After Fight

5K 515 42
                                    

Dua minggu berlalu sejak pertengkaran mereka. Semua terlihat baik-baik saja, setidaknya begitu untuk saat ini. Satu hal yang berbeda hanya bagaimana sikap Sasuke yang jadi semakin tak bisa lepas dari Sakura. Kesibukan Sakura yang memaksa gadis itu untuk menghabiskan separuh waktunya di Rumah Sakit membuat waktu bersama mereka berkurang.

Jadi sebagai solusinya, Sasuke selalu mengikuti Sakura ke Rumah Sakit. Ia akan datang kerumah gadis itu pagi-pagi buta, membuatkan sarapan, lalu mengantar Sakura ke Rumah Sakit. Setelah itu ia hanya akan menunggu di ruangan Sakura sampai jam 11 siang. Setelah hampir jam makan siang, Sasuke akan pulang. Membuatkan makan siang dan kembali ke Rumah Sakit. Mereka akan makan siang bersama, lalu begitu waktu istirahat Sakura habis Sasuke masih akan menunggu di ruangan gadis itu sampai ia pulang.

Kegiatan seperti itu bagai menjadi rutinitas baru Sasuke. Setidaknya untuk saat ini. Terkadang, ia akan mendapat misi ringan yang tidak perlu waktu menginap. Biasanya ia akan melakukan misinya setelah mengantar Sakura kerumah Sakit dan meminta izin. Pria itu tetap akan mengusahakan untuk kembali sebelum jam makan siang. Sekalipun harus melewatkan makan siang bersama, Sasuke akan tetap mengusahakan bisa kembali sebelum jam kerja Sakura habis.

Mengantar dan menjemput gadis itu sudah menjadi kewajiban barunya.

"Sudah selesai?" Tanya Sasuke ketika melihat Sakura keluar dari lobby Rumah Sakit. Hari ini ia ada misi dan terpaksa harus melewatkan jam makan siang bersama Sakura. Syukurlah misinya selesai sebelum jam pulang Sakura sehingga Sasuke masih bisa menjemputnya.

Masih dengan pakaian misinya, Sasuke melangkah mendekati Sakura lalu meraih tangan kiri gadis itu dan menggenggamnya.

"Uhm, Sasuke-kun baru pulang misi?" Tanya Sakura.

Sasuke mengangguk, "maaf karena tidak bisa makan siang bersama." Ucap pria itu.

Sakura mengulas senyum dan menggeleng singkat. "Tidak perlu minta maaf. Sasuke-kun tak harus memaksakan diri untuk selalu sarapan, makan siang, dan makan malam bersamaku."

"Aku tidak terpaksa." Jawab Sasuke dengan nada yang agak tak enak didengar. Sepertinya pria itu kesal. Sakura mengalihkan tatapannya, menahan tawanya.

"Sudah lama aku tidak memasak. Makan malam hari ini aku yang memasak ya, Sasuke-kun?" Sakura mendongak, menatap pria itu berbinar.

Sasuke sedikit menunduk, mendapati emerald cerah yang menatapnya penuh harap. Ia tersenyum tipis, "Tidak. Aku yang akan memasak."

Sakura mengerucutkan bibirnya kesal. Ia mengalihkan wajahnya, tak mau menatap Sasuke. "Kenapa? Kau tidak suka masakanku?" Tanya Sakura agak sarkas.

Sasuke mengernyitkan alisnya, lalu menghentikan langkahnya paksa. Sakura yang tangannya digenggam erat terpaksa ikut terhenti juga. Gadis itu terkesiap saat tubuhnya tersentak kebelakang karena Sasuke menariknya mendekat.

Sasuke menunduk, menempelkan dahinya pada dahi Sakura. "Kau?"

Satu kata keluar dari mulutnya dengan nada yang terdengar dingin. Membuat Sakura menghela napas, sadar akan kesalahan bicaranya.

"Sasuke-kun." Ralat Sakura.

Sasuke tersenyum puas, lalu menjauhkan kembali wajahnya dan melanjutkan langkahnya. Sakura diam-diam mencibir kesal. Pria itu jadi sangat sensitif sejak pertengkaran mereka sebelumnya. Jika Sakura menyebut pria itu dengan kata 'kau' atau hanya 'Sasuke' saja maka pria itu akan langsung marah.

WHY THIS DIFFERENT? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang