Part 41 Problem

4K 313 20
                                    

Reswara POV

"Bukunya dikumpulkan ke Panji, dan Panji tolong bawakan ke meja saya," pintaku kepada Panji ketua kelas.

"Siap, Pak!" serunya kemudian mulai mengumpulkan buku tugas.

"Yang tugas kelompok, saya tunggu sampai dua pertemuan selanjutnya. Dan untuk ketua, tolong kirimkan lewat email saya!"

"Baik, Pak."

"Assalamualaikum?"

"Waalaikumsalam."

Ketika hendak berjalan keluar, ponselku bergetar. Ternyata sebuah panggilan dari kantor.

"Assalamualaikum, Pak?" ucap sekretarisku.

"Waalaikumsalam. Ada apa?"

"Tadi ada telepon dari Pak Rudy CV Delando, katanya ada beberapa masalah pengiriman barang. Oleh karena itu mereka minta menemui Bapak secepatnya."

"Kalau begitu kamu atur saja kapan dan di mana Pak Rudy bisa menemui saya."

"Baik. Kalau begitu saya akan segera menghubungi beliau lagi. Assalamualaikum, Pak?"

"Waalaikumsalam."

Aku memutus sambungan telepon kemudian memasukkan ponsel ke dalam saku.

"Ini, bukunya langsung dibawa ke meja Bapak, 'kan?" tanya Panji tiba-tiba, membuatku sedikit terhenyak.

"Ngagetin saya aja kamu," desahku.

"Saya 'kan bicaranya biasa, Pak. Saya nggak teriak-teriak. Bapak lagi ngelamun, yaaa?"

"Apaan sih, kamu ini?" Aku tersenyum kecil kemudian berjalan bersama Panji.

"Pak, jadi guru itu enak gak sih?" tanyanya tiba-tiba.

"Ya ... enak gak enak. Semua pekerjaan yang dilakukan memang ada kelebihan dan kekurangannya."

"Gak enak kenapa?"

"Ya ... harus ekstra sabar menghadapi murid bandel, meriksa tugas-tugas yang banyak, merangkum materi, belum lagi kalau pas mendekati PAS atau ujian," jelasku membuat Panji ber-oh panjang.

"Terus enaknya?"

"Awet muda," kekehku.

"Itu doang enaknya?"

"Ya ... banyak." Salah satunya, punya istri, imbuhku di dalam hati.

"Kalau kamu mau jadi guru, saya doakan semoga bisa tercapai."

"Aminin aja dulu deh, siapa tau beneran," kekehnya.

"Pak Ares!" teriak seseorang membuatku lantas menghentikan langkah.

Ternyata Alina. Anak perempuan itu setengah berlari menghampiriku.

"Ada apa?" tanyaku ketika ia sudah sampai.

"Pak, materi kemarin itu saya masih kurang paham," ucap Alina, murid baru di kelas dua belas.

Aku juga merasa bingung, mengapa anak itu pindah sekolah, padahal tinggal setahun lagi kelulusan.

Cinta Guru Agama (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang