Christmas Date

3.1K 377 54
                                    

Pagi di hari natal tampaknya diberkati oleh Tuhan. Cahaya matahari bersinar lumayan terang, salju pun sudah berhenti pagi ini. Suhu udara lumayan naik hari ini, setidaknya tidak sedingin hari-hari sebelumnya. Udara sejuk yang menerpa kulit sepertinya membuat kedua insan yang terlelap itu semakin sulit untuk terbangun. Di sebuah kasur single yang tak terlalu besar tampak dua orang yang masih asik terlelap. Tenggelam dalam balutan selimut tebal.

"Ngghh.." suara erangan serak terdengar bersamaan dengan kelopak mata yang terbuka sedikit. Iris hijau itu tampak sayu karena masih sangat mengantuk.

"Aku lapar.." gumam Sakura dengan suara serak. Namun karena masih sangat mengantuk gadis itu malah semakin menyamankan dirinya dalam pelukan Sasuke.

Sasuke yang sebenarnya juga sudah bangun sejak tadi semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil Sakura.

"Sasuke-kun--" Sakura kembali memanggil dengan suara serak dan mata yang masih terpejam. "--aku lapar."

"Hmm..." Sasuke hanya bergumam tak jelas. Pria itu malah menarik selimut mereka hingga tubuh Sakura tak terlihat sepenuhnya. Memeluk tubuh gadis itu erat, Sasuke mengukung tubuh Sakura dengan tangan dan kakinya.

"Aku laparrr!" Rengek Sakura sambil berusaha melepaskan diri dari kukungan tubuh Sasuke. Pria ini tidak sadar apa kalau tubuhnya itu besar. Kan sesak juga kalau dipeluk seperti itu.

"Sebentar lagi." Ucap Sasuke dengan suara serak. Pria itu malah semakin erat memeluk Sakura dan menjadikan gadis itu sebagai gulingnya.

"Dibilang aku lapar!" Sakura mencubit punggung Sasuke yang dipeluknya. Meskipun mata gadis itu masih setengah terpejam namun raungan diperutnya sudah menuntut untuk diisi.

"Masih ada sisa daging semalam." Sasuke bergumam malas. "Makan saja itu."

Sakura merengut kesal. Mata gadis itu kini telah terbuka sempurna meskipun wajahnya tampak sangat berantakan karena baru bangun tidur.

"Bagaimana aku bisa makan kalau Sasuke-kun menjadikanku guling seperti ini? Yang butuh makan itu tubuhku, bukan rohku." Sungut gadis itu kesal.

Menghela napas, akhirnya pria Uchiha itu memilih untuk mengalah kemudian melepaskan pelukannya pada Sakuranya. Tanpa babibu Sakura langsung bangkit, mengambil kuncir rambut yang Sasuke belikan di atas laci lalu menguncir rambutnya asal. Sepertinya rambutnya sudah mulai memanjang. Haruskah ia potong lagi?

"Aku mau buat sandwich. Cepat bangun kalau Sasuke-kun juga mau." Ucap gadis itu sambil mengusap rambut hitam Sasuke singkat lalu melenggang keluar kamar.

Mata Sasuke mengerjap lalu terbuka. Tubuhnya tengkurap memeluk bantal hingga lengannya yang terbuka terlihat. Seulas senyum tipis terukir dibibirnya, masih menikmati momen kecil saat Sakura mengusap kepalanya. Kebiasaan baru gadis itu yang sangat Sasuke sukai.

Matanya kembali terpejam meski senyumannya masih tak lepas. Rona bahagia tampak jelas meskipun ia berusaha untuk tidak memikirkannya. Pagi hari yang sempurna di hari natal, terbangun dengan Sakura dalam pelukannya. Sepertinya hari ini akan sempurna untuknya.

****

Membuat sandwich dengan daging ham dan selada adalah hal paling mudah yang bisa ia lakukan pagi ini. Saking malasnya, gadis itu tidak mau membuat sarapan yang terlalu ribet. Setelah memanggang empat lembar roti, Sakura mengolesinya dengan mayonaise dan menambahkan beberapa lembar tomat, timun, selada, dan terakhir dua lembar ham dimasing-masingnya. Sandwich ala Sakura pun akhirnya jadi.

Gadis itu meletakkan dua piring berisi sandwich untuknya dan Sasuke lalu mengambil susu dikulkas dan menuangkannya kedalam dua gelas. Setelah meletakkan dua gelas susu diatas meja gadis itu melirik kearah jam dan melihat waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Waktu yang sangat terlambat untuk sarapan pagi.

WHY THIS DIFFERENT? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang