Makin lama vote dan komennya makin berkurang🙄 apa karena udah gak dikasih target?
*****
Musim gugur terasa cepat sekali berlalu. Salju sudah turun di Konoha sejak seminggu yang lalu. Suhu udara pun turun drastis. Sekitar tiga hari yang lalu bahkan Konoha mencapai suhu terendahnya. Yaitu mencapai 9° celcius. Padahal biasanya bahkan dipuncak musim dingin sekalipun suhu di Konoha hanya berkisar 12-14 derajat celcius.
Hari ini, Sakura masih bergumul ditempat tidurnya dengan selimut tebalnya. Gadis itu memang paling benci musim dingin. Mungkin karena ia lahir di musim semi gadis itu sangat benci suhu dingin di musim dingin. Satu-satunya yang ia sukai dari musim dingin hanya hari natal.
"Hmmmm, aku malas kerjaaa!" Eluh Sakura. Padahal ini musim dingin, sebentar lagi juga natal. Namun tetap saja tidak ada kata libur bagi seorang dokter. Dia masih harus masuk kerja setidaknya sampai sehari sebelum natal.
Gadis itu menaikkan selimut tebalnya, membungkus seluruh tubuhnya dibalik selimut. Tiba-tiba telinganya mendengar suara pintu yang terbuka. Sakura sudah bisa menebaknya. Ia semakin meringkukkan tubuhnya.
Suara ranjang berderit terdengar, seseorang naik keatas kasurnya. Lalu sebuah tangan memeluk tubuhnya yang terbungkus selimut, "Sakura, bangun."
Suara lembut membangunkannya.
Sakura menggeleng cepat, semakin mengeratkan selimutnya. "Tidak mauuuu Sasuke-kun!" Suara gadis itu teredam dibalik selimut.
Sakura bisa mendengar suara tawa kecil, lalu tangan yang memeluknya menarik tubuhnya yang terbungkus selimut. Padahal pria itu hanya menggunakan satu tangan tapi dia bahkan bisa mengangkat tubuh Sakura seakan Sakura seringan kapas.
"Aaaa tidak mauu! Aku tidak mau kerjaaa huee! Aku benci musim dingin." Rengek Sakura sambil berusaha untuk menelungkupkan tubuhnya lagi seperti siput.
"Kau bilang hari ini hanya ada jadwal check up biasa. Kau pasti pulang cepat 'kan?" Tanya Sasuke sambil berusaha melepaskan selimut yang membungkus tubuh Sakura.
Gadis itu cemberut saat selimutnya direbut. Dengan malas ia menumpukan dahinya dibahu Sasuke, lalu memejamkan matanya lagi. "Bisa tidak aku bolos saja?" Rayunya dengan nada malas.
Sasuke terkekeh. Tangannya terangkat, menyisir rambut Sakura yang berantakan kebelakang telinga. "Kau dokter Sakura. Dokter tidak bisa bolos."
Sakura menghela napas panjang. "Huaaa!"
Sasuke mengangkat wajah Sakura yang tertumpu dibahunya, ia memegang pipi gadis itu dan mengusapnya lembut. "Aku sudah buat air hangat. Mandi dan bersiaplah. Aku akan mengantarmu."
Sakura tersenyum manja, ia memiringkan kepalanya dengan wajah lucu. "Sasuke-kun akan menjemputku juga?"
Sasuke mengangguk, "hari ini kau pulang jam empat 'kan? Aku ada misi sebentar. Tidak apa kan kalau harus menunggu? Aku usahakan selesai tepat waktu." Jelas Sasuke.
Sakura mengangguk mengerti, "Kalau Sasuke-kun pulang lewat dari jam 4, jemput aku di rumah Ino saja. Niatnya aku ingin bermain sebentar dengannya." Ucap Sakura.
"Baiklah."
"Sudah, cepat bangun! Nanti kau terlambat." Ucap Sasuke lalu menarik tangan gadisnya agar bangkit dari kasur.
"Iya-iyaa!" Balas Sakura malas. Gadis itu kemudian berjalan gontai kearah kamar mandi.
****
Kedua insan itu sampai di depan lobby rumah sakit. Sasuke melepaskan genggaman tangan mereka, lalau membenarkan syal hijau dileher Sakura. Setelahnya, menyentuh pipi gadis itu yang memerah dan terasa dingin. Kulit Sakura memang mudah sekali teriritasi dengan suhu dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY THIS DIFFERENT? [End]
FanfictionSasuke kembali. setelah dua tahun pergi meninggalkan desa untuk perjalanan penebusan dosanya, lelaki Uchiha itu akhirnya kembali ke Konoha. teman-teman seangkatannya menyambutnya, guru nya yang kini jadi Hokage bahkan menelantarkan tugasnya hanya un...