Sakura POV
Aku melangkah cepat saking malunya hingga tak sadar kalau Sasuke sudah tidak mengikutiku. Aku berbalik dan melihatnya sedang berbicara dengan Naruto. Si brengsek itu cepat pulih ternyata. Padahal baru tiga hari yang lalu aku hampir mematahkan tangan dan kakinya. Tentu saja hanya 'hampir'.
Aku berniat untuk menghampiri mereka tetapi sepertinya percakapan mereka sudah selesai saat kulihat Sasuke berjalan kearahku.
"Ayo." Tiba-tiba pria itu meraih tanganku dan menarikku tanpa sempat aku membuka suara.
"Pelan-pelan Sasuke-kun." Ucapku karena langkah Sasuke terlalu cepat untuk kuikuti. Oh ayolah, kakinya itu sangat panjang. Satu langkahnya itu sama dengan dua langkah kakiku.
Setelah mendengarku Sasuke mulai memperlambat langkahnya dan kini kami berjalan beriringan. Aku mendongak untuk menatap wajahnya yang lebih tinggi dariku.
"Tadi bicara apa saja dengan Naruto?" Tanyaku membuka obrolan.
"Tidak penting." Jawabnya singkat. Aku mengernyit heran. Wajah Sasuke tampak kesal berbeda dengan sebelumnya. Apa Naruto bicara yang tidak-tidak lagi? Kalau iya akan kupukul lagi dia!
"Kau masih marah padanya ya? Karena masalah sebelumnya?"
Sasuke menoleh kearahku dan menatapku dengan onyx tajamnya. Jujur saja terkadang aku masih merasa terintimidasi dengan mata hitam itu. Meskipun belakangan ini mata itu selalu menatap lembut kearahku.
"Kau tidak marah?" Tanyanya dengan nada datar. Astaga, aku tak suka ini. Sasuke terdengar seperti dulu.
"Tentu saja aku marah. Kalau aku tidak marah tidak mungkin aku akan memukul mereka dan hampir membuat mereka patah tulang." Ucapku menggebu-gebu. Kalau diingat lagi aku jadi kesal.
"Kalau kau tidak menghentikanku pasti sudah kubakar bokong mereka."
Astaga Sasuke-kun, kata-kata kejam itu sama sekali tak cocok diucapkan dengan wajah santaimu itu.
Aku tersenyum lalu memeluk lengannya. "Sudahlah Sasuke-kun. Lagipula aku kan baik-baik saja. Kenapa juga Sasuke-kun bisa tertipu dengan tipuan bodoh mereka."
Tiba-tiba kurasakan genggaman tangan Sasuke mengerat. "Aku datang setelah sekian lama dan tak ada kau disana. Orang-orang seperti tak ingat namamu dan keberadaanmu seperti tak pernah ada. Bahkan teman-teman mengelak setiap kali kutanya. Sampai Hokage kelima pun mengatakan kata-kata yang tak masuk akal. Kau pikir aku bisa tetap tenang?" Sasuke menoleh dan menatapku. Kalimat panjang yang jarang sekali kudengar keluar dari mulutnya.
Dimata sedalam jurang itu aku bagai ditenggelamkan olehnya. Sekilas dapat kulihat kilatan putus asa yang menusuk perasaanku. Tidak pernah kusangka diseumur hidupku. Kalau aku bisa menjadi berharga untuk Sasuke.
"Aku akan baik-baik saja. Tidak akan ada yang bisa mengalahkanku selama misi. Hehe, Sasuke-kun tahu kan sekuat apa aku? Jadi jangan khawatir." Aku tersenyum berusaha menenangkannya. Sasuke yang ada didepanku berbeda dengan Sasuke yang dulu menusukku dengan genjutsu saat perang dunia shinobi keempat. Semakin aku dekat dengannya semakin banyak sisi dari dirinya yang tidak kuketahui. Aku ingin mengenalnya lebih dalam.
Mengenal Sasuke yang sekarang.
****Mendapatkan panggilan kerja yang tiba-tiba adalah hal menyebalkan bagi siapapun. Begitu juga Sakura. Saat ia dan Sasuke sedang jalan-jalan tiba-tiba saja ia bertemu dengan juniornya di Rumah Sakit yang mengatakan ada seorang shinobi yang sedang dalam kondisi gawat dan harus segera dioperasi. Seharusnya hari ini sudah bukan tugas Sakura. Tetapi karena Shizune memiliki pasien lain sehingga harus ada dokter lain yang menggantikannya dan hanya Sakura 'lah yang bisa melakukannya. Itu karena hanya dia yang paling menguasai teknik operasi dengan chakra.

KAMU SEDANG MEMBACA
WHY THIS DIFFERENT? [End]
FanfictionSasuke kembali. setelah dua tahun pergi meninggalkan desa untuk perjalanan penebusan dosanya, lelaki Uchiha itu akhirnya kembali ke Konoha. teman-teman seangkatannya menyambutnya, guru nya yang kini jadi Hokage bahkan menelantarkan tugasnya hanya un...