Chapter 15

425 70 24
                                    

Arsen menangis sesenggukan di kamarnya. Dia hanya bisa memperhatikan foto Adrial di sebuah figura kecil.

"Naaak... semenjak kepergian kamu... keadaan rumah ini udah beda. Segalanya udah gak sama lagi. Masalah demi masalah... makin bernampakan ke permukaan. Papa gak tau harus gimana lagi untuk menghadapinya, Nak. Apalagi tanpa kamu disini" lirih Arsen, menangis sesak. Mengelus foto Adrial yang tampan disana.

Arsen berkata lagi dalam tangisnya yang makin menjadi, "Boleh gak sih, Papa minta sama Tuhan, untuk kamu masih ada disini. Untuk nemenin Papa. Ngedukung Papa kalo Papa lagi down. Papa sedih, Nak. Papa gak sanggup lagi... Kalaupun harus ada pilihan, Papa rela, Nak. Papa rela jika harus bertukar posisi Papa dengan kamu. Biarin Papa yang pergi..."

Tangis Arsen semakin menjadi. Dia memeluk foto Adrial seerat mungkin. Nampak campur aduk antara bertirakat dan memohon mesti mustahil.

Tok tok tok. Suara Iyem mengetuk pintu kamar terdengar oleh Arsen di tempatnya. "Maaf Tuan Arsen, apa Tuan Arsen sedang beristirahat?"

"K-kenapa, Yem???" tanya Arsen dari ranjangnya.

"Ada yang mencari, Tuan"

"Siapa?"

"Mas Junior"

Arsen tertegun sejenak. "Mau ngapain lagi sih tuh orang! Ah!"

Arsen langsung bangkit dan menemui Junior segera. Dia geram bukan main. Junior jadi hobi mencari ulah dengannya.

Begitu Arsen keluar kamar, dia dapat melihat Junior duduk di ruang tamunya. Lalu ia berdiri karena Arsen berjalan menghampirinya.

"Sen..." Junior penuh harap.

"Jun! Lo mau ngapain lagi sih pake kesini segala? Lo mau bikin suasana tambah rusuh lagi, hah? Tambah ancur? Tambah rusak gara-gara lo???" tandas Arsen.

"Gue harap lo ngerti dengan apa yang gue lakuin saat ini, Sen"

"Oh iya! Jelas! Jelas banget. Gue ngerti dengan jelas tujuan lo! Lo mau ngancurin semuanya kan, Jun??? Kenapa baru sekarang? Kenapa gak dari dulu, hah???"

"I'm stuck, Arsen! Gue kejebak!"

"FUCK YOU!!!" teriak Arsen dengan lantang ke arah Junior.

Sampai seketika Junior menitihkan air matanya dan berkata, "I'm so sorry!"

Arsen tak habis pikir dengan apa yang tengah Junior pikirkan. Dalam sekejap Arsen terkesiap kala Junior memegang kedua pipinya cepat lalu dengan lancang melumati bibirnya seketika.

Arsen sekuat mungkin melawan, namun Junior lebih kuat darinya. "Mmmm...." Arsen berusaha untuk berteriak, namun Junior begitu kuat menyergap.

Sampai seketika Julian datang dan tak sengaja melihat itu semua. Dia melotot, tak percaya. Dia langsung saja berlari menghampiri Junior. "ANJING!!!"

BUUUGGGKKK!!! Junior terjatuh ketika Julian berhasil meninju wajahnya.

"Bang Yayan! Udah, Bang!" teriak Arsen.

"AARRGGHHH!!!" PLAKKK!!! Julian refleks menampar pipi Arsen keras sekali sampai Arsen tersentak.

"Tuaaann!!!" para ART turut menghampiri Arsen seketika. Berikut dengan petugas keamanan disitu yang melihat keributan itu terjadi.

Julian menganga, wajahnya berair. Dia melihat tangannya sendiri yang akhirnya melayang pada pipi Arsen barusan.

"Bang Yayan nampar Arsen???" Arsen sesenggukan bertanya.

"Sen, maafin aku. Aku bener-bener gak sengaja. Aku-"

"Junior yang dateng-dateng langsung cium Arsen, Bang! Bukan Arsen yang kegatelan!" tangis Arsen merayap ke permukaan.

STUCK ON YOU 5 (FINAL 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang