Stuck

5.5K 551 61
                                    

Haii akhirnya ketemu lagi~

Adakah yang kangen sama cerita ini?

Kekny gak ada ya😂

Oke tanpa banyak basa-basi langsung aja~

HAPPY READING~

*****

Mereka masih terdiam dengan posisi yang sama. Sasuke yang tenggelam dalam pelukan Sakura, dan Sakura yang masih mengusap bahu Sasuke yang bergetar. Beberapa menit berlalu, Sakura mulai merasakan kakinya keram. Namun ia memilih untuk tetap diam. Satu gerakan kecilnya saja malah membuat Sasuke semakin mempererat pelukannya, membuat Sakura tak bisa bergerak sama sekali.

Matahari sudah terbit dengan sempurna, dua cangkir teh yang tak tersentuh di atas meja pun mulai mendingin. Tangan Sakura masih mengusap pelan bahu dan punggung Sasuke, berusaha untuk memberikan ketenangan.

"Sasuke-kun.." panggil Sakura, saat dirasanya Sasuke tak bergerak.

"......"

Hening. Tidak ada jawaban dari Sasuke. Sakura memiringkan kepalanya bingung. Perlahan, ia mencoba untuk menopang tubuh Sasuke dan merubah posisinya agar menjadi lebih nyaman.

"Sasuke-kun?" Sakura mengangkat wajah Sasuke, menyingkirkan helaian rambutnya yang menutupi wajahnya. Telapak tangan Sakura menyentuh pipi Sasuke yang entah kenapa terasa panas.

"Sasuke-kun!" Sakura berteriak khawatir. Wajah Sasuke memerah, dan suhu tubuhnya tiba-tiba naik. Mata pria itu terpejam dengan ekspresi tak nyaman.

Kepanikan melanda Sakura. Tiba-tiba rasa bersalah menggerogotinya. Ini salahnya. Ia membuat Sasuke menunggu di depan apartment nya di tengah hujan deras. Padahal pria itu pasti juga sangat kelelahan karena tak sempat beristirahat sehabis pulang dari misinya.

Sakura mengusap pipi Sasuke saat pria itu mengerang. Perlahan, mata Sasuke mengerjap lalu terbuka sedikit. Pandangannya memburam, rasanya matanya panas dan pandangannya hanya seperti riak air. Buram, dan tak jelas.

"Sakura." Sasuke memanggilnya dengan suara lirih, membuat Sakura semakin panik. Gadis terus mengusap keringat yang keluar di dahi dan pipi Sasuke.

"Sasuke-kun, masih bisa bangun? Ayo bangun, aku akan membantu menopang tubuh Sasuke-kun." Sakura melingkarkan tangan kanan Sasuke di pundaknya dan menahan pinggang Sasuke dengan tangan kirinya. Ia mencoba menopang berat badan Sasuke yang dua kali lebih besar darinya. Untung saja kekuatan gadis itu jelas melebihi wanita kebanyakan. Sehingga ia tidak begitu kesulitan untuk memapah Sasuke.

Sakura membawa Sasuke kekamarnya dan meletakkannya dikasurnya.

"Sasuke-kun." Panggil Sakura sambil mengusap pipi pria itu. Mata Sasuke yang tadinya terpejam perlahan terbuka, menatap gadis itu sayu.

Sakura menghela napas, ia menyingkirkan poni Sasuke yang basah karena keringat. "Maaf, harusnya aku tahu Sasuke-kun sakit." Ucap Sakura dengan nada bersalah.

"Hmm.." Sasuke menggeleng. Pria itu memejamkan matanya lagi, menikmati usapan lembut Sakura dikepalanya. Tangan kanan Sasuke terangkat, telapak tangannya yang panas mengambil tangan Sakura, menggenggamnya lalu menempelkannya dipipinya.

"Apa aku dimaafkan?" Ia bertanya dengan suara serak. Siapa coba yang tega menjawab tidak jika Sasuke bahkan menatap Sakura dengan mata memelas seperti itu.

Sakura mengulas senyum. Ia menyentuh kedua pipi Sasuke dengan telapak tangannya lalu menunduk hingga dahi keduanya saling menyentuh.

"Uhm.." Sakura menatap lurus jelaga hitam dibawahnya, "dimaafkan." Gadis itu tersenyum lembut.

WHY THIS DIFFERENT? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang