"Jujur aja gue males ketemu lo hari ini ya, Jul. Tapi karena gue masih punya hati, jadi gue buang semua ego gue untuk gak mau ketemu lo!" timpal Nanto setelah ia akhirnya mengiyakan ajakan Julian untuk bertemu di kantornya.
"To, please lah. Ini gue. Julian. Bukan Arsen. Kita sama-sama dihianatin! Gue dihianatin sama sahabat gue sendiri yang ternyata selama ini tuh cinta ama pasangan gue sendiri" ujar Julian.
Nanto terdiam datar, melipat kedua tangannya. "To the poin deh. Lo mau apa?"
"Setelah semua ini, makin kesini makin gak bener jalan hidup keluarga gue, To!" ujar Julian seketika.
"Terus?"
"Semenjak Caleb dateng lagi, Arsen malah jadi deket lagi sama dia. Bahkan dia rela ngebebasin anaknya si Caleb gitu aja. Aneh kan?" cetus Julian. "Ya gue gak mau suudzon juga sih. Tapi gue gak yakin Caleb seratus persen berubah!"
Nanto memandang ke lantai. Berpikir lebih tepatnya. Lalu dia menjawab, "Ini bukan salah Arsen"
Julian tertegun mendengar jawaban Nanto, "Lo kok bisa berpikir begitu?"
"Caleb, Jul!" jawab Nanto. "Caleb udah berhasil cuci otaknya Arsen lagi. Ditambah dengan masalah laki gue yang selalu bikin kalian berdua salah paham dan merenggang"
Julian merenung sebentar.
"Arsen cuma lagi salah langkah aja, Jul. Dia butuh lingkungan baru yang bikin hatinya enakan lagi. Self healing gitu lah. Tapi dia malah salah orang!" cetus Nanto.
"Cuma lo satu-satunya temen Arsen, To! Please, tolong gue. Bujuk dia agar gak buta!" mohon Julian pada Nanto.
"Percuma, Jul!"
"Coba dulu!"
"Gue lagi gak srek sama dia. Harusnya elo dong. Lo kan suaminya"
Julian menundukkan kepalanya. Gamang. "Gue gak ngerti lagi harus gimana, To!"
"Lo aja gak tau, apalagi gue" cetus Nanto.
Julian terdiam lagi.
Nanto menatap Julian dengan ratap. Kasihan. Lalu dia memajukan badannya berkata pelan pada Julian, "Gue tuh menjauh dari Arsen bukan karena gue jahat, Jul! Justru karena gue sayang sama dia! Gue gak mau rasa sayang gue ini akan berubah jadi benci tiap kali gue liat muka dia dan inget betapa brengseknya laki gue, Jul!"
Julian terdiam, menatap Nanto dengan lunglai.
"Sorry gue gak bisa bantu banyak. Gue cuma pengen lo tau. Rasa sayang gue sebagai seorang sahabat ke kalian berdua, itu gak akan pernah pupus. Gue cuma butuh waktu aja"
Julian mengangguk paham dengan ucapan Nanto.
"Gue harap. Apapun yang terjadi. Sekeras apapun masalah rumah tangga yang kalian berdua hadapi. Please... gue mohon! Kalian jangan sampai bercerai. Oke?"
Julian hanya diam, mencari keteduhan. Tapi tak dapat ditemukan.
"Gue cabut, Jul! Semoga masalah lo bisa cepet kelar" Nanto seketika berdiri dari duduknya.
Julian manggut-manggut. "Thanks To"
~
"Serius, Stefan ngomong kayak gitu?" tanya Dali pada Aidan setelah ia mendengar semua cerita Stefan dari lelakinya itu. "Dia liat Adrial?"
Aidan mengangguk. "Tapi gue gak percaya. Gila aja tuh anak! Adek gua udah tenang disana, malah dia bikin berita yang enggak-enggak! Kan stress!"
Dali terdiam, memikirkan ucapan Aidan. Mencari sisi benar dan salahnya. "Tapi gimana kalo Stefan bener?"
![](https://img.wattpad.com/cover/289008386-288-k763402.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU 5 (FINAL 21+)
Genç KurguLGBT 21+ CONTENT!!! homophobic, DONT!!! Akankah utuh??? ~~~ Thank you, selamat membaca. Lara & Husband First Chapter : 6 April 2020 Final Chapter : 28 Agustus 2022