Chapter 8

480 82 42
                                    

Arsen tersadar dalam pingsannya dan menemukan Caleb yang tertidur pulas di kursi, di samping ranjangnya. Arsen cukup terkesiap sebentar, sampai akhirnya dia ingat bahwa dia habis mengalami kecelakaan siang tadi.

Ini sudah malam, bahkan suaminya pun tak kunjung datang menemuinya. Hanya ada Caleb disana, terlihat lelah dan setia menemaninya. Membuat Arsen menjadi pikir-pikir lagi. Inikah yang dinamakan kesetiaan yang sesungguhnya.

Disaat ia rapuh, sakit dan merasa hancur, disitulah seharusnya seseorang menemaninya. Ini apa yang ada, bukan sosok tubuh kekar Julian Januar disisinya, melainkan orang lain. Melainkan orang yang ditakutinya. Melainkan orang yang dibencinya.

Entah kekuatan darimana Arsen mendadak berubah pikiran pada Caleb yang kini apa adanya. Dia terlihat tulus dan bersungguh-sungguh untuk meminta maaf. Buktinya dia rela untuk tinggal dan menemaninya disini.

Arsen menutup mata sebentar, membuang napas penat. Lantas dia memberanikan diri untuk membangungkan Caleb. "Cal... Caleb! Wake up"

Caleb menekuk wajahnya, terbangun sejenak. Dia merasa sedikit ngilu dengan kepala yang sejak tadi bertopang pada sandaran kursinya. Seketika dia terengah akan Arsen yang sudah pulih, "Arsen... are you feeling better, right now? How do you feel?" tanya Caleb.

"I'm good, thanks" kata Arsen sambil tersenyum.

Caleb tersenyum tulus lalu berujar, "I'm so sorry, karena aku kamu jadi-"

"Cal..." Arsen memotong seketika. "Aku yang harusnya minta maaf sama kamu. Niat kamu baik, tulus pengen minta maaf sama aku, tapi akunya malah berpikiran buruk sama kamu"

Caleb tersenyum lebar, "It's okay, Sen. Aku tau itu hukuman yang pantas buat aku setelah selama ini, aku udah berbuat jahat sama kamu. Sama Julian. Selama belasan tahun di penjara, aku ngerasa gak ada sekalipun waktu dimana aku gak merasa menyesal atas segala peebuatan jahat aku ke kamu, Sen. I'm really sorry!"

"It's been a past now! Aku udah maafin kamu, Cal" kata Arsen.

Caleb tersenyum penuh arti, lantas dia langsung memeluk Arsen dengan erat. "Thank you very much, Arsen. Thank you"

Meski sedikit canggung dan salah tingkah, tak dapat dipungkiri bahwa pelukan Caleb amat menenangkan. Itu yang Arsen butuhkan sejak semalam. Berharap Julian tak malah marah dan berkata kasar padanya. Berharap Julian malah makin memberikan perhatian untuknya. Bukan mencaci dan mengungkit segala masa lalu yang sudah-sudah.

Pintu kamar terbuka, Julian tercekat sejenak melihat Arsen tengah berpelukan dengan lelaki lain. Yang adalah Caleb.

Bahkan jantung Julian hampir berhenti sejenak ketika dia tak menyangka bahwa orang yang sedang memeluk istrinya itu adalah Caleb.

"Anjing loo!!!" teriak Julian. Dia langsung saja menghampiri Caleb disana dan meninju wajahnya dengan keras.

Baik Arsen terlebih Caleb, keduanya sama-sama terkesiap dengan kedatangan Julian yang tiba-tiba.

"Jul! Saya bisa jelasin" Caleb mengangkat tangan tapi Julian tak memberi ampun.

Julian terus menghajar habis wajah Caleb. Tak peduli dengan Caleb yang berusaha untuk menjelaskan.

Caleb merasakan ngilu di wajahnya dengan getir sampai lebam. Tatkala Julian tak habis-habisnya memukuli wajahnya bak Aidan yang terus menghajar habis wajah Tori di sekolah.

"JULIAN STOPPP!!!" teriak Arsen di tempatnya.

Julian pun berhenti menghajar wajah Caleb. "APAAA???" teriak Julian.

"Cukup, Julian!!!" tegas Arsen.

"Lo mau belain dia? Lo mau belain mantan lo yang iblis ini???" tanya Julian keras-keras.

STUCK ON YOU 5 (FINAL 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang