Chapter 23

293 68 21
                                    

"Pulang lah, Dal! Kasian Opa Robert sama Opa Hema, sedih mereka nungguin lo di rumah. Mereka cari-cari lo!" ujar Aidan pada Dali.

"Buat apa sih aku pulang, Dan? Aku ini bukan siapa-siapa di keluarga Agustus! Aku cuma orang asing yang beruntung di pungut sama mereka!" cetus Dali.

"Itu dia, Dali! Itu poinnya! Lo beruntung jadi anak angkat Opa Robert dan Opa Hema. Bayangin sama anak-anak yang susah lain, coba" ujar Aidan meyakinkan.

Dali terdiam, air matanya berlinang pelan. Dia seakan mendapat sambaran petir setelah Aidan berujar seperti itu padanya.

~

Caleb memasuki kamar rawat Adrial, namun mulutnya menganga ketika dia melihat tak ada Adrial disana.

"Adrial??? Adriaaaall???" Caleb memanggil-manggil Adrial disana sambil histeris. Dia sudah memasuki kamar mandi, namun Adrial tak ada disana.

Caleb berteriak ke arah suster yang berjalan di koridor depan kamar itu. "SUSTER!!! PASIEN DISINI MANA, SUS??? MANAAA???"

Suster gelagapan menelaah pertanyaan Caleb yang begitu histeris padanya. "Saya kurang tau, Pak"

"YA CARILAH GOBLOK!!! CEPATT!!!"

"B-baik, Pak" Suster itu berlari menghampiri meja resepsionis dan melaporkan kejadian tersebut.

Sementara Caleb terlihat sungut dengan hilangnya Adrial.

~

Nyatanya Adrial berada di sebuah masjid terdekat dan mencoba melakukan ibadah dalam hati. Walau masih terbata, ringkih dan lupa-lupa, dia begitu serius dan khusyuk melakukan shalatnya.

Di antara barisan itu rupanya Aldo juga sedang sholat disana, tanpa menyadari bahwa Adrial ada di shaf kedua di hadapannya.

Shalat itu terlaksana tertib dan hikmat hingga selesai. Adrial berusaha mencari jati dirinya lewat Tuhannya. Dia yakin ada sesuatu yang banyak sekali membuat hatinya tak tenang.

Ya Allah, ya Tuhanku. Jika apa yang terjadi dalam hidupku saat ini adalah salahku, maafkanlah aku.

Jika apa yang terjadi dalam hidupku adalah akibat dari ulahku sendiri, maka ampunilah aku.

Amin.

Pada saat selesai shalat, seorang anak kecil terlihat kesusahan mengenakan sepatunya di tangga keluar Masjid, Stefan yang sejak tadi menunggu Aldo di dalam mobil, hatinya tergugah melihat anak itu. Lantas ia pun segera keluar dari pintu mobil tersebut dan menghampiri anak itu.

"Adeeek, Adek gapapa?" tanya Stefan.

"Susah, kak. Emang sepatunya selalu susah di pake" jawab anak itu.

"Mana sini kakak bantu" ujar Stefan.

Disaat Stefan tengah membantu anak itu, orang-orang pun keluar dari masjid dengan ramai. Mereka sesegera mungkin mencari dan mengenakan alas kaki mereka masing-masing. Begitupun dengan Adrial yang juga keluar.

Sedang Aldo masih menerima telpon dari orang tuanya di dalam masjid yang mulai sepi itu.

Tanpa Stefan sadari, orang-orang itu mulai berkerumun, mengenakan sendal di hadapannya dan membuatnya tak nyaman. Sejurus Stefan pun berdiri dan membantu anak kecil itu berdiri juga.

Anak kecil itu langsung berdiri dan berlari menuruni tangga, meninggalkan Stefan.

Sedangkan Stefan hampir terjatuh karena orang-orang yang begitu ramai mengerumuni anak tangga tersebut. Stefan pun tak sengaja menarik tangan seseorang karena refleks ingin terjatuh, nyatanya orang itu pun turut memegang tangannya juga sambil mengenakan sendalnya.

STUCK ON YOU 5 (FINAL 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang