Chapter 24

316 68 28
                                    

"Uncle Junior?" ulang Adrial dengan lirih. Kepalanya terasa sedikit nyeri jika mengingat-ingat. "Maaf, saya lupa"

Deg. Mata Junior terbelalak mendengarnya. Jantungnya serasa berhenti berdetak. Rupanya anak ini tengah mengalami lupa ingatan. "Gapapa, Yal. Gapapa kalo kamu gak inget sama saya. Tapi saya harus kasih tau orang tua kamu tentang keberadaan kamu ya"

Adrial tertegun sejenak. "Orang tua?"

"Iyah. Orang tua kamu. Daddy Jul-"

"Bukannya Papa tadi pamitan mau ambil bajuku bentar di rumah?" potong Adrial.

Giliran Junior yang dibuat bingung, "Jadi kamu udah ketemu Papa kamu?"

Adrial mengangguk.

Sementara Junior masih yakin tak yakin akan Adrial.

"Tapi kamu beneran gak inget sama saya, Adrial?" ulang Junior sekali lagi.

Adrial menggelengkan kepalanya.

"Coba deh. Diinget-inget lagi" tekan Junior.

Adrial mengernyitkan keningnya, kemudian mencoba mengingat-ingat lagi nama Junior dalam memorinya.

Junior menatap penuh harap pada Adrial. Dia merasa bersyukur atas apa yang terjadi kini. Setidaknya Adrial masih hidup dan selamat meski sedang mengalami amnesia.

"AAAARRGHHHH!!!! AAAARRRGGGHHHH!!!" jerit Adrial sambil memegang kepalanya saat dia sedang mengingat lagi memori yang bernama Junior di otaknya. "AAAARRGGHHHH!!!"

Suster kemudian masuk ke dalam kamar Adrial dengan sigap. "Ada apa ini? Loh, anda siapa???" tanya Suster pada Junior.

"Saya Omnya, Sus" jawab Junior.

"Anda apakan pasien ini? Anda tahu tidak, kalau pasien mengidap amnesia?" tanya Suster.

"Saya cuma nyuruh dia untuk inget nama saya aja kok" jawab Junior.

"Gak bisa, Pak. Maaf! Hal seperti ini tidak boleh dipaksakan pada pasien. Kalau tidak pasien bisa kritis" cetus Suster.

Junior tertegun mendengarnya. Adrial masih nyeri kesakitan.

"Lagipula Ayahnya sudah menitipkan pesan bahwa pasien tidak boleh dijenguk oleh siapapun, kecuali ayahnya sendiri. Jadi sebaiknya Bapak pergi, Pak"

"Tapi saya Omnya! Saya berhak tau kondisinya!" bantah Junior.

"Tolong bapak konfirmasikan dulu pada Ayah dari pasien ini, baru saya percaya" cetus Suster.

"Saya gak bohong, saya-"

"SECURITY!!!" teriak Suster, saking berlimpahnya rasa curiga pada Junior. "SECURITY!!!"

Seorang satpam turut masuk ke dalam ruangan Adrial, "Ya, Sus?"

"Pak, bawa dia keluar, Pak! Orang ini mengganggu kenyamanan pasien ini" ujar Suster.

"Baik, Sus!" tukas satpam itu dan langsung memegang tangan Junior, "Ayo ikut saya keluar, Pak!"

"Pak, dia itu keponakan saya, Pak. Saya bisa telpon orang tuanya"

"Dibawa dulu orang tuanya kesini bersama Bapak, baru saya bisa mengijinkan" tukas Satpam tersebut sambil terus menyeret Junior keluar dari ruangan.

Adrial kembali tertidur dengan dua tangan yang masih memegang kepalanya. Sakit, itu rasanya.

~

"PADA GOBLOK APA GIMANA SIH??? MASA KAYAK GITU AJA GAK BISA JAGAIN?" teriak Caleb pada Dokter, Suster dan Satpam rumah sakit.

"Maaf, Pak. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memisahkan Bapak tadi dengan pasien. Tapi Bapak tersebut terus mengaku bahwa ia adalah Om dari pasien. Sehingga kami-"

STUCK ON YOU 5 (FINAL 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang