Extra Part (When He Comes Just For a Kiss)

4.4K 288 40
                                    

Ini tentang Ino yang berulang kali mencak-mencak sebab Sasuke harus pergi meninggalkan sahabatnya padahal baru satu minggu mereka menikah. Padahal ia tidak tahu saja, kalau setiap malam Sang Uchiha tak pernah absen datang lewat jendela demi menagih ciuman selamat malam.

****

Pagi itu, seperti biasa Sakura membawa langkah kakinya untuk pergi ke Rumah Sakit tempatnya bekerja. Sebuah rutinitas yang kembali ia dapatkan setelah berhasil meluluhkan hati Tsunade untuk mengembalikan jas putihnya. Wanita itu melangkah ringan sambil sesekali membalas sapaan dari warga desa yang mengenalinya.

Langit Konoha memang belum terang sepenuhnya, bahkan beberapa kedai baru saja mulai buka. Salahkan Tsunade yang mengabari akan mengadakan rapat evaluasi di pagi hari tiba-tiba, membuat gadis itu harus pergi dengan terburu bahkan tanpa sempat membuat sarapan. Sebab sudah pasti, evaluasi yang gurunya maksud adalah ajang diomelinya ia dan beberapa barisan dokter senior karena beberapa kesalahan kecil yang dilakukan.

"Sakura!" Sang empunya nama menoleh dan menemukan Ino yang melambaikan tangan dari arah lobby.

"Oh, kau juga dipanggil?" Tanya Sakura sebab tak biasa menemukan presensi sahabat pirangnya itu di rumah sakit sepagi ini. Karena memang Ino biasanya hanya datang ke Rumah Sakit bila dibutuhkan.

"Iya, Tsunade-sama yang memintaku. Huft, padahal ini masih jam tidurku." Ino menghela napas malas.

"Kau juga dipanggil?" Tanya Ino seraya merangkul lengan sahabatnya dan berjalan bersama melewati lorong rumah sakit yang masih sepi.

"Tentu saja. Aku kan termasuk dokter senior." Sahut Sakura.

"Huh, Tsunade-sama benar-benar tidak berperasaan pada pengantin baru."

Sakura tertawa kecil mendengarnya, "pengantin baru apanya?"

Bibir Ino melengkung kebawah mendengar ucapan sahabatnya. Tiba-tiba gadis Yamanaka itu merangkul pundak Sakura dan memeluk wanita itu. "Kasihan sekali sahabatku ini, ditinggal suaminya padahal baru satu minggu menikah."

"Yak, kau meledekku?" Sakura menjauhkan kepala sahabat pirangnya itu dari pundaknya.

"Ihh bukan meledek! Aku tuh bersimpati padamu!" Ucap Ino sambil menghentakkan kakinya kesal. "Rokudaime parah sekali, memberi misi pada pengantin baru! Apalagi misi panjang seperti ini!"

"Hahaha! Justru harusnya Sasuke-kun pergi sebelum menikah. Beruntung sekali lelakiku lebih ingin untuk menikah lebih dulu. Tidak seperti lelaki pucat yang menggantung sahabat pirangku setelah mencuri ciumannya~"

"Sekarang lihat siapa yang meledek?" Ino mendengus, melepaskan rangkulannya pada lengan Sakura dan berjalan mendahului sambil menghentakkan kakinya kesal. Sakura lantas tertawa begitu melihat tingkah Ino. Sambil mempercepat langkahnya, Sakura meraih pundak Ino dan gantian merangkul gadis itu.

"Aku bercanda!" Sakura mencolek pipi Ino sambil tertawa kecil. "Haruskah ku pukul Sai karena berani-beraninya menghindari sahabatku ini setelah mendapatkan satu ciuman---"

"Aaaa sudah dong!" Ino berteriak kesal karena sahabatnya itu terus saja mengungkit kejadian beberapa hari yang lalu. Bibir gadis Yamanaka itu mengerucut kesal karena kembali mengingatnya.

"Hei, kenapa berdiri disitu saja? cepat masuk!" Perhatian Sakura dan Ino teralih saat suara Shizune terdengar. Ternyata tanpa sadar mereka berdua telah berdiri di depan pintu ruangan rapat. Dengan bergegas mereka segera memasuki ruangan rapat sebab tak mau membuat Tsunade mengeluarkan tanduk amarahnya.

WHY THIS DIFFERENT? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang