Mulai ch depan masuk konflik ya gaes wkwk. Ringan kok insyaallah gk berat2 bgt wkwk. Btw aku kaget bgt bangun tidur dah sampe 100 vote. Dari target vote 70 sampe kukasih target 100 napa tetep SEHARI doang😭😂 padahal kukira paling gk bakal ampe 2 hari wkwk.
Makasih yang udh vote dan excited sama ceritaku ya^^
Happy reading~
****
Sakura tampak sibuk membolak-balikkan jurnal medis ditangannya. Emerald nya bergulir membaca tulisan disana dengan teliti. Ia hanya akan membacanya saja karena dua hari lagi cutinya akan habis. Ini adalah jurnal kedua yang Ino kirim padanya. Kepalanya rasanya sudah mumet membaca berbagai kata-kata rumit, hasil penelitian, laporan medis dan berbagai percobaan obat yang saat ini memang sedang diteliti oleh Konoha.
"Sakura."
"Hmm.." Sakura bergumam pelan. Tangan kanannya mengusap rambut Sasuke yang saat ini berbaring di pahanya.
"Sakura."
"Iya." Sakura hanya menjawabnya singkat. Ia sedang sangat pokus sekarang dan entah kenapa pria itu benar-benar mengganggunya sejak tadi.
Sasuke yang kesal karena merasa diabaikan menenggelamkan wajahnya diperut rata Sakura hingga gadis itu merasa geli.
"Sasuke-kun hentikan! Ada apa sih?" Tanya Sakura agak kesal dibuatnya.
Sasuke mendongakkan wajahnya. Alisnya yang tertekuk menunjukkan betapa kesalnya dia. "Kau datang kesini hanya untuk mengabaikanku?"
Sakura menghela napas menghadapi tingkah manja Sasuke. Entah sejak kapan ia jadi terbiasa melihatnya. Sasuke benar-benar menjadi sosok yang berbeda saat bersamanya. Ia juga jadi lebih banyak tahu tentang sifat Sasuke yang tidak ia tahu sebelumnya.
Sakura tahu Sasuke memang sangat keras kepala. Ia tipe orang yang apabila menginginkan sesuatu maka harus mendapatkannya. Namun ia tidak menyangka ternyata pria yang tampak sedingin es itu bisa bersikap manja seperti ini.
"Sebentar ya, Sasuke-kun. Cuti ku sebentar lagi habis jadi aku harus membaca jurnal ini untuk tahu perkembangan apa saja yang terjadi selama aku cuti." Ucap Sakura lembut berusaha memberikan pengertian.
Ia sudah belajar cara menghadapi Sasuke sekarang. Jika Sakura ikut terbawa emosi maka Sasuke akan semakin jadi mengganggunya. Lalu jika Sakura terus mengabaikan pria itu maka akan berakhir dengan Sasuke yang balik mengabaikannya dan Sakura harus merayunya.
Sasuke merengut kesal. Is mengeratkan pelukannya di pinggang Sakura.
"Kau sudah tiga jam membacanya." Protes Sasuke dengan suara yang teredam.
"Sasuke-kun tidak lihat setebal apa jurnal ini?" Ucap Sakura sambil mengangkat jurnal medis yang tebalnya bisa saja membunuh seseorang jika dilemparkan ke kepalanya.
"Hn," Sasuke bergumam tak bisa menyangkal. Sakura jadi gemas sendiri dibuatnya. Gadis itu akhirnya meletakkan jurnalnya dan menguyel pipi Sasuke dengan kedua tangannya.
"Ya ampun manjanya kekasihku ini!" Sakura mencubit gemas pipi Sasuke. Gadis itu menertawakan ekspresi Sasuke yang tampak lucu dimatanya. Pria itu mengerutkan alisnya dengan bibir yang tampak maju karena Sakura menekan kedua pipinya.
"Sudah puas tertawa?" Tanya Sasuke kesal. "Sudah sore. Aku lapar. Aku ingin makan masakanmu." Lanjutnya.
Sakura mengerutkan keningnya, "hari ini kan giliran Sasuke-kun yang memasak." Protes gadis itu.
"Aku tidak mau memasak. Aku ingin makan masakanmu." Ucap Sasuke keras kepala.
Sakura mengembungkan pipinya kesal. Padahal ia lebih suka makan masakan Sasuke. Sakura mengakuinya sekarang. Makanan yang dibuat Sasuke itu benar-benar another level. Bahkan jauh lebih enak dari yang dibuatnya. Entah bagaimana cara pria itu belajar memasak.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY THIS DIFFERENT? [End]
FanfictionSasuke kembali. setelah dua tahun pergi meninggalkan desa untuk perjalanan penebusan dosanya, lelaki Uchiha itu akhirnya kembali ke Konoha. teman-teman seangkatannya menyambutnya, guru nya yang kini jadi Hokage bahkan menelantarkan tugasnya hanya un...