"Oh, kau masih ingat mendatangiku?"
Kalimat itu dituturkan dengan nada santai yang nyatanya mampu membuat jantung si Uchiha rasanya berhenti berdetak untuk sedetik. Nada bicara yang tak pernah ia dengar keluar dari mulut Sakura. Gadis itu menatapnya tenang.
Terlalu tenang.
Ketenangan yang tidak biasa ditunjukkan oleh gadis itu hanya membuat Sasuke semakin khawatir. Pria itu merasakan kecemasannya memuncak, menyebar kesekujur tubuhnya.
"Sakura--"
"Kukira kau lupa padaku."
Deg deg deg
Apa ini..
Sasuke tak suka ini.
Kenapa yang ia dapatkan berbeda jauh dari bayangannya? Tiap detik yang berlalu hanya membuat detak jantungnya semakin sulit terkontrol. Gadis itu melangkah mendekatinya, namun langkahnya berlalu melewatinya begitu saja. Seakan sosok tubuh Sasuke yang berdiri menghalau jalan tidak di hiraukannya.
Tangan Sakura sibuk mengambil kunci didalam tasnya, mengabaikan Sasuke yang sudah menatapnya dengan panik.
"Sakura aku--" Sasuke menahan lengan Sakura, namun keterkejutannya bertambah saat Sakura menepisnya.
"Maaf ya Sasuke. Aku lelah. Kau juga pasti lelah setelah pulang dari misi mu. Lebih baik kau pulang saja oke? Selamat malam." Sakura mengulas senyum yang bahkan tak sampai ke mata. Bahkan tanpa sempat Sasuke membuka mulutnya gadis itu langsung masuk tanpa melihat kearah Sasuke lagi.
Sasuke terpaku. Ekspresinya kosong, masih tak percaya dengan yang baru saja dihadapinya. Panggilan yang berubah dan senyuman yang dipaksakan dari Sakura terus terngiang diotaknya. Untuk sejenak pria itu kehilangan fungsi berpikirnya. Ia kehilangan kontrol atas kendali responnya. Sasuke jadi linglung seketika.
"Ah, Sakura! Tidak, tunggu. Buka pintunya sebentar." Begitu sadar gadis itu sudah tak lagi ada dihadapannya, Sasuke mengetuk pintu apartment Sakura dengan setengah panik.
Beberapa detik menunggu, namun tiada respon sedikitpun. Wajah Sasuke memucat. Ini diluar perkiraannya. Pria itu mencoba mengetuk lagi, kali ini dengan sedikit lembut. "Sakura.. Maaf. Tolong buka pintunya sebentar."
"...."
Masih tidak ada respon. Wajah pria itu semakin pias saat melihat lampu di pintu depan sengaja dimatikan. Sudah pasti.
Sakura marah padanya.
Sasuke menghela napas frustasi. Pria itu mengacak rambut legamnya kesal. Ia menatap pintu yang masih tertutup, mencoba untuk mengetuk lagi.
"Sakura tolong buka dulu, hm? A-aku akan masakkan makan malam! Bagaimana? Kau tahu, sebenarnya aku sudah memasakkan makan siang untukmu. Namun, sekarang sudah dingin. Bagaimana kalau kita masak lagi ya? Hm? Aku yang akan memasak. Kau ingin aku memasak 'kan?"
Kalimat panjang keluar tak berjeda dari mulut si Uchiha yang biasanya terlalu sulit bahkan untuk mengucapkan 100 kata dalam sehari. Entah apa karena terlampau panik atau memang karena bucin, Sasuke bahkan rela merendahkan harga dirinya dan memohon di depan pintu apartment seorang gadis yang adalah kekasihnya.
Yang saat ini sedang ngambek padanya.
Sasuke mencoba untuk terus mengetuk sambil melancarkan beberapa kalimat rayuan. Pria itu hampir pasrah setelah lebih dari 15 menit namun masih tak ada tanda-tanda Sakura akan keluar.
"Hah.. Sakura." Sasuke menghela napas lelah.
"Kau benar-benar marah?" Sasuke kembali bicara. Si Uchiha itu menyandarkan dahinya pada pintu. Tampak menyedihkan sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
WHY THIS DIFFERENT? [End]
FanfictionSasuke kembali. setelah dua tahun pergi meninggalkan desa untuk perjalanan penebusan dosanya, lelaki Uchiha itu akhirnya kembali ke Konoha. teman-teman seangkatannya menyambutnya, guru nya yang kini jadi Hokage bahkan menelantarkan tugasnya hanya un...