"Apa??? Kamu bongkar kuburan Adrial?" ulang Julian tak percaya.
"Dad! Adrial masih hidup! Adrial belum mati, Daddy!" tegas Aidan.
Arsen membuka mulutnya, menganga. Tak percaya mendengarnya. "Ya Allah, Terus Adrial dimana?"
"Gue udah bilang kan, Adrial di rumah sakit, Sen! Gue gak bohong!!!" tukas Junior.
"Kalo gitu sekarang juga kita ke rumah sakit yang lo bilang! Ayo!" cetus Julian.
Tapi seketika sebuah panggilan video call masuk ke dalam ponsel Julian.
Julian terkekeh melihat siapa orang yang menghubunginya kini. Caleb. "Caleb! Mau apa lagi dia" Julian langsung menjawab telpon tersebut. "Mau apalagi lo, hah?"
"Wetss! Santai, Julian. Santaaaii!" tukas Caleb yang terlihat sedang mengenakan headset di telinganya.
"Gue gak punya waktu buat ladenin orang kayak lo, bangs-"
"Yakin?" Caleb mengarahkan ponselnya ke arah meja makan dan disana terlihat Adrial yang tengah membelakanginya sedang menyantap makanannya.
"ADRIAAAAAALLLLL!!!" teriak Julian seketika.
Arsen langsung merebut ponsel Julian dan histeris melihat tubuh anaknya yang sehat dan segar berada di luar jangkauannya. "YA ALLAH ADRIAAAAALLL!!! ADRIAL, ADRIAL DENGER PAPA ADRIAL!!! LIAT PAPA NAK!"
Caleb tertawa seketika dan mengarahkan ponselnya ke arah wajahnya lagi, "Begoooo, bego! Kamu tuh jadi orang terlalu bego ya, Sen! Dari dulu beginya tau gak! Aku pake headset nih, liat! Buta!"
Aidan menghampiri Arsen dan ikut melihat, sayangnya yang terlihat kini hanyalah Caleb seorang. "HEH! BIADAB!!! Mana adik gua??? Balikin Adrial ke keluarganya! Sumpah demi apapun, gua cari lu, Cal! Gua bunuh lu! Gua bunuh!!!"
"Uuuuu takuuutt!" ledek Caleb lalu dia tertawa. "Kamu mau bunuh saya, Aidan??? Boleh-boleh aja, silahkan kesini. Saya tunggu. Masih ada kesempatan untuk saya nyayat-nyayat tubuh adik kamu sebelum kamu kemari!"
"No! No! Enggak, Cal! Enggak! Kita gak akan macem-macem, asal kamu balikin Adrial ke kita!" cetus Arsen.
Julian terlihat kalut disana. Begitupun dengan Dali dan yang lainnya. Seiring Julian menyalakan TV dan mengambil ponselnya lagi dari Arsen, dan menghubungkan layar ponselnya ke TV.
Disana terlihat jelas raut wajah Caleb yang sedang memegang ponselnya. Dia terlihat begitu bahagia dan tertawa-tawa. "Gak semudah itu dong! Saya bilang dari sekarang, Adrial akan baik-baik aja sama saya, selama kalian nurut apa kata saya!"
Arsen menitihkan air matanya, betapa sakit hatinya saat Caleb kini menguasai anak keduanya.
Begitupun dengan Julian yang bersedih, melihat kekacauan yang lagi-lagi diulahi oleh Caleb.
"Mana Adrial, Cal! Aku mau liat anakku lagi! Please" isak Arsen memohon pada Caleb.
Caleb memutar bola matanya kemudian menaruh ponselnya di atas minipod dan mengarahkan kamera ponselnya ke arah dapur lagi. Dia membisukan suaranya agar tak terdengar oleh Arsen dan yang lain. Begitupun dia meninggalkan headset yang masih tersambung di ponselnya, agar Adrial tak dapat mendengar suara mereka disana.
Arsen berteriak dari tempatnya, memanggil-manggil Adrial disana yang kini di ajak mengobrol dengan Caleb. Tangisnya tumpah, begitupun dengan Aidan yang histeris melihat keberadaan Adiknya itu.
Dali dan Stefan turut bersedih ketika melihat Adrial bersama orang yang salah.
"Caleb itu jahat, Naaaak" isak Arsen.
"Dia hilang ingatan, Sen. Gue rasa Caleb yang nemuin dia, dan ngaku-ngaku jadi Bokapnya makanya Adrial keliatan polos dan tulus banget ke dia" ujar Junior.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU 5 (FINAL 21+)
Fiksi RemajaLGBT 21+ CONTENT!!! homophobic, DONT!!! Akankah utuh??? ~~~ Thank you, selamat membaca. Lara & Husband First Chapter : 6 April 2020 Final Chapter : 28 Agustus 2022