Chapter 42

243 51 6
                                    

"Gak ada???" ulang Arsen, tak percaya dengan apa yang baru saja keluar dari mulut Caleb. Atau lebih tepatnya, percaya tapi cukup sudah.

Caleb jadi gelagapan dan cemas sendiri, "T-tapi bener saya simpan disin-"

"Fuck you, Caleb!" tukas Julian sambil menarik tangan Arsen, "Ayo sayang, kita pergi darisini!"

Caleb berusaha menahan, "Julian, Arsen! Tunggu dulu! Kalian harus percaya sama saya kali ini. Saya sungguh ingin meminta maaf pada kalian. Bahkan saya sudah menyiapkan segala sesuatu-"

PLAKKK!!! Arsen berbalik dan menampar pipi Caleb dengan kencang.

Air mata seketika menetes bersamaan dengan Caleb menahan sakit dipipinya.

"Perlu berapa tamparan agar kamu jera, Cal? Mungkin kamu emang bener-bener pengin hancurin keluarga aku, hah???" teriak Arsen.

"Please believe me, Arsen. Aku gak ngelakuin kejahatan apapun kali ini" pinta Caleb penuh harap.

"Tapi saya, Tuan Muda" ujar seseorang yang muncul di balik pintu dengan seragam SMA lengkap yang tertera disana.

Arsen dan Julian menekuk alisnya ketika melihat musuhnya kali ini lebih kecil dari mereka. Mereka sama sekali tak percaya dengan ini semua.

Caleb lebih tak percaya dengan siapa yang dilihatnya kini penuh keberanian dan menantang. "Miska"

"Hello, Stepfather" sapa Miska lembut.

~

Ditempat yang berbeda Adrial berjalan hendak masuk ke kelasnya, tapi dia tak sengaja melihat Stefan sedang bersama Tori di taman depan kelasnya.

Adrial entah mengapa langsung saja menghampiri dan menarik tangan Stefan. "Sini lo!"

"Eh, Bang Iyal... kita mau kemana? Toriii tunggu ya" kata Stefan berantakan. "Aduh, Bang. Sakit tangan Epan, Bang"

Adrial melepaskan tangan Stefan dengan kasar. "Mau lo tuh apa sih, hah?"

"Mau Epan... Bang Iyal lah"

"STOP!!!" teriak Adrial, membuat Stefan terkesiap. Juga Tori yang turut menghampiri Adrial dan Stefan karena khawatir dengan Stefan.

Seisi murid-murid pun mendapatkan perhatian tersebut dan ramai menyaksikan keributan kecil antar Adrial dan Stefan.

"Bang... ini kita jadi di liatin banyak orang, tau" kata Stefan.

"Gue gak peduli!" teriak Adrial.

"Bang Iyal cemburu yaaa, ciyeeee" Stefan malah meledek dan mencolek dagu Adrial.

Adrial makin geram dan malah menampar Stefan dengan keras. PLAKKK!!!

Para siswa yang menyaksikan hal tersebut ikut terkesiap ngilu melihat Adrial menampar pipi Stefan.

"ADRIAL!!!" teriak Tori. "Lo kenapa tega banget sih, anj-"

"DIEM LO!!!" Adrial menunjuk keras ke arah Tori dengan tangan kirinya. "Jangan ikut campur lu, anjing!"

Mata Stefan berkaca-kaca seketika sambil memegang pipi kirinya. "Bang Iyal... Bang Iyal kenapa??? Kok Epan ditampar" tanya Stefan.

"Lo emang pantes dapet tamparan dari gua, Fan! Lo tuh..." kalimat Adrial tertahan seketika, "Lo tuh kayak pelacur tau gak sih! Murahan! Kemaren abang gue, sekarang Tori. Mau lo apa sih, hah?"

"M-mau Epan kan cuma Bang Iyaal" kata Stefan sambil bersedih.

"Munafik lo!!! Kalo lo emang suka sama gua, kenapa masih kesana kesini hah?" teriak Adrial lagi.

Stefan menundukkan kepalanya saking tak kuat menahan malu. Ia sukses menjadi pusat perhatian di sekolah itu.

"Yal! Bisa gak sih, lu gausah kasar gitu ke Stefan?" ujar Tori dengan air diwajahnya.

"Tori... udah... gapapa" lirih Stefan.

"Lu tuh jadi cowok, udah gak normal! Suka sama cowok! Murahan, lagi!" hina Adrial pada Stefan lagi. "Gak punya malu apa lo, hah? Dasar abnormal!"

Para siswa disana terlihat kasihan pada Stefan yang begitu dihinanya oleh Adrial disana.

"HEH ANAK DAJJAL!!!" teriak Yasmin seketika dengan cepat berjalan ke arah Adrial dan Stefan. Begitu berhenti tepat dihadapan Adrial, dia meluapkan kekesalannya seketika. "Elo yang gak tau malu, bege!!! Teriak-teriak disini! Udah kayak binatang lo tau gak!"

"Eh, harusnya elo ajarin nih temen lo yang murahan ini! Biar gak gatel sana-sini!!" Adrial menunjuk-nunjuk Stefan dengan tegas.

"Gue gak perlu ngajarin apapun sama dia! Dia bener kok! Dia berhak mau deket sama siapa aja! Itu bukan urusan lo!" jawab Yasmin. "Lagian kenapa kalo dia mau deket sana sini sama cowok lain? Lo jealous? Lo cemburu? Naksir juga kan lo sama Stefan! Jadinya siapa sih sebenernya yang munafik? Yang homo??? Apa yang pura-pura homo???" teriak Yasmin penuh perendahan.

Murid-murid disana turut tertawa terbahak-bahak lalu menyoraki Adrial.

"Lu kalo bukan cewek udah gua-"

"APAAA???? Lo pikir gue takut sama lo??? Ayo sini, maju lo, ngentot!" teriak Yasmin pada Adrial.

Adrial menahan kesabarannya agar tak melampaui batas. Meski dia sangat emosi menghadapi Yasmin.

"Min, udah lah. Gapapa kok" kata Stefan.

"Gapapa gapapa gigi lu empuk! Nih cowok tuh harus dikasih pelajaran, biar gak semena-mena sama lo, Fan!" tukas Yasmin. Lagi, dia beralih pada Adrial, "Heh! Asal lo tau ya, Adrial yang terhormat! Waktu lo inget dulu, lo tuh baik sama Stefan! Sama semua orang! Bahkan lo gak pernah nyakitin hati dia! Karena lo sayang sama dia! Mana lo yang dulu, hah?!?"

Adrial tertegun seketika. Sekali lagi pembenaran terbuka lewat omongan orang lain. Tadinya dia sempat menolak pembenaran dari Aidan di mobil tadi. Tapi kali ini, satu pembuktian kembali terbuka.

"Dan asal lo tau juga ya, Yal! Kalo bukan usaha Stefan, mungkin lo sekarang masih sama si biadab Caleb itu tuh! Yang ngaku-ngaku jadi Bokap lo! Ngaca dong lo! Lo sadar dimana posisi lo berada! Udah di anggap raja sama Stefan, masih gak tau diri! Dasar gak tau malu lu! Munafik! Dajjal laknat biadab sekebon binatang lu!!!"

Adrial seketika mengerutkan keningnya sambil mengingat lagi. Tapi dia berusaha untuk melawan.

"Yasmin... jangaaan... Bang Iyal gak boleh diingetin lagi. Nanti dia bisa stress dan tambah parah" tutur Stefan.

"Diem lo! Biar dia sadar tau gak!"

"HRRRGGGHHHHH!!! BACOT ANJING!!!" teriak Adrial sambil mendorong Stefan sampai terjatuh. Dia melengos pergi dan tak peduli disoraki banyak orang di sana.

Tori langsung cepat membantu Stefan, "Fan, lo gapapa?"

"Gapapa kok" jawab Stefan.

"Lo tuh bego banget sih, Fan! Harusnya lo lawan dong! Bukannya malah diem aja, bego!" omel Yasmin pada Stefan.

Stefan menggelengkan kepalanya sambil menitihkan air mata. "Gak bisa. Gue gak bisa, Min"

"Dia tuh udah jahat sama lo, lo masih aja sayang sama modelan begituan? Lo gak liat tadi dia hina-hina lo udah kayak apaan?" Yasmin semakin berapi-api.

"Udaaah, dia lagi sakit, Yasmin. Dia gak inget apa-apa. Dia begitu karena dia gak punya daya apa-apa untuk berani sayang sama gue. Tapi gue yakin kok, suatu saat nanti dia akan inget semuanya, dan...-"

"Sampe kapan??? Gak ada yang tau!!! Kalo ternyata dia amnesianya permanen gimana??? potong Yasmin.

Bibir Stefan kian bergetar dan tangisnya semakin tumpah. Dia pun berlalu pergi meninggalkan tempat itu.

"Fan!!! Stefaaaan!!!" teriak Yasmin.

"Udah, Min, biarin aja. Dia mungkin lagi butuh waktu untuk sendiri" sergah Tori.

Yasmin pun diam sebentar sampai akhirnya pergi kembali ke kelas.

TO BE CONTINUED

Chapter-chapter terakhir dari
serial "STUCK ON YOU"

STUCK ON YOU 5 (FINAL 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang