Chapter 30

483 65 51
                                    

"Sen..." Nanto memanggil Arsen lirih, dia tahu ada yang tidak beres. "Siapa yang meninggal?"

Air mata Arsen menetes, "Nyokap gue, To"

"Innalilahi wa innailaihi rojiun" Nanto bergeming sebentar, "Terus gimana?"

"Gue bakal nelpon rumah sakit buat urus pemakaman dia!" cetus Arsen.

"Lo... gak mau dateng?" tanya Nanto.

Arsen menggeleng.

"Sen... kenapa lo gak mau dateng? Itu kan Ibu lu sendiri yang meninggal, Sen" ujar Nanto, lirih.

"Gue gak punya Ibu, Nanto!!!" tukas Arsen.

"Sen... jangan gitu! Dia ibu kandung lo, Sen! Kasih dia satu penghormatan terakhir dari lo buat dia!"

"Enggak, To! Enggak! Dia bukan Ibu gua!"

"Arsen..."

"Ibu mana coba, hah? Ibu kandung mana yang tega jadiin nyawa anaknya ini sebagai taruhan harta warisan Opa gua??? Ibu mana yang tega kepengin cucunya mati cuma karena harta??? Ibu mana yang lebih milih anak tirinya dibanding anak kandungnya, To??? Coba jawab gua sekarang!!! Bisa gak lo jawab???" tegas Arsen.

Nanto terdiam seketika, dia melipat bibir manisnya. "Sorry, Sen. I'm so sorry"

"Oh, shit. Enggak, To! Gue yang minta maaf. Gak seharusnya gue bentak-bentak lo kayak tadi"

Nanto tersenyum dan menggeleng, lalu dia membelai rambut Arsen dengan lembut. "Tapi... kalo menurut gue... gak ada salahnya lo dateng, lo liat kondisi jenazahnya kan? Cuma liat aja. Lo bisa liat gimana azab udah berhasil dateng ke nyokap lo! Iya kan?"

Arsen terdiam, memikirkan perkataan Nanto barusan.

~

"Halo Babang Iyaaaal" sapa Stefan pada Adrial yang lagi duduk di kantin bersama Rabu dan Sabtu.

Adrial tengah menyantap mie ayamnya turut clingak-clinguk ke sekitar.

"Epan boleh duduk sini?" tanya Stefan.

"Ribet amat sih, Fan!" tukas Rabu.

"Tau lu, duduk tinggal duduk" timpal Sabtu.

"Diem!!!!" cetus Stefan dan berhasil membuat duo mesum bungkam.

"Boleh gak, Bang Iyal???" tanya Stefan.

"Duduk aja, emangnya ini sekolah punya gue, apa?" cetus Adrial, dingin.

"Emang punya lo, Yal!" cetus Rabu.

"Emang punya lu!" timpal Sabtu.

Adrial terdiam, salah tingkah. Dia lupa kalau dia amnesia. Dia tidak tahu kalau yayasan ini milik kedua orang tuanya. "Ooh" katanya.

"Lagi makan apa nih, Bang?" tanya Stefan.

"Lu gak bisa liat emangnya?" tanya Adrial.

Rabu dan Sabtu menahan tawa melihat Stefan disinisin seperti itu oleh Adrial.

"Iya tau! Mie ayam!" ujar Stefan. "Kan Epan cuma nanya, biar ada topik. Biar bisa ngobrol sama Bang Iyal"

Adrial terus menyantap mie ayamnya.

"Eh, Bang! Epan punya tebak-tebakan! Mau tau gak?"

"Enggak"

Rabu dan Sabtu menahan tawa lagi. Stefan langsung menendang kaki keduanya. Lalu dia berujar pada Adrial, "Iiihh, kan belum di kasih tau"

"Kan lo nanya tadi. Ya gue jawab"

"Mie, mie apa yang paling gak enak?" tanya Stefan.

Adrial hanya diam, menyantap mienya.

STUCK ON YOU 5 (FINAL 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang