Hari cuti panjangnya sudah berakhir. Gadis merah muda itu sudah bangun sejak pagi, bahkan matahari pun masih belum muncul. Pukul setengah lima pagi, suara osengan terdengar di dapur apartment Sakura. Harum nasi goreng memenuhi ruangan. Sakura mematikan kompor setelah dirasanya nasi goreng yang ia buat sudah siap disajikan.
Gadis itu kemudian berdiri mematung, menatap lurus sewajan nasi goreng yang rasanya terlalu banyak jika hanya untuk dirinya sendiri. Potongan tomat, sosis, dan ayam suwir tercampur merata di dalam nasi gorengnya.
Terlalu banyak tomat.
Gadis itu menghela napas kesal. Ia lupa dan malah membuat nasi goreng sesuai selera Sasuke. Padahal Sakura sendiri tidak begitu suka tomat.
"Biarin 'lah." Ucap gadis itu masa bodo. Setengah kesal sebenarnya.
Ia menuangkan nasi gorengnya kedalam tiga kotak makan terpisah. Setelahnya ia memasukkan ketiga kotak itu kedalam totebag miliknya. Ia akan membawa semuanya ke Rumah Sakit dan membagikannya dengan rekan-rekannya. Tak lupa Sakura mengambil beberapa sendok lalu memasukkannya kedalam totebag nya.
"Sekarang waktunya bersiap-siap." Gadis itu melepas apron yang ia pakai dan melangkah ke kamar mandi. Sebenarnya masih terlalu pagi untuk mandi. Namun, daripada ia ketiduran lagi nanti lebih baik ia segera mandi lalu bersiap-siap ke Rumah Sakit.
Gadis itu kembali ke rutinitasnya yang biasa. Tempat pertama yang akan ia tuju di pagi hari bukan rumah Sasuke lagi melainkan Rumah Sakit. Makanan yang ia buat di pagi hari bukan untuk Sasuke lagi tapi untuk dirinya sendiri.
Rutinitas yang tak terasa biasa lagi. Tanpa Sasuke, gadis itu kembali ke kebiasaan lamanya. Mengabaikan perasaan yang masih mengganjal dihatinya.
*****
Netra hitam Sasuke terpokus mengamati batu kristal kebiruan yang cukup besar. Angin pagi menerbangkan surai hitamnya yang sudah mulai memanjang. Pagi-pagi sekali saat matahari baru terbit pria itu segera menuju ketempat dimana inti kristal berada. Ia meminta pada salah seorang shinobi Iwagakure untuk mengantarnya ketempat itu. Awalnya shinobi itu tampak keberatan. Ia beralasan bahwa tidak ada izin dari Tsuchikage. Namun Sasuke menunjukkan surat perintah misi pada shinobi itu dan 'sedikit' mengancamnya.
"Aku tidak datang kesini untuk main-main. Tsuchikage kalian meminta bantuan pada Konoha untuk menyelidiki kristal sihir sialan itu dan Hokage mengirimku kesini. Jadi jangan mempersulitku. Aku harus segera pulang." Ancam Sasuke dengan tatapan tajamnya.
Shinobi muda itu hanya bisa bergetar ketakutan dan dengan terpaksa mengantar Sasuke ketempat kristal sihir itu berada.
Dan disinilah ia. Tempat inti kristal itu terletak agak jauh dari pusat desa. Letaknya berlawanan dengan laboratorium yang Sasuke datangi semalam. Yaitu ada di pegunungan berbatu dibagian barat desa. Untuk ketempatnya mereka harus mendaki selama kurang lebih 15 menit. Tempat inti kristal itu juga agak sulit untuk dicapai. Sekitarnya dikelilingi oleh tebing tanah berbatu yang cukup tinggi. Sasuke mengerti sekarang mengapa Iwagakure kesulitan untuk membawa batu kristal itu ke pusat desa.
Sasuke melangkah mendekat. Ia melewati tali pembatas yang dibuat di sekililing batu kristal itu. Tangannya terulur, menyentuh kristal biru itu.
Sring!
Sasuke menarik lagi tangannya saat tiba-tiba merasakan energi kuat yang masuk kedalam tubuhnya. Ia agak meringis saat merasakan aliran chakra nya agak kacau. Rasanya seperti chakra nya dan energi dari kristal itu saling bertabrakan. Setelah mengatur kembali aliran chakra didalam tubuhnya ia kemudian mengaktifkan sharingan nya untuk melihat bagian inti dari kristal itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/188452515-288-k373772.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY THIS DIFFERENT? [End]
FanfictionSasuke kembali. setelah dua tahun pergi meninggalkan desa untuk perjalanan penebusan dosanya, lelaki Uchiha itu akhirnya kembali ke Konoha. teman-teman seangkatannya menyambutnya, guru nya yang kini jadi Hokage bahkan menelantarkan tugasnya hanya un...