Beberapa hari setelah natal, Sakura mulai disibukkan dengan penelitian di rumah sakit Konoha. Penelitian tiba-tiba ini dilakukan karena terdapat semacam penyakit musim dingin yang ditemukan di salah satu Kuil Budha yang terletak dibagian selatan Konoha. Padahal kuil itu adalah salah satu kuil yang sangat tertutup, sampai-sampai hampir tidak pernah ada orang pergi kesana. Hanya ada beberapa biksu yang memang mengabdikan dirinya disana.
Namun, tiba-tiba saja surat permintaan tolong dikirim dari kuil itu tepat satu hari setelah natal. Dan baru diketahui kalau ternyata beberapa biksu di kuil itu memiliki gejala yang mirip atas penyakit yang mereka derita. Yaitu ditandai dengan ruam kemerahan disekujur tubuh bahkan hingga kehilangan fungsi suara dan perasa.
Karena itulah Sakura kemudian dipilih oleh Tsunade untuk menjadi ketua yang memimpin penelitian atas penyakit di kuil itu.
"Tidak boleh."
Sakura menghela napas untuk kesekian kalinya. Entah sudah berapa kali jawaban penolakan itu keluar dari mulut Sasuke saat Sakura meminta izin untuk melakukan misi penelitian langsung di kuil tersebut.
"Aku tidak bisa menolak juga, Sasuke-kun. Ini adalah tugasku." Jawab Sakura sekali lagi.
Sasuke menoleh menatapnya tajam. Tatapan yang entah kenapa membuat Sakura agak takut.
"Dari 10 ninja medis yang diperintah menjadi peneliti kenapa hanya kau yang dikirim langsung ke tempat itu? Itu bukan tugas. Hanya rasa penasaranmu kan?"
Telak.
Perkataan Sasuke sepenuhnya benar. Sakura tidak bisa membuka suaranya untuk sekedar memberi alasan. Nyatanya memang sama sekali tidak ada perintah misi untuk mendatangi langsung kuil itu. Karena data yang dimiliki tentang penyakit itu masih kurang, dan Konoha masih tidak tahu seberapa bahayanya penyakit itu sehingga para ninja medis yang diutus menjadi peneliti hanya diperintahkan untuk meneliti dari desa saja. Sedangkan untuk sample penyakit akan diambil oleh ninja veteran utusan Hokage.
Namun, Sakura yang memang pada dasarnya tidak bisa diam, memilih untuk mengajukan diri sebagai peneliti sekaligus pengamat langsung penyakit yang terjadi di kuil itu. Gadis itu tidak bisa mengabaikan rasa penasarannya atas jenis virus yang menjadi penyebab penyakit itu.
"Tapi Sasu--"
"Kau tidak dengar apa kataku?"
Mulut Sakura terkatup rapat. Melihat ekspresi Sasuke yang seakan mengatakan tak ingin dibantah membuat gadis itu tak berani untuk membuka suaranya lagi. Ini pertama kalinya ia melihat Sasuke marah padanya setelah mereka menjalin hubungan. Sakura sadar ini murni salahnya. Ia tahu Sasuke hanya khawatir padanya, dan Sakura seakan tidak memikirkan perasaan pria itu.
Pada akhirnya perdebatan mereka terhenti disana dengan Sakura yang memilih mengalah dan tidak mengungkit soal itu lagi pada Sasuke. Kedua insan itu hanya saling diam. Sama sekali tidak membuka suara mereka meskipun mereka masih duduk bersisian.
****
"Kau bertengkar lagi dengannya?"
Pertanyaan itu keluar dari mulut Ino. Sambil memangku wajahnya ia menatap lurus sahabatnya itu.
"Bukan bertengkar," Sakura menghela napas. "Sasuke-kun tidak mengizinkanku untuk meneliti langsung ke kuil selatan."
Ino memutar matanya jengah. Tidak habis pikir dengan jalan pikiran Sakura. Orang gila mana yang berniat untuk melempar dirinya pada kandang penyakit yang bahkan tidak diketahui asal-usulnya? Hanya Sakura memang.
"Pakailah otak pintarmu, jidat. Sebenarnya apa tujuanmu pergi langsung ke kuil itu? Padahal kau hanya ditugaskan untuk meneliti dari laboratorium di desa saja." Ucap Ino agak kesal dengan Sakura. Gadis itu seakan tidak memikirkan resiko yang bisa saja terjadi padanya.
"Kau tidak curiga karena penyakit itu tiba-tiba saja muncul? Terlebih lagi kuil selatan hampir tidak pernah berinteraksi dengan desa. Aku berniat untuk datang kesana tidak hanya untuk meneliti penyakit itu, tetapi juga untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi!" Kukuh Sakura keras kepala.
"Itu bukan tugasmu. Kau hanya ninja medis, dan tugasmu adalah untuk meneliti. Masalah di luar itu sudah bukan lagi wewenangmu." Balas Ino tak kalah keras kepalanya.
"Untuk kali ini aku berada di pihak Sasuke. Jadi jangan minta bantuanku jika kau berniat untuk menyusun alasan agar Sasuke mengizinkanmu." Sela Ino ketika melihat Sakura hendak membuka suaranya.
Sakura cemberut, mengalihkan wajahnya dari Ino. Entah itu Sasuke ataupun Ino, sepertinya kedua orang itu punya kemampuan cenayang karena selalu saja bisa menebak pikiran Sakura padahal gadis itu belum mengatakan apapun.
****
Sasuke membuka pintu ruang Hokage, mendapati Naruto yang terlihat merecoki pekerjaan Kakashi. Pria itu duduk disamping meja Hokage sambil sesekali mengambil beberapa kertas yang berserakan di atas meja untuk sekedar membacanya.
"Yo, Sasuke!" Sapa Naruto saat melihat Sasuke melangkah masuk.
"Kuil selatan. Kau kan yang memberikan misi itu?" Tanya Sasuke tanpa basa-basi pada Kakashi.
Kakashi yang tengah sibuk menandatangani beberapa berkas menghentikan kegiatannya dan memusatkan perhatiannya pada Sasuke.
"Itu bukan wewenangku. Tsunade-sama yang bertanggung jawab tentang itu." Jawab Kakashi santai.
Dalam otaknya ia sudah bisa menebak apa yang membuat muridnya itu repot-repot menemuinya hanya untuk menanyai tentang misi di kuil selatan. Apalagi kalau bukan karena Sakura terlibat dalam hal itu?
Sasuke mengernyit kesal saat tidak mendapatkan jawaban yang ia inginkan.
"Kuil selatan? Kenapa dengan kuil selatan?" Tanya Naruto penasaran.
"Muncul penyakit menular di kuil itu. Tsunade-sama mengutus beberapa ninja medis untuk menelitinya. Salah satunya adalah Sakura." Jawab Kakashi.
"PENYAKIT MENULAR?!" Teriak Naruto terkejut. Ia sama sekali tidak mendengar tentang hal ini sebelumnya.
"Kau tidak perlu terlalu khawatir jika memikirkan tentang Sakura. Penelitian itu hanya akan dilakukan di dalam desa. Aku juga tidak berniat mengirim murid kesayanganku ke tempat berbahaya seperti itu." Ucap Kakashi sambil memangku dagunya.
"Kau pikir Sakura berpikiran seperti itu?" Tanya Sasuke dengan sedikit nada sinis.
Kakashi menghela napas, menyadari apa maksud dari perkataan Sasuke. Haruno Sakura, satu-satunya murid perempuannya yang tak pernah puas jika rasa penasarannya tidak terpenuhi. Kakashi sudah diberitahu oleh Tsunade perihal Sakura yang meminta izin untuk meneliti secara langsung ke dalam Kuil. Namun tentu saja Kakashi sebagai Hokage tidak mengizinkannya.
"Aku tidak akan mengizinkannya. Kau tidak perlu khawatir." Ucapan Kakashi cukup menjadi sebuah janji di telinga Sasuke. Setidaknya pria itu merasa cukup tenang karena Sakura tidak akan mungkin pergi keluar desa tanpa izin dari Hokage.
"Tunggu! Apa hanya aku yang tidak mengerti apa yang kalian bicarakan disini?" Sela Naruto dengan wajah kesal. Pria itu bangkit dari duduknya dan berdiri diantara Kakashi dan Sasuke.
"Jelaskan! Apa sih yang kalian bicarakan sejak tadi?!" Tanya Naruto penasaran setengah mati.
Sasuke hanya mendengus, lalu berbalik keluar ruangan tanpa menjawab pertanyaan Naruto.
"HEI TEME JAWAB AKU DULU!"
****
See you on the next chapter~
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY THIS DIFFERENT? [End]
FanficSasuke kembali. setelah dua tahun pergi meninggalkan desa untuk perjalanan penebusan dosanya, lelaki Uchiha itu akhirnya kembali ke Konoha. teman-teman seangkatannya menyambutnya, guru nya yang kini jadi Hokage bahkan menelantarkan tugasnya hanya un...