Chapter 36

294 58 14
                                    

Mata dan mulut Stefan melebar kala melihat siapa orang yang tiba-tiba ada disampingnya dan menyelimutinya.

"Apa mangap-mangap?" tanya Adrial, galak. "Mau makan?"

Mata Stefan tak berkedip, "Bang Iyal kok disini?"

"Dih, yaudah gue cabut!" Adrial beranjak.

Namun Stefan segera menangkap tangan kiri Adrial dengan kedua tangannya.

"Ih, ih, ih, jangan pergi lagi aaah!" manja Stefan.

"Lagian pertanyaan lu bikin orang bete ae" tukas Adrial.

"Bukannya gitu! Epan gak nyangka Bang Iyal bakal balik lagi" tutur Stefan.

Adrial membuang napasnya, "Mobil gua soak. Untung masih di parkiran. Gue udah telpon bengkel tapi sampe sekarang belum di telpon balik kalo dia udah nyampe apa belum. Mana ujan deres! Makanya gue balik kesini lagi"

Itu pertama kalinya Adrial panjang lebar berujar pada Stefan. "Jadi bukan karna kangen lagi ya sama Epan?"

Adrial menatap Stefan dengan datar. "Lo mau gue cabut apa enggak?"

"Enggak doong. Jangan cepet marah atuh, Baaang" tutur Stefan.

"Yaudah. Diem! Gausah banyak omong!" tukas Adrial.

Stefan manggut-manggut sambil memberikan isyarat mengunci mulutnya.

Hening sebentar, Adrial memandang ke arah bubur yang sama sekali belum tersentuh. "Itu kenapa gak dimakan?"

Stefan hanya diam saja. Tak menjawab apa-apa.

Adrial menepuk lengan Stefan, "Itu kenapa gak dimakan?" tanyanya lagi dengan gemas.

"Tadi kata Bang Iyal, jangan banyak omong!" ujar Stefan.

"Gue bilangnya kan banyak omong, bukan ngomong secukupnya! Kalo ditanya, jawab!" tandas Adrial.

Stefan memanyunkan bibirnya, "Epan gak bisa makan sendiri. Epan kan udah bilang, tangan Epan masih sakit"

"Alah, alesan aja lo!" Adrial mengambil bubur tersebut dan mengaduknya dengan rata. "Ini kan yang lo pengen? Gue nyuapin lo, gitu?"

Stefan tersenyum semangat sambil manggut-manggut.

"Modus!" kata Adrial, lalu dia menyodorkan sesendok bubur itu di depan Stefan, "Buka mulutnya!"

"Buka mulut?"

"Iye!"

"Buka mulut aja? Celana enggak?"

"Minta gue sambit ya lo pake mangkok? Cepet gak? Tangan gue udah pegel nih!" omel Adrial.

Stefan tertawa usil, "Becandaaa!"

"Ayo mangap ah!"

Stefan membuka mulutnya seketika, "Aaaaa"

Adrial dengan wajah galak turut memasukan sesendok bubur tersebut ke dalam mulut Stefan.

"Aaammm" Stefan mengunyah makanannya dengan semangat.

"Puas lo!" omel Adrial.

"Cepetan makannya, abis itu istirahat lu!"

"Iyaaa, jangan galak-galak atuuh"

"Ama lo mesti galak gue! Biar lonya bisa di atur!"

"Biar Epan nurut juga ya Bang ya?"

"Hm!"

"Tenang aja, apapun kata Bang Iyal, Epan pasti nurut kok! Epan kan sayang sama Bang Iyal" ujar Stefan.

STUCK ON YOU 5 (FINAL 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang