguskan seluruhnya" jelas Pak Polisi tersebut.

"IYAAAAAALLL!!!! Jangan tinggalin Ayah, Iyaaaall!!! Ya Allaaaaaahhh!!! Adriaaaaall!!!" jerit Arsen meronta-ronta di hadapan mayat anaknya tersebut.

Polisi melanjutkan lagi, "Kami masih dalam tahap penyelidikan dan pencarian atas penyebab kecelakaan yang terjadi pada putra Tuan. Kami akan berusaha semaksimal mungkin dalam melakukan proses penyelidikan tersebut"

Julian berlinang air mata. Mulutnya menganga. Dia membungkuk di hadapan kantung jenazah tersebut. Disamping Arsen. Mencoba menguatkannya meski dia sendiri tak mampu kuat dihadapan jasad anaknya itu.

"Bang Yayan, ya Allaaaahhh!!! Adrial, Baaaang!!! Adriaaaaallll!!!" Arsen tak mampu berkata apa-apa lagi. Putranya telah tiada. Habis sudah daya dan upayanya. Sampai dia pingsan di tempat. Keadaan semakin tak terkendali. Julian langsung memboyong Arsen ke dalam mobil dan dilarikan ke rumah sakit terdekat. Begitu juga dengan jenazah Adrial. Julian harus benar-benar yakin bahwa jenazah tersebut adalah Adrial, putra keduanya.

~

"Adrial meninggal???" ulang Yasmin, tak percaya begitu dia mendengar berita tersebut dari Rabu dan Sabtu.

"Bokap kita yang ngasih tau! Mereka sekarang di rumah sakit" kata Rabu sambil terisak sedih.

Stefan menganga, tak percaya. Dia berdiri dari duduknya. "ENGGAK!!! GAK MUNGKIN!!! KAMAR GAK MUNGKIN MENINGGAL!!!"

Sabtu menjelaskan, "Gua juga awalnya gak percaya, Fan! Tapi mana mungkin sih Bokap gua bohong! Sekarang aja kita disuruh ke rumah sakit buat nengok!"

STUCK ON YOU 5 (FINAL 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang