Chapter 29

319 62 28
                                    

Keesokan harinya Stefan datang ke sekolah pagi-pagi sekali hanya untuk melihat si tampannya. Siapa lagi kalau bukan Adrial.

Adrial semakin tampan. Pola wajahnya sedikit berubah dan hampir menyerupai Daddynya, Julian. Kini kilasan mirip Daddy-nya berubah menjadi benar-benar mirip. Bahkan ia dijuluki sebagai Julian Junior.

Guru-guru yang mengenali Julian sejak dulu, pasti akan selalu mengatakan bahwa wajah Adrial begitu mirip sekali dengan Daddy-nya. Sementara Aidan mirip dengan Papanya, Arsen.

Stefan sengaja duduk di bangku taman agar dia dapat melihat sosok Adrial yang baru datang dari kejauhan. Sayangnya ini masih terlalu pagi.

~

"Lo tau gak sih, kalo ada orang yang naksir berat sama lo, Yal?" tanya Aidan yang menyetir mobilnya. Adrial masih disupiri Aidan ke sekolah begitu pula dengan pulangnya. Arsen dan Julian meminta Aidan untuk menjaga adiknya yang kini cenderung diam tak banyak bicara itu.

Adrial hanya diam memandangi jalanan.

"Yal!"

Adrial menoleh ke arah kanan, menatap Aidan, kakaknya.

"Ada yang suka sama lo!" cetus Aidan.

"Siapa?" tanya Adrial sekenanya.

"Cakep sih. Pinter juga. Cuma agak sedikit gesrek aja" cetus Aidan.

Adrial kembali memandangi jendela mobil lagi ke jalanan.

"Yal!"

Adrial menoleh lagi ke arah Aidan.

"Lo gak mau tau gitu, siapa orangnya?" tanya Aidan.

"Tadi kan gua tanya siapa, Bang!" ujar Adrial.

Aidan sambil fokus ke jalan menyengir. "Stefan!"

"Stefan?" ulang Adrial.

"Yops!"

Adrial lalu diam saja.

Aidan bingung lagi melihat reaksi Adrial yang terlihat biasa saja. "Yal, lo ngomong kek. Diem mulu dah"

"Ngomong apa?" tanya Adrial lagi.

"Ya reaksi lo! Respons lo! Tanggapan lo gimana, Stefan suka sama lo!" cetus Aidan, sedikit sungut.

"Biasa aja" jawab Adrial.

"Dih, sok ganteng banget sih lu, Yal" cetus Aidan.

"Gue males ngurusin yang begituan, Bang! Gue aja ketinggalan banyak pelajaran. Beberapa ada yang gue juga lupa metodenya" tukas Adrial.

"Yaudah, minta di ajarin aja sama si Stefan!" ujar Aidan.

Adrial menggeleng, "Gak usah lah. Lagian kan ada Dali di kelas. Stefan juga bukan jurusan IPS kan"

"Yeeee, awas lo ya kalo sampe naksir sama Dali! Gua bikin sembuh lu dari amnesia" cetus Aidan.

Adrial geleng-geleng kepala mendengar ucapan Aidan yang tak begitu penting baginya. Sungguh pelajaran di sekolah yang tertinggal saja sudah begitu membuatnya pusing. Apalagi jika harus dibubuhi oleh urusan perasaan. Pasti akan bertambah rumit baginya.

~

Stefan langsung menyengir kegatelan begitu melihat Aidan dan Adrial tiba di koridor kelas. Dia langsung berdiri dan menghampiri keduanya. Dengan antusias dia bersuara, "Eeeh, ada dua cogan nih"

"Dih" Aidan berdesis.

Adrial heran menatap Stefan.

"Tapi masih gantengan Babang Iyal sih" cetus Stefan.

STUCK ON YOU 5 (FINAL 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang