Anindya POV
"Inda ...?" Mas Ares mengusap tanganku lembut.
"Tau ah, aku ngambek."
"Ya terus mau gimana lagi?" Ia membuang napas panjang.
"Atuh aku teh pingin seblak!" Andai aku bisa mengatakan hal tersebut. Namun, sepertinya hanya bisa berkeliaran di benak saja.
"Ngantuk ah." Aku berbaring membelakanginya.
"Gak baik loh tidur membelakangi suami."
"Aku ngantuk."
"Ya udah." Dia turut berbaring dan memelukku dari belakang.
"Gak usah peluk-peluk!" ketusku.
"Tapi maunya peluk, gimana dong?"
"Pikirannya kok sekarang gitu sih, ngeselin banget."
"Mas 'kan sudah bilang ... kalau kamu itu milik Mas," gumamnya.
"Ah iya, kamu belum konfirmasi data study tour sama Pak Erwin?" Aku membalik.
"B-belum."
"Kenapa?"
"Hmm ... malu ngomongnya," lirihku.
Mas Ares menopang kepalanya menghadapku.
"Besok bicara sama Pak Erwin ya!"
"I-iya." Aku merasa gugup dan salah tingkah ditatapnya begini.
"Inda ...?" Ia mendongkakkan daguku.
"A-apa?"
"Mau ...." Bola mataku terbelalak.
"Gak mau ih." Aku memalingkan wajah.
"Mau minum apa nggak? Biar mas sekalian bawa."
"O-oh." Aku merasa malu sendiri.
Otakku traveling. Ya Allah maafkan! jeritku dalam hati.
"Kenapa? Pikiranmu ke mana?" kekehnya.
"Ih ... nyebelin," cicitku sambil mencubit perutnya.
"Auwh, dedek bayinya sakit,""ringisnya.
Aku semakin kesal dengan kelakuannya.
"Nyebelin ...." Aku hendak berbalik, tetapi ia menahan tubuhku.
"Sekarang tidur ya," ujarnya sambil mengecup lembut keningku.
"Hmm."
"Sayang ...?"
"Inda! Panggil aku Inda!" Mataku kembali terbuka menatapnya.
"Sayang Sayang Sayang ...," ejeknya.
"Mau aku cubit lagi? Jangan ngeselin terus dong," keluhku.
"Iya-iya ...."
"Mas boleh minta sesuatu?"
"Apa?" Positive thinking Inda!
"Besok ... ke sekolah pake kerudung ya?" ujarnya hati-hati. Mungkin dia takut menyinggungku.
"A-aku ... belum siap berhijab."
"Kebaikan itu seperti mati. Tidak akan siap jika tidak dipersiapkan," gumamnya lembut.
Mungkin Mas Ares benar. Apa ini sudah waktunya aku untuk berhijab? Ya ... minimal berkerudung.
"Mas tidak akan memaksa kamu. Tapi Mas berharap dari itu," imbuhhnya.
"Hmm." Aku hanya balas gumaman kecil.
***
Ternyata ... kalau dilihat-lihat aku pantas juga dengan pakaian tertutup begini. Bahkan terkesan kalem dan ... imut. Aku tersenyum sendiri memikirkan hal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Guru Agama (TAMAT)
Novela JuvenilReswara adalah seorang guru Pendidikan Agama Islam yang dijodohkan dengan Anindya---gadis yang tak lain merupakan anak didiknya sendiri. Keduanya tidak bisa menolak perjodohan tersebut dan harus menerima dengan lapang dada. Namun, bisakah cinta tumb...