Chapter 35

361 63 20
                                    

"Bang Iyal dateng??? Ini beneran Bang Iyal, kan?" ulang Stefan, begitu tak percayanya dia dengan apa yang dilihatnya. Adrial yang begitu tampan dengan kaus hitam dan celana pendeknya, datang menghampiri Stefan.

"Gausah bawel lu! Gue dateng juga karena kepaksa ye!" Adrial lalu menaruh beberapa plastik berisi buah dan brownis itu di atas meja.

Stefan masih dengan senyuman manis di bibirnya menatap Adrial dengan tatapan terharu. Lalu dia menoleh ke arah tas plastik yang ada di atas meja, "Ini apa, Bang?" tanya Stefan.

"Buah sama titipan brownis dari Bokap!" ujar Adrial.

"Bokap??? Om Arsen?"

Adrial mengangguk malas. "Dia yang nyuruh gue kesini tadi! Sekalian nitipin tuh brownis buat lu! Katanya cepet sembuh! Biar gak nyusahin banyak orang!"

Stefan melipat bibir, menatap mendelik pada Adrial. Dia tersenyum usil, "Masa sih, Om Arsen segalak itu ngomongnya?"

Adrial salah tingkah, "Yang terakhir gue yang nambahin!"

"Ciyeeee" ledek Stefan.

"Lagian lu lemah banget sih. Baru ujan-ujanan dikit aja langsung masuk rumah sakit gini!" cetus Adrial.

Stefan cemberut, "Yaaah, Bang Iyal! Namanya sakit kan gak minta-minta, Bang! Epan tuh langsung drop kemarin. Terus Papa cepet-cepet bawa Epan kesini deh saking kuatirnya"

Adrial memutar bola matanya. "Tetep aja, ribet!"

"Bang Iyal makin ganteng deh kalo lagi marah" ledek Stefan sambil mencolek perut Adrial.

"Apaan sih lo!" Adrial tak suka di sentuh seperti itu oleh Stefan, dia menepis tangan Stefan dengan keras.

Stefan meringis, "Ah, aduh aduh aduh aduh"

Adrial berdecak malas, "Baru gitu aja, berlebihan lo!"

"Beneran ini sakit tangannya, Bang!" eluh Stefan.

"Gausah manja!"

"Beneran sakiiiiitt! Jahat banget sih jadi orang" manja Stefan.

Adrial mendengus sebal, tak suka melihat Stefan yang begitu manja padanya. Tapi disisi lain, dia juga tak suka dibilang jahat seperti itu. "Yang mana yang sakit???" tanya Adrial dengan ketus.

"Ini!" Stefan menjulurkan tangannya dengan senyuman usil pada Adrial.

"Terus harus gue apain? Potong???" tanya Adrial, galak.

"Elus-elus laaah!"

"Elus elus?!" Adrial melotot geli, "Gamau gua!"

"Ini sakit, Bang! Kalo Epan infeksi, terus mendadak di suruh amputasi tangannya gimana? Bang Iyal mau tangan Epan buntung sebelah?" tanya Stefan.

Adrial makin tak suka dengan ucapan Stefan. "Kalo punya mulut dijaga! Malaikat denger, mampus lu!"

"Yaudah atuh, di elus-elus dulu dooong" manja Stefan.

Adrial kemudian dengan wajah yang begitu terpaksa turut mengelus-elus pelan tangan Stefan. "Begini?"

Stefan tersenyum usil sambil manggut-manggut. "Yang lama yah, dua jam!"

"Gak!" Adrial menghempaskan lagi tangan Stefan.

Yang punya tangan ketawa usil.

"Nyesel gue dateng kesini!" dumal Adrial.

Kemudian seorang suster datang dengan nampan makanan di tangannya. Bubur sehat serta air mineral beserta obat-obatan di antarnya dengan satu tempat disana.

STUCK ON YOU 5 (FINAL 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang