Reswara POV
"Bangun!" ujarku seraya mencolek pipi Inda.
Namun, dia hanya bergumam tidak jelas. Baru saja aku pulang dari sekolah, sudah melihat pemandangan seperti ini.
"Jam segini kok tidur?" Aku coba menggoyangkan pundaknya.
Tidak biasa Inda tidur jam sepuluh pagi begini. Di sofa pula.
"Aku capek Mas ...," racaunya.
"Memangnya kamu habis ngapain?"
"Aku tadi beres-beres rumah, masak, nyuci," jawabnya lemah.
Tanganku terulur mengusap pucuk kepalanya.
"Udah mandi belum?" Bukan tanpa sebab aku bertanya demikian. Itu karena Inda masih mengenakan baju tidur semalam.
"Nanti, sekaian sore."
"Jorok kamu."
"Aku ngantuk Mas, ih. Jangan gangguin terus," gerutunya.
"Makanya mandi dulu, biar segar mukanya."
"Hmm, iya-iya ...."
"Nah, gitu dong."
"Tapi gendong," manjanya.
Sudah mau lulus SMA masih saja minta digendong.
"Iya." Aku berjongkok memunggunginya.
Tanpa malu-malu Inda langsung naik ke punggungku. Aku sedikit keberatan ketika hendak berdiri. Ternyata lumayan juga bobot Inda sekarang. Apa mungkin karena kerjaannya hanya berdiam di rumah?
"Jangan cepet-cepet jalannya. Biar aku bisa lama di sini," gumamnya.
"Pegangan! Mas mau lari nih."
"Ish jangan," geramnya sambil menepuk pelan pundakku.
"Turun," titahku ketika kami sudah sampai di depan pintu kamar mandi.
Ogah-ogahan Inda menuruni punggungku.
"Yah ... padahal enak tiduran di situ," gerutunya.
"Mau mandi sendiri atau ...."
"Gak usah, aku bisa sendiri!" selanya.
Raut wajahnya kini tampak segar. Mungkin dia takut kalau aku melanjutkan pertanyaanku.
"Ya udah sana mandi. Sayang ...."
"Jangan panggil begitu. Aku malu tau ...."
"Loh, ini 'kan bukan pertama kalinya."
"Ya ... tetep aja aku malu." Ia menunduk.
"Jadi?"
"Apa?" Kedua alisnya naik.
"Mau sendiri atau--"
"Oke aku bisa sendiri. Bye!" ketusnya lalu masuk ke dalam kamar mandi.
Hm ... mungkinkah itu cara yang ampun untuk membuatnya terjaga?
"Mas!?" teriaknya ketika aku hendak pergi.
"Kenapa?" balasku sedikit keras.
"Maaf dan tolong ... ambilin handuk aku di belakang dong."
"Tunggu sebentar." Aku melenggang ke halaman belakang dan mengambil handuknya yang bertengger manis di tiang jemuran.
"Inda?" Aku mengetuk pintu kamar mandi.
"Sebelum aku buka pintu, Mas balik badan sana!" teriaknya.
"Kenapa?"
"Ya pokoknya Mas gak boleh nengok." Aku mendesah kecil dan berbalik sesuai perintahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Guru Agama (TAMAT)
Подростковая литератураReswara adalah seorang guru Pendidikan Agama Islam yang dijodohkan dengan Anindya---gadis yang tak lain merupakan anak didiknya sendiri. Keduanya tidak bisa menolak perjodohan tersebut dan harus menerima dengan lapang dada. Namun, bisakah cinta tumb...