" Menurut kamu? Sikap dia ke aku gimana? " Tanya Elvano sebaliknya.
" Iya normal. Wajar kan sahabat kek gitu sama sahabatnya sendiri. " Jawab Lauren tanpa pikir panjang.
" Jadi, kamu bolehin aku dipeluk peluk sama Eunike? Dipegang pegang sama Eunike?" Tanya Elvano sinis.
" Bukan gitu, tapi kamu pasti tau. Eunike yatim piatu, dia kesepian. Dia butuh kamu, dia cuman punya kamu dihidupnya, kamu sahabatnya. Sekarang sikap kamu ke dia begini, aku juga jadi ikutan sakit hati El. " Jelas Lauren seraya menyisir rambut Elvano dengan tangannya.
" Jadi kamu se- "
" Kalau aku yang ada diposisinya Eunike. Udah sehancur apa diri aku? Sedangkan dulu kalian sahabatan udah lama. Sekarang sikap kamu beda? Aku liat sikap kamu itu bener bener cuek ke dia. Dia cuman butuh perhatiannya kamu El sebagai seorang sahabat. " Potong Lauren.
" Kamu laki laki seharusnya nggak boleh gitu sama perempuan. Semua makhluk harus kamu hargain dan hormati. Tanpa ada perempuan? Emang kita lahir disini? Gak akan lahir El, tolong hargain perempuan. Perasaan kita lembut, jangan digores gitu aja. Hargain semua perempuan, walaupun kamu anggep dia pengganggu. Tetap hargain, jangan sampai omongan atau sikap kamu melukai perasaan orang lain. " Ujar Lauren.
Elvano yang mendengarkannya hanya menghela nafasnya lalu berdiri. Lauren yang bingung, langsung serempak mengikuti Elvano berdiri.
Elvano hanya menggelengkan kepalanya lalu tersenyum mengejek.
" Udah selesai ngomelnya ibu? " Sindirnya.
" KURANG AJAR YA LO! DINASEHATIN MALAH NGELUNJAK! " Teriak Lauren lalu mencubit kencang pinggang Elvano.
" Aaaaaaaa sakitt!!!! udahh Renn udahhh!! Iya iya ampunn! Maaff!! Janji! Lain kali gak gitu lagiii! Huaaaaa!!! Ren maaff! Sakitt pinggang El!!! " teriak Elvano.
Lauren yang puas hanya menertawakannya. Sementara Elvano, membuka kancing bajunya dan melihat bekas cubitan Lauren yang sangat merah.
" Ngapain? " Tanya Lauren heran ketika Elvano membuka bajunya.
" ini liat ni! Merah ulah lo! Gue bales nangis nanti! "
" Dih "
Mereka pun adu mulut. Setelah kejadian tersebut, Elvano berinsiatif untuk membelikan minuman, karena melihat Lauren yang kepanasan dan berkeringat.
" Tunggu sebentar " Ucapnya, lalu pergi.
" dia mau kemana? "
Tak lama kemudian, terlihat Elvano datang dengan dua buah kelapa di tangannya.
Lauren pun menoleh kearahnya lalu tersenyum heran.
" Ini buat lo, minum. Sampe keringetan gitu " Ujar Elvano.
" Makasih, tau aja lo gue aus. "
" gimana gatau. Tubuh lo basah tuh keringet banyak banget. Dai tadi juga kipas kipas tangan mulu " Jawab Elvano.
Mendengar alasan Elvano, refleks. Lauren langsung melihat bajunya.
Ternyata benar, baju hitamnya lepek sekali.
" E-eh? "
Elvano pun menoleh dan paham.
" Minum dulu, nanti ke toko baju. " ucapnya.
" O-oke ma-makasih " Jawab Lauren dengan senyuman canggung.
" Lo kepanasan kan? Abis ke toko baju mau ikut gue? Tempatnya adem. " Ajak Elvano melihat kearah Lauren yang sedang meminum kelapa muda yang diberikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JANJI KAKEK - ELVANO & LAUREN
Teen FictionElvano dan Lauren, dua orang yang tak saling mengenal. Dipertemukan oleh sebuah janji dari kakek mereka. Kakek Adi dan Kakek Frans, dua orang kakek yang menemukan dua hati menjadi satu cinta.