Chapter 31

382 76 55
                                    

Adrial berdiam diri di trotoar depan pintu gerbang sekolahnya. Dia sejak tadi menunggu Aidan tapi tak kunjung muncul.

Adrial sudah mengirimkan pesan chat untuknya, namun tetap tak ada gubrisan. Dia pun memilih duduk di bangku depan sekolah.

Munculah sebuah mobil mewah di hadapan Adrial tiba-tiba yang membuatnya sedikit tercekat. Adrial kenal mobil siapa itu.

Seketika Stefan menurunkan kaca jendela mobilnya. "Halo Babang Iyaaal"

Adrial menatap dengan tatapan sudah diduga pada Stefan. Dia berdecak ketika Stefan malah turun dari mobil dan datang menghadapi, "Ck!"

"Bang Iyal lagi nungguin Aidan yak?" tanya Stefan yang malah duduk di samping Adrial.

Adrial masih diam, tak merespon. Entah mengapa kehadiran Stefan seakan mengganggu hidupnya. Bahkan ia tak merasa memiliki kenangan dan memori apapun bersama Stefan.

"Daripada nungguin Aidan, mending pulang ama Epan. Di jamin, langsung di anter sampe rumah"

"Gak usah. Gue bisa nunggu" jawab Adrial, ketus. Dia mulai menunjukkan ketidaknyamanan-nya pada Stefan.

Stefan terkekeh seketika, "Galak amat sih. Jangan galak-galak dong, Baaang"

"Berisik!"

"Dulu tuh ya, pernah ada cowok galak parah sama cowok yang suka sama dia. Akhirnya apa? Jadian juga. Dan malah udah punya anak dua"

Adrial sedikit penasaran, "Oh ya? Siapa?"

"Papa sama Daddy-nya Bang Iyal!" jawab Stefan.

Adrial terdiam gamang. Sepertinya Stefan begitu mengenal keluarganya. Tapi bukan berarti ia bisa langsung menerima kehadiran Stefan yang ingin mengakrabkan diri padanya. Malah yang ada, ia jadi makin tidak nyaman.

"Jadi Bang Iyal ati-ati. Nanti bisa suka loh sama Epan" sambung Stefan.

"Dih! Geer banget lu!" tukas Adrial.

"Yuk pulang bareng Epan yuk!"

"Enggak!"

"Paling juga Aidan lagi basket, Bang"

"Bisa diem gak lu? Pulang sana sendiri! Dan jangan panggil-panggil gua Bang! Gua bukan Abang lo!" ketus Adrial.

Stefan memanyunkan bibirnya, lalu menyengir, "Kalo Ayang, boleh???"

"What?"

"Siapa tau bisa jadi Ayang beneran!"

"Berisik ah! Bawel banget sih lu! Sana pulang! Gausah ganggu gua!" omel Adrial.

"Tapi Epan mau pulang bareng Bang Iyal!"

"Enggak! Sekali gua bilang enggak ya enggak!"

"Epan bisa anterin"

"Enggak, Stefan!!! Pergi gak lu!"

"Kalo tiba-tiba ujan, terus Aidan belum muncul juga, terus Bang Iyal keujan-"

"Lu gak liat panas gini??? Gak bakalan ada ujan! Ngerti lu?"

JEDERRRR!!! Tiba-tiba suara petir saling menyambar terdengar nyaring sampai muncul beberapa kilatan di awan.

Membuat Adrial terkejut dan melotot, begitu juga Stefan yang kemudian menyengir.

Adrial menatap wajah Stefan dengan penuh sebal.

"Ati-ati kalo ngomong makanya, Baaang" tukas Stefan.

Seketika air dari atas langit berjatuhan dan membasahi bumi secara perlahan.

STUCK ON YOU 5 (FINAL 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang