Part 43 Kenyataannya

4.2K 354 9
                                    

Reswara POV

Aku mengenakan kaus pendek putih kemudian kemeja panjang hitam yang sudah Inda siapkan.

Selagi mengancingkan baju, aku memerhatikan diriku di cermin. Entah kenapa dia memilih kemeja hitam begini, padahal aku tidak sedang berkabung.

Aku menoleh sesaat ketika mendengar pintu terbuka. Terdengar Inda melangkah mendekat, kemudian berdiri di sampingku.

"Kenapa? Begitu banget liatinnya?" tanyaku sambil kembali mengancingkan.

"Damage-nya Maa Syaa Allah," gumamnya membuatku lantas berbalik menghadap Inda.

Keningku mengernyit, tetapi ia malah tertawa pelan.

"Sini, biar aku bantu." Inda langsung mengambil alih kegiatanku. Dia mengancingkan kemejaku dan menyisakan satu yang teratas. Tak lupa dia juga merapikan bagian kerahnya.

"Coba kalau ditambah dasi panjang yang warnanya dark grey atau navy," gumamnya tanpa melirikku.

"Kamu kenapa, sih?" bingungku.

"Nggak. Keren aja," kekehnya sambil mendongkak.

"Sini tangannya!" Tanpa protes aku mengangkat tanganku.

Ternyata Inda menggulung lengan kemejaku hampir sepertiga.

"Selesai." Tampak ia menyunggingkan senyuman puas.

Setelah mendaratkan kecupan singkat di pipi kananku, ia mengambilkan tas slempang milikku kemudian pergi begitu saja. Sebenarnya Inda itu kenapa? Aneh sekali gelagatnya.

Aku membuang napas panjang kemudian mengambil arloji, lalu mengenakannya.

Aku langsung saja berjalan menuju meja makan. Ternyata Inda sedang memasak nasi goreng.

Aku duduk, memerhatikannya. Hal tersebut membuat kedua sudut bibir ini tertarik melengkung ke atas.

"Hari ini Mas langsung ke pabrik apa nggak?" tanya Inda ketika ia tengah sibuk berkutat dengan penggorengan.

"Kayaknya iya. Soalnya ada something problem mengenai pengiriman barang minggu kemarin."

"Pulangnya malam ya?"

"Mungkin. Mas juga kurang tau selesainya kapan. Memangnya kenapa?"

"Nggak. Aku tanya aja."

Tak perlu waktu lama Inda selesai dengan masakannya. Langsung saja ia menyajikan nasi goreng tersebut ke atas meja.

Aku yang sudah merasa lapar, lantas langsung menyantapnya.

"Enak, gak?" tanyanya.

"Enak."

"Mau ayam kecapnya, gak?"

"Nggak, udah ini aja."

"Hari ini gak usah makan ke kantin, ya! Aku  buatkan bekal buat Mas Ares," ucapnya sembari mengambil sebuah kotak makan.

Cinta Guru Agama (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang