Chapter 21

406 65 15
                                    

"Buper... Buper ini ada apa sebenernya, Bupeeer???" tanya Arsen, begitu tergesa. "Kenapa Caleb bisa tau rahasia Buper tentang Dali?"

Robert tak bisa berkata-kata selain menitihkan air matanya. Baru kali ini Arsen melihat Robert menangis lagi dari sekian lamanya tak terjadi di hadapannya. "Gapapa, Sen! Udah, gapapa"

"Tapi sekarang Dali pergi, Buper. Dali pasti ngerasa-"

"Stop, Sen!" tukas Robert tiba-tiba.

Arsen tersentak seketika. Ini pertama kalinya Arsen di bentak oleh Robert seperti itu. Sebelumnya Arsen tak pernah di bentak oleh Robert.

Robert terdiam, merasa bersalah. Tak seharusnya dia kasar pada Arsen. Robert kemudian menggenggam tangan Arsen, "Buper juga gak tau, Sen! Caleb tau dari mana. Awalnya Buper udah curiga sama dia, dengan semua kebaikannya yang terlihat pura-pura ke kamu. Terus... tiba-tiba aja dia ngancem akan itu, kalo sampe Buper buka semua rencana dia. Buper tepatin janji, sekaligus cari cara gimana caranya agar kamu tau tentang ini semua tapi harus hati-hati. Sayangnya belum sempat Buper kasih tau rencana ini ke kamu, ternyata Buper keduluan"

Arsen seketika memeluk Robert dengan erat. "Maafin Arsen ya, Buper. Maafin Arsen banget"

"Udah, Nak. Gapapa. Seenggaknya kamu udah tau siapa Caleb sebenernya!" cetus Robert.

"Kita harus lapor polisi!" cetus Julian seketika. "Untuk nangkep Caleb! Rekaman suara dia bisa kita jadiin bukti! Gimana???"

"Ide bagus, Jul! Gue setuju. Supaya dia gak bisa macem-macem lagi sama keluarga lo!" cetus Anwar.

"Oke!"

~

Benar saja, Dali telah pergi dari rumahnya, meninggalkan segala fasilitas dari rumahnya.

Dali tak pernah menyangka bahwa ini akan terjadi di hidupnya. Bodohnya dia mengira bahwa dia adalah anak dari rahim Robert. Nyatanya bukan.

Dia hanyalah anak pungut baginya.

Omongan Caleb benar-benar telah mempengaruhi jalan pikirannya.

Laki-laki itu berjalan buru-buru ke rumah sakit. Sesekali dia clingak-clinguk ke sekeliling, memastikan bahwa ia sedang tak diikuti oleh orang lain atau siapapun.

Lelaki itu terus berjalan kaki tanpa peduli ini sudah larut malam. Tak tahu harus kemana.

Sampai pada akhirnya dia pun memilih untuk mendatangi rumah Stefan.

~

Seorang laki-laki itu turut berjalan cepat menuju rumah sakit. Ia mendapat telpon barusan katanya Adrial sudah siuman dan kali ini ia meronta-ronta.

Sementara lelaki itu terlihat begitu cemas sambil clingak-clinguk ke segala penjuru rumah sakit, jaga-jaga kalau-kalau ada yang melihat ataupun mengikutinya.

Begitu dia tiba di depan ruangan Adrial, ia langsung tercengang dengan teriakan Adrial pada Dokter dan Suster yang mengeluh sakit di kepalanya.

Sampai lelaki itu turut mengintip dari luar pintu.

"KEPALA SAYA SAKIIIITTT!!! SIAPA SAYA??? SAYA DIMANA???" teriak Adrial dengan kedua tangan di kepalanya.

Lelaki itu menatap Adrial dengan kelu, "Adrial hilang ingatan???"

Dokter dan Suster berusaha menenangkan Adrial disana.

Lelaki itu langsung saja masuk ke dalam ruangan Adrial dengan berani. Alih-alih menghilangkan kekhawatirannya akan identitasnya terbuka di depan Adrial, dia malah bersimpatik. "Nak... kamu udah sadar, Nak???"

STUCK ON YOU 5 (FINAL 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang